Wah, nggak sangka dari semedi bugil ternyata bisa keluar hikmah ajar seperti ini. Masih terdeteksi "splash of narcism" but one can't help it, and its proven healthy... Terimakasih Ki Sabri..:-)
Btw, sebagian orang dikaruniai narcism yang sedemikian rupa inheren dalam dirinya sendiri, sehingga jadi magnit besar, manfaat dan kebaikannya ter-ekspose, membinar menjangkau luas (kita bicara manfaat saja loh). Di WM ini contohnya Ki Sabri dan mba Fero. Di luar sana misalnya Oprah, dan seorang teman yang kukagumi kiprahnya bu Tri Mumpuni. Salam Mia -----Original Message----- From: x1123 <x1...@gmx.com> Sender: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Thu, 29 Jul 2010 18:54:44 To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Reply-To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Yang Terbaik Untuk Kita Mas Agus, Sebagai bukan Mufasir, aku tidak bermaksud berbeda pendapat, karena bila seseorang (Apalagi sekelas HMNA), menyodorkan tafsir-tafsir dari ulama-ulama terkemuka, pasti penafsiranku langsung jatuh secara 'akademis'. Pernah dalam suatu masa, aku merasa tidak sekolah membuat diri ini merasa sangat rendah, lulus sma langsung bekerja dimana saat kawan-kawan menikmati indahnya dunia kampus, aku bergelimang debu, oli, panasnya api las. Aku menunggu dua tahun menabung untuk akhirnya bisa kuliah di sore hari di universitas yang statusnya terdengar samar-samar. Dalam menjalani kuliah terjadi perbedaan mencolok, cara menyikapi sebuah situasi, kawan-kawan menjadi agak tekstual (dan penuh optimistis), sementara aku agak skeptis dan sedikit putus asa karena banyak metode yang diajarkan di bangku kuliah sudah usang, buku-buku panduan juga terasa ketertinggalannya. Hal paling "BURUK" sering berantem dengan dosen karena berbeda pendapat (keyakinan) akan suatu kasus. Meminjam terminologi ustadz Chodjim, aku termasuk golongan yang berpikir diluar Pakem. Terbawa sampai hari ini. Dalam bekerja ternyata juga mengalami friksi, sehingga aku akhirnya memutuskan tidak mau lagi bekerja di Perusahaan Besar yang penuh dengan prosedur, dimana kadang kinerja harus dikorbankan demi system. Surah dibawah ini, bila ditafsikan secara 'harfiah' bisa jadi bahwa segala sesuatu sudah FIXED. Aku sedikit tidak setuju dengan pemikiran seperti itu, Mas Agus, mengarang cerita agar cocok dengan surah dibawah ini dan banyak fakta cocok dengan surah dibawah ini, namun juga banyak kisah/fakta tidak cocok dengan surah ini. Contoh, banyak orang tidak suka menjadi miskin, kemudian bekerja dan berusaha keras agar tidak miskin. Apakah artinya miskin baik buat si fulan ini dan kemudian menjadi kaya tidak baik buat si fulan (?) Aku sangat sering 'merasa' tidak menyukai sesuatu yang terjadi pada diriku; Justru aku berpikir, Tuhan dalam diriku (Hati Nurani) mengingatkan bahwa itu memang tidak baik dan harus di-ubah. Kemudian tentang nasib, keyakinanku Tuhan tidak menulis 'detil' nasib setiap manusia, bukan tidak mampu, tapi memang begitulah keinginan Tuhan. Contoh nyata ; Tuhan menanamkan 'kemampuan berbahasa' dalam diri setiap manusia, ada kromosom yang bertanggung jawab terhadap kemampuan berbahasa ini. Ketika seorang bayi dengan ibu asal Pekalongan dan Bapak asal Brastagi, lahir dan tumbuh di Palembang, si bayi akan mampu berbahasa palembang, ketika umur si bayi menjadi 5 tahun dan dibawa ke norwegia, kujamin dia akan bisa berbahasa norwegia ketika dia melanjutkan tumbuh di norwegia. Apakah ketetapan Tuhan tentang anak ini (?) setelah aku sedikit belajar tentang software, ada sebuah 'source code' yang hanya bisa dibaca oleh mesin (code digital), Nah code ini ketika dikompilasi akan mampu menghasilkan (Pada saat ini July 2010) 449 HRC (Human Readable Character), artinya dari satu kode bisa 'diubah' menjadi bahasa yang kini dikenal manusia sebanyak 449 jenis bahasa dan karakter, termasuk didalamnya karakter kanji jepang, tulisan korea, china, hindi, bahasa rusia, karakter arab dsb. Meski kehendak bebas manusia masih berupa ilusi, namun aku percaya Tuhan menyerahkan sebagian 'nasib' dan perjalanan hidup manusia pada pilihan-pilihan sadar. Kebebasan ini tidak diberikan pada hewan lain, Celeng tidak diberi modal oleh Tuhan agar bisa berbahasa arab dan membaca al-Qur'an, kadal juga tidak diberi modal untuk bisa memilih menjadi pemain sepakbola atau anggota orkestra terkemuka. Tapi manusia memiliki semua modal tsb. Model penciptaan Tuhan terhadap manusia, berbeda dengan model Benini menciptakan Patung anggun yang tidak berubah selama ratusan Tahun. Bila Nasib adalah FTXED, berarti ada kesamaan antara Tuhan dan Benini. Pemahamanku atas surah dibawah ini, karena manusia tidak tahu, dan Tuhan Maha Tahu, maka carilah kebenaran dan pengetahuan Tuhan agar manusia menjadi tahu (bukan Menjadi Maha Tahu). Tuhan Maha Pencipta, manusia adalah Pencipta, Tuhan Maha Bijaksana, manusia bijaksana. Itulah alasan paling logis mengapa Tuhan memilih manusia sebagai wakil-NYA di dunia, karena manusia memiliki sifat-sifat Tuhan dalam 'kadar' yang berbeda. wassalam ./STS email :*x1...@gmx.com* http://opotumon.blogspot.com/ On 07/29/2010 10:08 AM, muhamad agus syafii wrote: > -- > Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh > jadi engkau menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. > Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, sedangkan engkau tidak mengetahui > apa-apa. (QS. al-Baqarah : 216). [Non-text portions of this message have been removed]