Membalas Cacian Dengan Senyuman

By: agussyafii

Malam belum begitu larut. Seorang istri menunggu suaminya pulang kerja. 
Membantu sang buah hati mengerjakan PR. Terdengar suara motor. Pertanda 
suaminya telah pulang. Disambut dengan penuh suka cita. Berebut menyambut 
kedatangannya. Wajahnya terlihat letih dan lelah. Sepanjang hari pekerjaan 
menumpuk. bukan senyuman yang didapat. Suami itu membentak istrinya. Istrinya 
membalas dengan senyuman. mencium tangan Sang Suami tercinta.

'Ayah, sudah saya siapkan air hangat untukmu,' kata Sang Istri.

Suaminya bergegas mengambil handuk. Suaminya terheran. Bentakannya dibalas 
dengan senyuman. Setelah usai mandi dan sholat. Letih dan penat telah hilang. 
Suami menghampiri istrinya. Ditelinga membisikkan kata, 'Mah, maafin ayah 
ya..'  Suami istri itu saling berpandangan. Anaknya memeluk ibundanya dari 
belakang. Terdengar suara tertawa riuh. Air mata itu mengalir. Terasa damai 
dihati.

Ketika kita melakukan perbuatan baik tetapi dibalas dengan cacian, berarti kita 
telah memasuki gerbang maaf, ikhlas, cinta dan kasih sayang. Maka tersenyumlah 
sebab itu adalah anugerah yang terindah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena 
Allah menempatkan diri kita pada derajat sebagai kekasihNya yang mampu mengolah 
kebencian menjadi kesejukan hati, mengolah cacian menjadi senyuman. Maka hidup 
ini terasa indah. Tersenyumlah!

'Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang 
berbuat kebaikan. (QS. an-Nahl : 128).

Wassalam,
agussyafii
---- 
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Amalia Cinta 
al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo 
IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii3, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431.




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke