Wan Sabri,

Kayaknya Stephen Hawking karena pakar fisika dan antariksa mikirnya ya yang 
jauh-jauh, kalau yang dekat ya dia suruh orang lain yang memikirkannya. Kita 
butuh pemimpin-pemimpin dan umat yang cinta lingkungan, merawat dan 
memeliharanya. Nah kalau yang ini di Bali tempatnya.

Pohon dan patung saja disarungi, dipayungi, diberikan sesajen, serta 
dipanjatkan do'a diperlakukan bak manusia, air dimanage dengan metoda subak 
cukup sukses mengairi sawah. Panorama indah di Bali paling mudah ditemukan 
karena ada di mana-mana, pantai, gunung, danau, sawah semuanya serba indah, 
natural. Orang Hindu itu menganggap alam dan berbagai sifatnya merupakan simbol 
yang Maha Kuasa jadi merasa dekat banget dengan yang Maha Kuasa. Ritualitas 
mereka jauh lebih banyak dan lebih sering dibanding agama manapun, makanya Bali 
dikenal berakronim BANYAK LIBUR, mungkin karena banyaknya wisatawan/turis 
berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus. Penduduk aseli enggan mau 
jadi juru parkir, kalau di jawa juru parkir ada di mana-mana, jalan lalu-lintas 
padat jadi lapangan pekerjaan pak ogah juga mudah di temui di jawa, maka di 
Bali gak ada, begitu juga pengemis rada jarang, tetapi saat ramadhan tiba kok 
ya banyak pengemis kalau lihat wajahnya sih kayaknya pendatang. Mereka toleran 
banget dengan umat lain, sapi itu dianggap hewan dihormati, boleh diminum air 
susunya karena menjadi substitusi ASI jangan dimakan dagingnya, tetapi ketika 
disembelih saat hewan korban saat idul adha tiba ya aman-aman saja. Padahal di 
India sering heboh tuh. Bandingkan saudara kita umat islam di jawa paling gemar 
main gebuk sama Ahmadiyah.

Saya di Bali tugas, wan Sabri. Masa kerja masih 10 tahun, pernah di Malang 4 
tahun, di Makassar 4 tahun, di Bandung 4 tahun, di Surabaya 4 tahun, terus 
dipindah ke Bali ejak April 2009 gak tahu akan dimutasi ke mana lagi. Anak dan 
istri selalu ikut, tetapi sejak di Bali rupanya anak-anak betah sekolah di 
Malang gak mau ikut bapaknya di Bali, ya saya jadi bujang lokal, karena ibunya 
anak-anak mengawasi anak-anak sekolah. Syukurlah masih bisa mondar-mandir 
Denpasar-Malang. Kalau ke Denpasar silakan mampir ke tempat saya Wan Sabri, 
mumpung masih diizinkan menempati rumah perusahaan.

Di ubud itu tempatnya para seniman berkreasi, Julia Robert saat syuting film 
Eat, Pray dan Love itu ya di seputar Ubud Gianyar itu, dekat tempat si Ktut 
Liyer sang pelukis hijrah jadi peramal yang dikagumi sang penulis naskah film 
tsb. Nah kalau wan Sabri ke Ubud belum makan bebek bengil ya belum sah tuh, 
tapi mahal untuk ukuran kantong pribumi.

Di kintamani ada danau namanya Batur, nah kalau tempat mayat kering itu namanya 
Trunyan. Nabi Isa sih sanggup jalan di atas air, jadi enggan sewa perahu.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, st SABRI <sirb...@...> wrote:
>
> Mas Muiz,
> 
> itulah manusia mikir yang jauh2 dan ratusan tahun kedepan, kenapa gak
> kita jaga saja bumi yang sekarang ini dan sudah terbukti enak
> ditinggali (Asal jangan satu kampung dengan HMNA, Ambon atau Yuliadi).
> 
> btw sampeyan sekarang tinggal di bali dalam rangka tugas atau liburan
> atau liburan panjang sambil tugas (?) buat aku sih kalo bali merdeka
> aku mau pindah ke bali, nyaman banget denpasar itu, makanan banyak
> macemnya. Kalo di ubud kebanyakan ditujukan buat turis eropa/jepang
> jadi masakan plain (gak ada pedesnya). Kalo ndak puasa aku sering
> diajak me Musrok :D tempat maksiat lengkap, mulai karaoke sampai
> streaptise .....
> 
> aku mulai bosen ama pante, wong lahir di pantai (Pekalongan) kerja di
> laut (balikpapan), sekarang seneng Gunung (apalagi gunung kembar).
> untuk bali pilihanku selalu ubud, liat kintamani ama tempat mayat
> kering itu apa namanya mas, yang pake nyebrang danau itu lho. wah
> bayar perahunya mahal (makanya kata yahudi), pantes Jesus milis jalan
> kaki :=))
> 
> wassalam
> ./sts
> 
> 
> 
> 
> 2010/8/11 Abdul Muiz عبد المعز <mui...@...>
> >
> >
> >
> > Mas Ambon, apa tanggapan stephen hawking dan Robert Forward kalau saja 
> > membaca tantangan qur'an : "Hai golongan Jin dan Manusia, jika kamu 
> > mempunyai kemampuan menjelajahi ruang-ruang langit dan bumi hendaklah kamu 
> > jelajahi, tetapi kamu tidak dapat menjelejahinya kecuali dengan sulthan 
> > atau kekuatan" (QS 55:33).
> >
> > Seandainya manusia sanggup menemukan planet "bumi" lain di galaxy lain yang 
> > temperaturnya sama dengan bumi sekarang, dan sanggup bermigrasi di tempat 
> > baru tsb apakah seluruh umat manusia masih beriman kepada sang Maha 
> > Pencipta atau bahkan akan takabbur bahwa tempat baru itu bukan ciptaan 
> > Tuhan Allah swt ??
> >
> > Wassalam
> >
> 
> 
> Powered by ubuntu gnu/linux
>


Kirim email ke