Apakah Nabi saw selalu gembira apabila mendengar musuhnya meninggal dunia?

On Aug 23, 2010, at 3:18 AM, Yudi Yuliyadi wrote:

> Menyikapi Kematian Nasr Abu Zaid, Guru Besar 'Islam Liberal' 
> 
> Pemikir kontroversial Mesir dan profesor Studi Arab Nasr Hamid Abu Zaid
> Senin pagi kemarin (5/7) meninggal di sebuah rumah sakit Kairo akibat
> serangan virus yang dijelaskan oleh para dokter sebagai penyakit yang
> "jarang dan langka." 
> 
> Pada tahun 1993, ia divonis murtad oleh para ulama Islam khususnya Al-Azhar
> dan menikah dengan Yunis yang secara resmi pernikahannya itu dibatalkan oleh
> pengadilan keluarga Mesir dengan alasan bahwa seorang wanita Muslim tidak
> bisa menikah dengan orang yang sesat dan murtad. 
> 
> Di antara karya Abu Zaid yang dianggap terbaik oleh kalangan pemujanya
> berjudul "The Founding of Medieval Ideology and A Critique of Religious
> Discourse" (Pendirian Ideologi Abad Pertengahan dan Kritik Wacana
> Keagamaan.) 
> 
> Nasr Abu Zaid sangat dikagumi oleh kelompok JIL Indonesia,
> pemikiran-pemikiran sesatnya dianggap progresif bagi kalangan sealiran
> dengan Ulil Abshar Abdallah cs. 
> 
> Bagaimana Syariat memberi tuntunan kepada kita dalam menyikapi kematian
> orang seperti Nasr Abu zaid? 
> 
> Seorang muslim yang baik akan bersedih dengan wafatnya para ulama dan dai
> Islam, sebaliknya dia akan bergembira dengan kebinasaan ahli bid’ah dan
> kesesatan, terutama jika mereka merupakan para tokoh, simbol kebesaran bagi
> para penyerunya. Dia bergembira karena matinya akan mematahkan pena-pena
> mereka, dan lenyap pemikiran mereka yang menimbulkan syubhat bagi manusia
> terutama orang awam. 
> 
> Para salafus shalih tidak hanya memperingatkan kita akan bahaya mereka
> ketika masih hidup saja, lalu ketika mereka mati maka mereka dikasihani dan
> ditangisi kepergiannya. Bahkan dahulu para salafus shalih juga menjelaskan
> keadaan para ahli bid’ah tersebut sesudah matinya, dan menampakkan
> kegembiraan dengan matinya mereka, juga sebagian mereka memberi ucapan
> selamat kepada yang lain. 
> 
> Dalam sebuah hadits shahih yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari, dari hadits
> Abu Qatadah bin Rib'i Al-Anshari, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
> bersabda, 
> 
> ÇáúÚóÈúÏõ ÇáúãõÄúãöäõ íóÓúÊóÑöíÍõ ãöäú äóÕóÈö ÇáÏøõäúíóÇ æóÃóÐóÇåóÇ Åöáóì
> ÑóÍúãóÉö Çááøóåö ¡ æóÇáúÚóÈúÏõ ÇáúÝóÇÌöÑõ íóÓúÊóÑöíÍõ ãöäúåõ ÇáúÚöÈóÇÏõ
> æóÇáúÈöáÇóÏõ æóÇáÔøóÌóÑõ æóÇáÏøóæóÇÈøõ 
> 
> "Seorang hamba yang mukmin beristirahat dari keletihan dunia dan
> kesusahannya, kembali kepada rahmat Allah. Sedangkan hamba yang jahat, para
> hamba, negeri, pohon dan binatang beristirahat (merasa aman dan tenang)
> darinya." (HR. Bukhari np. 6031, Muslim no. 950, Ahmad no. 21531) 
> 
> Maka bagaimana seorang muslim yang baik tidak gembira dengan kematian orang
> yang mengganggu dan merusak para manusia dan negeri? Oleh karena itu ketika
> sampai berita Al-Marisi yang sesat ketika itu Busyr bin Harits sedang di
> pasar dia berkata: "Kalau bukan tempat kemasyhuran tentunya itu tempat untuk
> bersyukur dan sujud, Alhamdulillah yang telah mematikannya." (Tarikh
> Baghdad: 7/66) dan ( Lisanul Mizan: 2/308). 
> 
> Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya: "Seseorang bergembira dengan apa
> yang menimpa para sahabat Ibnu Abi Du’ad, apakah dia berdosa?" Beliau
> menjawab: "Siapa yang tidak senang dengan berita ini?" (Asunnah karangan
> Khalal: 5/121) 
> 
> Salamah bin Syabib berkata: "Ketika itu saya bersama Abdur Razzaq – yakni
> Ashan’ani -, lalu datanglah berita kematian Abdul Majid, maka beliau
> berkata: (Alhamdulillah yang telah mengistirahatkan umat Muhammad dari Abdul
> Majid) (Siyar A’lamun Nubala: 9/435). 
> 
> Dan Abdul Majid ini adalah anaknya Abdul Aziz bin Abi Ruwad, dia adalah
> tokoh Murji’ah. 
> 
> Dan ketika sampai berita kematian Wahab Al-Qurasyi – dia adalah tokoh sesat
> dan menyesatkan – kepada Abdur Rahman bin Mahdi beliau berkata:
> Alhamdulillah yang telah mengistirahatkan kaum muslimin darinya. ( Lisanul
> Mizan Ibnu Hajar: 8/402). 
> 
> Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam (Al-Bidayah Wan Nihayah
> 12/338) tentang salah seorang tokoh ahli bid’ah: ( Allah telah
> mengistirahatkan kaum muslimin darinya di tahun ini dibulan Dzul Hijjah, dan
> dikubur dirumahnya, kemudian dipindahkan ke pemakaman Quraisy hanya milik
> Allah pujian dan karunia, dan ketika orang tersebut mati maka pengikut ahli
> sunah wal jama’ah sangat bergembira dengan kematiannya, dan mereka
> menampakkan kesyukuran kepada Allah, tidak dijumpai satupun dari mereka
> melainkan memuji Allah Ta’ala). 
> 
> Demikianlah sikap para salafus shalih rahimahumullah ketika mendengar berita
> kematian salah satu tokoh ahli bid’ah dan kesesatan, kadang-kadang sebagian
> berhujah dengan yang dinukilkan oleh Ibnu Qayyim rahimahullah dalam kitabnya
> (Madarijus Salikin: 2/345) tentang sikap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dari
> musuhnya ketika beliau berkata: (suatu hari aku datangi beliau memberi kabar
> gembira kematian musuhnya yang terbesar, dan yang paling keras permusuhannya
> dan gangguannya kepada beliau, beliau menghardiku dan mengingkariku dan
> mengucapkan Innalillahi wainna ilaihi raji’un, kemudian beliau berdiri dan
> langsung menuju rumahnya dan memberi ta’ziyah kepada keluarganya dengan
> berkata: sesungguhnya aku bagi kalian sebagai gantinya....) dan barang siapa
> yang merenungkannya akan menemukan tidak adanya pertentangan antara dua
> perkara tersebut , karena termasuk kebaikan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
> beliau tidak membalas dendam untuk dirinya pribadi, oleh karena itu ketika
> muridnya mendatanginya menyampaikan kabar gembira kematian salah satu
> musuhnya bahkan yang paling memusuhi dan mengganggunya beliau menghardiknya
> dan mengingkarinya, karena murid beliau hanyalah menampakkan kepada
> Syaikhnya kegembiraannya dengan kematian salah satu musuhnya bukan gembira
> atas kematiannya karena dia salah satu tokoh kebid’ahan dan kesesatan.
> (ar/voa-islam.com) 
> 
> http://www.voa-islam.com/islamia/liberalism/2010/07/06/7830/menyikapi-kemati
> an-nasr-abu-zaidguru-besar-'islam-liberal/ 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> ------------------------------------
> 
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
> 
> Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to