tidak semua nabi diberikan kitab, dari 25 nabi yang dikisahkan hanya ada taurat 
kepada Nabi Musa, Zabur kepada nabi Daud, Injil kepada nabi Isa, dan Al qur'an 
kepada Muhammad saw. Selain itu ada suhuf kepada Nabi Ibrahim. Secara verbal, 
wahyu berhenti pada Al qur'an, tetapi yang non verbal, maka wahyu tidak pernah 
berhenti, sebagaimana sifat wajib Allah yaitu maha Mutakalliman, cuma jangan 
merasa karena menerima wahyu lantas Ge eR menjadi nabi.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Kam, 22/4/10, Bang Mossad <bangmos...@yahoo.com> menulis:

Dari: Bang Mossad <bangmos...@yahoo.com>
Judul: Bls: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama 
bukanlah syariat Islam tapi buatan manusia Penindas
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 22 April, 2010, 1:44 PM







 



  


    
      
      
      Salamun alaikum, 

Sekedar mau nambahin aja abah, supaya lebih jelas, Bahwasanya Allah juga 
menurunkan wahyu Nya kepada lebah....



Dan Rabbmu

mewahyukan kepada lebah:”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon

kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”. (QS. 16:68) 



____________ _________ _________ __

Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id>

Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com

Terkirim: Kam, 22 April, 2010 12:15:01

Judul: Ralat catatan kaki <= Re: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah 
syariat Islam tapi buatan manusia Penindas



Ralat pada catatan kaki

Tertulis:

(*)

Nabi Muhammad SAW adalah Khaatamun Nabiyyin, Penutup Nabi-Nabi (33:40), jadi 
sesudah beliau wahyu tidak turun lagi kepada manusia, berhubung Allah hanya 
menurunkan wahyu dan Kitab kepada para Nabi (2:213). Ada pengecualian, yaitu 
Allah menurunkan wahyu kepada Ibu Musa, namun beliau bukan Nabi karena 
kepadanya tidak diberikan Kitab.

(**)

Nabi Muhammad SAW adalah Khaatamun Nabiyyin, Penutup Nabi-Nabi (33:40), jadi 
sesudah beliau wahyu tidak turun lagi kepada manusia, berhubung Allah hanya 
menurunkan wahyu dan Kitab kepada para Nabi (2:213). Ada pengecualian, yaitu 
Allah menurunkan wahyu kepada Ibu Musa, namun beliau bukan Nabi karena 
kepadanya tidak diberikan Kitab.

Seharusnya:

(*)

Nabi Muhammad SAW adalah Khaatamun Nabiyyin, Penutup Nabi-Nabi (33:40), jadi 
sesudah beliau wahyu tidak turun lagi kepada manusia, berhubung Allah hanya 
menurunkan wahyu dan Kitab kepada para Nabi (2:213). Ada pengecualian, yaitu 
Allah menurunkan wahyu kepada Ibu Musa, namun beliau bukan Nabi karena 
kepadanya tidak diberikan Kitab.

(**)

Ditaruh di antara dua tanda kutip, berhubung itu bukan khalifah sungguhan, 
karena khalifah sungguhan itu punya daerah kedaulatan. Seperti diketahui 
"khalifah" Qadianisme TIDAK punya daerah kedaulatan sendiri, melainkan cuma 
berlindung di bawah daulah United Kingdom.



Fyi, di [...@ntau-net] dullatip pakai nama Taufik Malin(g)

Gayung bersambut, kata berjawab. Mulai sekarang, saya bersikap keras, beginilah 
cara saya menyambut gayung, menjawab kata si pungo findamentalist dullatip 
taufik malin(g) yang antek American Zionism, yang suka menjual nama Allah 
sambil mencerca memaki-maki para ulama.

HMNA



----- Original Message ----- 

From: "abdul" <latifabdul777@ yahoo.com>

To: <wanita-muslimah@ yahoogroups. com>

Sent: Thursday, April 22, 2010 06:23

Subject: [wanita-muslimah] UU Penodaan Agama bukanlah syariat Islam tapi buatan 
manusia Penindas

Sering kita membaca dan mendengar baha ulama2 Islam Fundamentalis ini menolak 
hukum manusia, mereka menginginkan hukum2 ALLAH ditegakan..



Sekarang malah mereka yang menyokong dan menganjurkan membuat UU Penodaan 
agama...menjadi peraturan pemerintah agar mereka bisa mealkukan 
perbuatan==penindas an==kpd golongan2 Islam yg di anggapnya mendai agama, 
walupun berbeda penafsiran ayat2 ALLAH itu adalah sunattullah.



Lucu bukan? 

Bagaimana respond NUR cs ?



############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
######### ##

HMNA:

Ou la la, vervelende vent, alle joden, dullatip taufik malin(g) fundamentalist 
JIL antek / budak state terrorist American Zionism, yang doyan jual Nama Allah, 
berdirilah di depan cermin, pandang baik-baik sosok yang waang saksikan, di 
situ terpampang tampang the real koppig fundamenalist yang yang tulisannya 
hasil dorongan SETAN dan tidak pernah kembali kejalan yg lurus, yaitu 
fundamentalist pungo dullatip yang infidel MERUSAK ISLAM DARI DALAM, musang 
berbulu ayam, menentang Allah, menganggap hukum Allah, yaitu sanksi cambukan 
itu primitif dan jahiliyah: Pezina perempuan dan pezina laki-laki setiap orang 
dari keduanya mendapatkan dera seratus cambukan (QS 24:2). dul-dullatip taufik 
malin(g) lebih keji / kejam dari seorang pembunuh



UU Penodaan agama...menjadi peraturan pemerintah ? dul-dullatip taufik malin(g) 
jabrut, bodoh seperti keledai dungu, asal menulis saja, tidak tahu persoalan, 
itu Undang-Undang kedudukannya lebih tinggi dari Peraturan Pemerintah. Itu 
Undang-Undang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama-sama dengan 
Pemerintah. Itu DPR mewakili seluruh rakyat Indonesia.

dul-dullatip taufik malin(g) jabrut yang pungo, menuduh seluruh Rakyat 
Indonesia dan Pemerintah RI sebagai Penindas 



Saya punya respond ? UU Penodaan agama itu adalah "law enforcement" untuk 
memasukkan kedalam penjara orang-orang antara lain seperti dullatip dan 
ahmadiyah qadiyan ()qadiyanisme) yang menysup merusak Islam dari dalam dengan 
menjadikan Al-Quran sebagai pembenaran, ini contohnya:



Di samping Allah yang Mutakallim yang dijadikan pembenaran oleh Qadianisme 
tentang adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW, saya dapatkan pula pembenaran 
dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad ("Khalifah"( **) ke-3 Qadianisme), yang 
kitabnya itu ada dalam perpustakaan pribadi saya.

-- WALDzYN YUaWMNWN BMA ANZL ALYK WMA ANZL MN QBLK WBALAKhRt HM YWQNWN (S. 
ALBQRt, 2:4), dibaca: walladzi-na yu'minu-na bima- unzila ilaika wama- unzila 
min qablika wabil a-khirati hum yu-qinu-n, artinya: 

-- Dan orang-orang yang beriman kepada (Kitab) yang diturunkan kepada engkau 
(hai Muhammad) dan (Kitab-Kitab) yang diturunkan sebelum engkau dan dengan 
(hari) akhirat mereka itu yakin.



Dalam "Tafsir" Bashiruddin Mahmud Ahmad (BMA) potongan ayat wabil a-khirati hum 
yu-qinu-n diterjemahkan:

-- and they have firm faith in what is yet to come (dan mereka yang teguh 
keyakinannya tentang apa yang akan datang). Ini ditafsirkannya sebagai "the 
message or revelation which is to follow" (risalah atau wahyu yang akan 
menyusul). Jadi jelas, Qadiyanisme memperalat ayat [2:4] sebagai pembenaran 
akan turunnya wahyu ataupun datangnya nabi membawa risalah setelah Nabi 
Muhammad SAW. 



Padahal kata ALAKhRt lawannya ALAWL, sedangkan kata ALAWL ini tidak didapatkan 
dalam ayat [2:4], melainkan QBL (qabla), yaitu dalam potongan ayat ANZL MN QBLK 
(diturunkan sebelum engkau). Adapun lawan kata QBL adalah B'AD (ba'da) = 
sesudah. Tidak ada kata B'AD dalam potongan ayat WBALAKhRt HM YWQNWN. Dengan 
demikian pemaknaan ALAKhRt = risalah atau wahyu yang akan menyusul oleh 
Qadiyanisme sangatlah diakal-akali, amat dipaksakan. 



BMA menyepelekan bahasa Al Quran. Dalam do'a "sejagat" yang diajarkan Allah 
kepada kita semua hambaNya: rabbana- a-tina- fid dunya- hasanataw wa fil 
a-khitari hasanatan, menunjukkan bahwa akhirat adalah lawannya dunia. Di mana 
ada termaktub kata dunya- dalam ayat-ayat sebelum "wabil a-khirati hum 
yuwqinuwn? Tidak ada. Yang ada termaktub adalah kata ming qablika. Seperti 
disebutkan di atas lawan QBL adalah B'AD. Jadi kalau yang dimaksudkan: the 
message or revelation which is to follow, maka redaksinya bukanlah "wabil 
a-khirati hum yuwqinuwn", melainkan "wa ma- unzila min ba'dika". (QBL dan B'AD 
kalau didahului min, dibaca ming qablu, mim ba'du. Jika diikuti dhamir dibaca 
min qablika, ming qablihi, mim ba'dika, mim ba'dihi). WaLlahu a'lamu bisshawab

------------ ---------

(*)

Nabi Muhammad SAW adalah Khaatamun Nabiyyin, Penutup Nabi-Nabi (33:40), jadi 
sesudah beliau wahyu tidak turun lagi kepada manusia, berhubung Allah hanya 
menurunkan wahyu dan Kitab kepada para Nabi (2:213). Ada pengecualian, yaitu 
Allah menurunkan wahyu kepada Ibu Musa, namun beliau bukan Nabi karena 
kepadanya tidak diberikan Kitab.

(**)

Nabi Muhammad SAW adalah Khaatamun Nabiyyin, Penutup Nabi-Nabi (33:40), jadi 
sesudah beliau wahyu tidak turun lagi kepada manusia, berhubung Allah hanya 
menurunkan wahyu dan Kitab kepada para Nabi (2:213). Ada pengecualian, yaitu 
Allah menurunkan wahyu kepada Ibu Musa, namun beliau bukan Nabi karena 
kepadanya tidak diberikan Kitab.

http://waii- hmna.blogspot. com/2010/ 03/914-allah- yang-mutakallim. html



############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
######### ######### ######### #



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke