Sebuah contoh untuk dul-dul jabrut, bahwa mengkaji Al-Quran harus dari bahasa 
aslinya, bukan dari terjemahan.

Firman Allah SWT: 
-- YKWR ALYL 'ALY ALNHAR WYKWR ALNHAR 'ALY ALYL (ALZMR,  5), dibaca: yukawwirul 
layla 'alan naha-ri  wayukawwirun naha-ra  'alal layli (azzumar, 35:5), artinya 
ke dalam 4 bahasa: 

==He maketh night to succeed  day, and He maketh day to succeed night (Mohammed 
M.Pikthall-USA). 
==He makes  the  night cover the day, and makes the day  overtake  the night 
(M.H.Shakir-Iran). 
==Hij laat den nacht de dag overdekken  en laat  den  dag de nacht overdekken 
(M.Muhammad  Ali-Pakistan, ke dalam Bahasa Belanda oleh Soedewo). 
==Dia memutarkan malam  kepada siang dan memutarkan siang kepada malam (Mahmud 
Junus-Indonesia). 
   
Dalam  keempat terjemahan itu YKWR (yukawwiru)  diterjemahkan berbeda-beda, 
yaitu succeed (=come next, follow, mengikuti), cover,  overdekken (=cover, 
menutup) overtake (=menyusul), dan memutar. Itulah  sebabnya  setiap  
terjemahan  Al Quran perlu diindahkan untuk menyertakan teksnya yang asli. Ini 
pula  jawaban pertanyaan  yang sering saya terima baik secara langsung, maupun 
melalui telpon, yaitu pertanyaan yang mengatakan  mengapa dalam kolom  ini  
jika  menterjemahkan ayat-ayat Al Quran senantiasa disertakan  teksnya.  Bahkan 
ada yang bukan  pertanyaan,  malahan anjuran dengan sangat supaya teks asli itu 
dituliskan bukan dalam huruf-kapital Latin,  melainkan  dalam huruf asli  ejaan 
 'Utsman  (Rasm 'Utsmaniy).  Anjuran  menuliskan teks Al Quran  dengan  huruf  
asli ejaan  'Utsman tidak dapat terpenuhi disebabkan oleh dua hal: Pertama,  
alasan  prinsipiel, yaitu kalau  menuliskan  teks  asli dalam  huruf asli di 
atas harian ataupun tabloid pekanan, tengah bulanan, bulanan (yang bukan buku 
ataupun majallah), adalah sangat riskan, karena mudah sekali tercecer di 
mana-mana, lalu  diinjak-injak  orang. Kedua, alasan teknis, yaitu program 
huruf Arab tidak belum tersedia di Fajar.

Kembali kepada terjemahan di atas: mengikuti, menutup, menyusul,  memutar.  
Tanpa menyertakan teksnya yang  asli,  orang orang  dalam kalangan 
negeri-negeri yang berbahasa  Inggris  akan berdebat dengan sesamanya, karena 
to cover berbeda artinya dengan to  succeed, antara orang Belanda akan berdebat 
dengan orang  Indonesia,  sebab overdekken berbeda artinya dengan memutar. Akan 
tetapi dengan mengikut sertakan teksnya yang asli YKWR, yang berasal dari akar 
kata  KWR, kef, wau, ra, kawwara artinya memutar kain serban di kepala,  maka 
semua terjemahan itu tidak ada yang  salah,  karena perbedaan  itu  terletak 
dalam hal visi yang  berbeda,  ada  yang melihatnya dari segi proses, ada yang 
melihatnya dari segi luaran (ouput).  Yang berorientasi proses akan 
menterjemahkannya dengan mengikuti (succeed), menyusul (overtake) dan memutar. 
Bukankah kain serban itu melilit kepala,  lilitan  pertama diikuti oleh  
lilitan kedua, ketiga, susul-menyusul? Bukankah kain serban itu memutar 
keliling kepala? Namun yang berorientasi output akan menterjemahkannya dengan 
menutup (cover, overdekken). Bukankah outputnya ialah serban itu menutup 
kepala? 

Apabila dibawa kepada kenyataan sehari-hari antara malam dengan siang,  siang 
dengan malam, maka terjemahan mengikuti (succeed), menyusul (overtake) adalah 
terjemahan yang  sederhana, gampang  difahami  orang awwam, yaitu malam dengan  
siang,  siang dengan  malam saling mengikuti, susul-menyusul. 

Namun  terjemahan menutup agak sukar difahami orang-orang yang tinggal dekat 
kattulistiwa, di mana perbedaan lama antara malam dengan siang tidak  begitu  
kentara,  karena malam dengan  siang  hampir  sama lamanya.  Lain halnya dengan 
penduduk pada belahan  bumi  sebelah utara  ataupun  selatan.  Jika matahari 
sedang  di  belahan  bumi utara,  seperti sekarang ini, (pada pelajaran ilmu  
bumi-alam  di Indonesia  biasanya  di  sebut matahari di atas  Asia),  maka  di 
negeri-negeri Eropah, siang lebih panjang dari malam. Pada  waktu posisi  
matahari  di atas Asia seperti sekarang  ini,  di  negeri Belanda  misalnya 
orang groeten (memberi salam),  goeden  (dibaca khuyen)  avond, artinya malam 
baik, atau selamat  malam,  padahal matahari masih tinggi di ufuk barat. 
Artinya dalam rentang  waktu selisih jarak-waktu kelebihan siang atas malam, 
berlakulah  siang menutup malam, Hij laat den dag de nacht overdekken.

Seperti kita telah lihat, terjemahan menutup di atas itu dijelaskan dengan 
memakai ilmu-bantu berupa ilmu bumi-alam, maka terjemahan memutar perlu dibantu 
 oleh  ilmu-bantu berupa ilmu falak (astronomi). Setengah bola bumi yang  tidak 
 kena sinar matahari menjadi malam, sedangkan setengah bola bumi yang menghadap 
ke matahari menjadi siang. Malam berganti siang,  siang berganti  malam,  
adalah akibat perputaran  bumi  pada  sumbunya. Itulah   dia  makna:  Dia  
memutarkan  malam kepada siang dan memutarkan  siang  kepada  malam. 

Jadi  terjemahan  Mahmud Junus menunjukkan kemu'jizatan Al Quran, karena pada 
waktu Al Quran diturunkan dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, peradaban 
dan kebudayaan  dunia belum mengenal bumi sebagai bola yang  berputar pada 
sumbunya.
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/08/435-terjemahan-yang-berbeda-tetapi.html


----- Original Message ----- 
From: "Dwi Soegardi" <soega...@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Saturday, June 12, 2010 12:16
Subject: Re: [wanita-muslimah] BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 
ARAB..

Memang belajar bisa ke mana saja,
tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(

Pertama, bahasa Arab.
Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
Al-Azhar atau Kairo.

Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
belajar bahasa Arab,
mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(

Beberapa kisah:
- Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
(apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)

- Teman saya di Duke Univ belajarnya "Islamic Medicine"
yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
"Tib al-Nabawi" dengan Arab gundul.  Itu textbooknya!
(entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)

- Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
(alatif sih mana peduli baca kitab kuning)

tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...

lha Anda saja bisa belajar sendiri,
dan menulis "Creative Study"
Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?




2010/6/11 abdul <latifabdul...@yahoo.com>

>
>
> Bismilahirrahmanirrahiim.
>
> Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
>
> Ada 2 alasan utama;
>
> 1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu lagi
> ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran itu
> sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para ahli2
> bahasa.
>
> Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
> menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan waktu
> 10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan tidak
> efesen sama sekali.
>
> Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
> sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam dgn
> bhs ibunya atau bhs International..
>
> 2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
> mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
> ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg serting
> makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
>
> ----pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
>
> (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau berbeda
> pendapat dgn mereka2)
>
> ----pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
> islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology. Serperi
> kita lihat masarakat ==taliban afganistan=
>
> ----Oppressor atau penindas kpd golongan2 islam minoritas...tanpa
> kenal kasih sayang.
>
> Bandingkan paca Islamic sholarship yang belajar di Eropah dan Amerika
> pada umumnya mereka lebih dewasa berpikir dan toleransi dengan bermacam
> perbedaan dlm memahami al Quran..
>
> Jadi pemahaman islam di Barat dan Amerika lebih berkembang dan modren
> dari pada pemahaman islam dari saudi atau Arab.
>
> Ada sebuah hadits;
>
> Bahwa islam akan bercahaya kembali di Barat / Amerika.
>
> Saya yakin sekali pada suatu waktu Islam Barat akan memberikan cahayanya
> kepada dunia2 Arab atau Asia.....dimana negara2 Arab dab Asia dalam
> kegelapan memahami Islam karena tertipu dgn hadits2 dan kitab2 sejarah para
> sahabat..Mereka akan susah keluar dari lobang kesesatan itu,karena mereka
> tidak sadar dan tidak mau keluar dari lobang yang telah merangkap mereka
> berpuluh puluh tahun.
>
> Salam

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke