http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2010/05/07/5406.html
Jumat, 7 Mei 2010, 11:43:57 WIB Indonesia Miliki Tugas Sejarah Mengembalikan dan Membangun Kejayaan Islam Jakarta: Sebagai sebuah negara nasional yang berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia memiliki tugas sejarah untuk mengembalikan dan membangun kejayaan dan keagungan Islam. Penegasan tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bagian lain sambutannya pada Kongres Umat Islam Indonesia V di Ruang Serbaguna Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (7/5) pagi. Negara-negara Islam di dunia, jelas Presiden, meletakkan harapan kepada Indonesia sebagai salah satu pemimpin dalam membangun peradaban dunia. Dan juga turut aktif dalam menjembatani peradaban Islam, Timur, dan Barat. "Kita tidak mengenal dan tidak boleh membiarkan terjadinya benturan antarperadaban, clash of civilization," ujar SBY. "Yang kita kenal dan harus terus kita bangun adalah kerukunan atau harmoni antarperadaban," tambahnya. Menurut SBY, di kalangan internasional, Indonesia diakui sebagai contoh, role model, dimana Islam, demokrasi, dan modernitas dapat berjalan seiring dan sejalan. "Dunia menyaksikan bahwa Islam, demokrasi, dan modernitas dapat tumbuh dan berkembang. Saling mendukung dan saling memperkuat di negeri kita," jelas Presiden SBY. Prinsip-prinsip sosial politik yang diajarkan Islam juga turut mendorong tumbuhnya masyarakat yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan. Terkait dakwah-dakwah Islam di tanah air, Presiden mengatakan sudah menunjukkan peningkatan. "Menunjukkan kualitas yang lebih baik dan kuantitas yang lebih berkembang," kata Presiden. Meskipun Indonesia bukan negara Islam, namun dalam menetapkan peraturan perundang-undangan, pemerintah telah mengadopsi beberapa dari ajaran Islam, seperti UU Perkawinan, UU Wakaf, UU Zakat, dan UU Haji. "Peraturan perundang-undangan itu memberi manfaat dan maslahat yang sangat besar bagi kepentingan umat Islam," Presiden menjelaskan. Di akhir sambutannya, Presiden SBY meminta para pemimpin bertindak nyata untuk membangun kepatuhan kepada aturan, etika, dan pranata dengan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, pendidikan, sosialisasi, dan bimbingan yang persuasif. "Saya sungguh menggarisbawahi pendekatan dan cara-cara yang edukatif dan persuasif dalam menegakkan aturan dan pranata daripada cara-cara yang represif dan punitive atau penghukuman," tandas SBY. (yun) Link Terkait: a.. Kongres Umat Islam Indonesia ke-V Dibuka Presiden SBY b.. Pemimpin Tanpa Kesiapan Akan Jadi Beban [Non-text portions of this message have been removed]