Artikel Buletin An-Nur :

Akibat Bericara Dan Beramal Tanpa Ilmu
Rabu, 07 April 04 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, artinya: "Dan janganlah engkau ikuti
apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang-nya, sesungguhnya pendengaran,
pengelihatan dan hati semuanya itu akan di tanya" (QS Al-Isra': 36). 

Dan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Barang siapa berbicara
tentang al Qur'an dengan akal nya atau tidak dengan ilmu, maka hendaklah ia
menyiapkan tempatnya di neraka" (Hadist seperti ini ada dari 2 jalan, yaitu
Ibnu Abas dan Jundub. Lihat Tafsir Qur'an yang diberi mukaddimah oleh Syeikh
Abdul Qadir Al-Arnauth hal. 6, Tafsir Ibnu Katsir dalam Mukaddimah hal. 13,
Jami' As-Shahih Sunan Tirmidzi jilid 5 hal.183 no. 2950 dan Tuhfatul Ahwadzi
jilid 8 hal. 277). 

"Barang siapa mengamalkan sesuatu amal yang tidak ada perintah kami atasnya,
maka amalnya itu tertolak." (Shahih Muslim, Syarah Arba'in An-Nawawi hal. 21
Pembatalan Kemung-karan dan Bid'ah). 

Dari salamah bin Akwa berkata , Aku telah mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengatakan atas (nama)ku apa-apa yang
tidak pernah aku ucapkan, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di
Neraka." (HR Al-Bukhari I/35 dan lainya). 

"Cukup bohong seseorang manakala dia membicarakan setiap apa yang dia
dengar." (HR. Muslim dalam muqaddimah shahihnya). 

Nasihat Salafus Shalih 

*         Abu Darda berkata: "Kamu tidak akan menjadi orang yang bertaqwa
sehingga kamu berilmu, dan kamu tidak menjadi orang yang berilmu secara baik
sehingga kamu mau beramal." (Adab dalam majelis-Muhammad Abdullah
Al-Khatib). 

Beliau juga berkata : "Orang-orang yang menganggap pergi dan pulang menuntut
ilmu bukan termasuk jihad, berarti akal dan pikiranya telah berkurang." 

*         Imam Hasan Al Basri mengatakan: Tafsir Surat-Baqarah ayat 201; Ya
Tuhan, berikanlah kami kebaikan di dunia(ilmu dan ibadah) dan kebaikan di
akhirat (Surga). 

*         Imam Syafi'i berkata: "Barangsiapa yang menginginkan dunia maka
hen-daklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah
dengan ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan duanya maka hendaklah dengan
ilmu." (Al-Majmu', Imam An-Nawawi). 

*         Imam Malik berkata: "Ilmu itu tidak diambil dari empat golongan,
tetapi diambil dari selainya. Tidak diambil dari orang bodoh, orang yang
selalu mengikuti hawa nafsunya, yang mengajak berbuat bid'ah dan pendusta
sekalipun tidak sampai tertuduh mendustakan hadist-hadist Rasulullah
shalallahu 'alaihi wa sallam, juga tidak diambil dari orang yang dihormati,
orang saleh, dan ahli ibadah yang mereka itu tidak memahami permasalahanya.
Imam Muhammad Ibnu Sirin berkata: Sesungguhnya ilmu itu dien, maka lihatlah
dari siapa kamu mengambil dienmu. 

Para ulama salaf memahami betul bahwa sebab-sebab terjadinya penyimpangan
dikalangan orang-orang yang sesat pada asalnya karena kekeliruan tashawur
(pandangan /wawasan) mereka tentang batasan ilmu (Lihat Al-Ilmu Ushulu wa
Mashadiruhu wa Manahijuhu Muhammad bin Abdullah Al-Khur'an, cet. I 1412 H,
Dar Al-Wathan lin Nasyr, Riyadh, hal. 7). 
Orang-Orang salaf berkata : 
"Waspadalah terhadap cobaan orang berilmu yang buruk (ibadahnya) dan ahli
ibadah yang bodoh." (Al-wala'wal bara' hal. 230) 

*         Imam Asy-Syafi'i memberi nasihat kepada murid-muridnya: 
Siapa yang mengambil fiqih dari kitab saja, maka ia menghilangkan banyak
hukum. (Tadzkiratus sami' wal mutakallim, Al-Kannani, hal.87, Efisiensi
Waktu Konsep Islam. Jasmin M. Badr Al-Muthawi, hal 44). 

*         Abdullah bin Al-Mu'tamir berkata: "Jika engkau ingin mengerti
kesalahan gurumu, maka duduklah engkau untuk belajar kepada orang lain."
(riwayat Ad-Darimi dalam Sunannya I/153) 

*         Riwayat Ibnu Wahab yang diterima dari Sofyan mengatakan: "Tidak
akan tegak ilmu itu kecuali dengan perbuatan, juga ilmu dan perbuatan tidak
akan ada artinya kecuali dengan niat yang baik. Juga ilmu, perbuatan dan
niat yang baik tidak akan ada artinya kecuali bila sesuai dengan
sunnah-sunnah." (Syeikh Abu Ishaq As -Syatibi, Menuju jalan Lurus). 

*         Ibrahim Al-Hamadhi berkta: Tidaklah dikatakan seorang itu berilmu,
sekalipun orang itu banyak ilmunya. Adapun yang dikatakan Allah ortang itu
berilmu adalah orang-orang yang mengikuti ilmu dan mengamalkanya, dan
menetap dalam perkara As-Sunah, sekalipun jumlah ilmu-ilmu dari orang-orang
tersebut hanya sedikit (Syeikh Abu Ishaq As -Syatibi, Menuju jalan Lurus).

Keutamaan pencari ilmu dan yang mengatakan seseorang itu ahli ilmu 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang
mencari satu jalan menuntut ilmu niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan
menuju Surga." (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad). 

Allah SWT berfirman: "Tidak sepatutunya bagi orang-orang mukmin itu pergi
semaunya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memeperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali." (At-Taubah: 122) 

Imam Muslim mengatakan kepada Imam Bukhari: "Demi Allah tidak ada di dunia
ini yang lebih pandai tentang ilmu hadist dari engkau." (Tarikh Bukhari,
dalam Mukadimah Fathul Bari) 

Imam Syafi'i berkomentar tentang Imam Ahmad: "Saya pergi dari kota Baghdad
dan tidak saya tinggalkan di sana orang yang paling alim dalam bidang fiqih,
yang paling wara' dalam agamanya dan paling berilmu selain Imam Ahmad."
(Thobaqatus Syafi'I, As-Subki / Efisiensi Waktu Konsep Islam, Jasim m. Badr
Al-Muthawi, hal.91) 

Orang yang menuntut ilmu bukan kepada ahlinya 

Dari Abdullah bin Ash ia berkata, aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu di
kalangan umat manu-sia setelah dianugerahkan kepada mereka, tetapi Allah
mencabut ilmu tersebut di kalangan umat manusia dengan dimatikannya para
ulama, sehingga ketika tidak tersisa orang alimpun, maka manusia menjadikan
orang-orang bodoh menjadi pimpinan. Mereka dimintai fatwanya, lau
orang-orang bodoh tersebut berfatwa tanpa ilmu." Dalam riwayat lain: "dengan
ra'yu/akal. Maka sungguh perbuatan tersebut adalah sesat dan menyesatkan."
(HR. Al-Bukhari I/34). 

"Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah
saatnya (kebinasaannya)." (Shahih Bukhari bab Ilmu). 
"Sesungguhnya termasuk tanda-tanda kiamat adalah dicarinya ilmu dari orang
rendahan." (lihatkitab Silsilah Hadist Shahih no. 695). 

"Ya Allah aku mohon perlindung-anMu agar aku dijauhkan dari lmu yang tidak
berguna (ilmu yang tidak aku amalkan, tidak aku ajarkan dan tidak pula
merubah akhlakku), dan dari hati yang tidak khusyu', dari nafsu yang tidak
pernah puas dan doa yang tidak terkabulkan." ( HR. Ahmad, Ibnu Hiban dan
Al-Hakim) 

"Ya Allah berikanlah kepadaku manfaat dari ilmu yang Engkau anugerahklan
kepadaku , dan berilah aku ilmu yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah
kepadaku ilmu" (Jami' Ash-Shahih, Imam Tirmidzi no. 3599 Juz V hal. 54) 

"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang
bermanfaat dan amal yang diterima" (Hisnul Muslim, hal. 44 no. 73). 

"Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah
kamu sembunyikan yang hak itu sedangkan kamu mengetahuinya." (Al-Baqarah:
42). 

"Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimu." (Al-Baqarah: 208). 

Diantara buku dalam masalah ilmu: 

*         Tigapuluh satu nasihat untuk anda para penuntu ilmu-Faihan bin
Sulaiman Al-Gharbi 

*         Muslim memilih ilmu - Abu Bakar Al-Jazairi 

*         Hilyatuthalibil'ilmi-Bakr bin Abdullah Abu Zaid 
Wallahu a'lam bish-shawab 

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke