<http://groups.yahoo.com/group/Muhammadiyah_Society/message/31519>
http://groups.yahoo.com/group/Muhammadiyah_Society/message/31519 

Islam, Warisan Istimewa yang Diabaikan Barat 

 
<http://forum35.wordpress.com/2007/12/10/islam-warisan-istimewa-yang-diabaik
an-barat/>
http://forum35.wordpress.com/2007/12/10/islam-warisan-istimewa-yang-diabaika
n-barat/ 
  
Islam, Warisan Istimewa yang Diabaikan Barat
Posted on December 10, 2007 by pembina 
  
Roger Garaudy, intelektual terkemuka asal Perancis, punya "angan-angan"
menarik dan futuristik. Menurutnya, andai saja Barat memilih dan menerima
Islam sebagai sistem atau pandangan hidup (wordview), maka Barat tidak akan
melakukan penjajahan di dunia Islam. 
  
Selain itu, bangsa-bangsa Barat juga tidak akan menggelar perang dan
merampas hak-hak kehidupan bangsa lain, terutama umat Islam. Inilah nasib
tragis yang dialami Barat hingga kini. Mereka ingin dan terus ingin menjajah
bangsa-bangsa Muslim dengan berbagai cara dan pola. 
  
Tiap tahun mereka merekayasa hegemoni bangsa-bangsa Muslim yang dianggap
sebagai ancaman kepentingan Barat. Mengenai hal ini, kita bisa melihat
bagaimana mereka (Amerika Serikat/AS, Inggris, Perancis, Italia, Belanda,
Jerman, dan Negara-negara sekutu lainya) bersatu pada memecah
wilayah-wilayah Islam di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Sekitar 2001,
seorang tokoh pendidikan keturunan Arab pernah bercerita, AS berharap tahun
2002 Indonesia mengalami Balkanisasi. 
  
Bangsa Barat bersikap serakah terhadap masyarakat Islam, menurut Garaudy,
karena mereka memilih renaisans (kelahiran kembali) atau- dalam bahasa
orientalis aufklarung (pencerahan)- Italia dibanding memilih renaisans
Islam. 
  
Padahal, bila ditelisik masa renaisans Islam lebih dulu lahir di Barat.
Tepatnya di Spanyol. Sayangnya renaisans di Spanyol diabaikan Barat, dan
mereka memilih renaisans Italia. "Masa kelahiran kembali (renaisans) Barat
telah terjadi di Spanyol Islam-ketika Bani Ummayah berkuasa- empat abad
sebelum renaisans di Italia, " terang Gaurady (Roger Garaudy, Promesess de
l'Islam, 1981. Alih bahasa Prof. Dr. H. M. Rasyidi). 
  
Ketika Islam masuk di Gibaltar (Jabal Thariq), Spanyol, oleh pasukan Islam
di bawah komando Ziyad ibn Thariq, banyak masyarakat Barat yang memilih
menjadi Muslim. Sementara mereka yang tetap pada agama Kristen dilindungi
kendati mereka tidak memeluk Islam. Tidak ada gereja yang dihancurkan, dan
rumah-rumah mewah mereka tetap dibiarkan berdiri. 
  
Setelah Islam diterima di kawasan ini, di tempat ini pula muncul ulama,
filsuf, hukama, qadli, dan ilmuan-ilmuan masyhur dan penting yang telah
menyumbangkan ilmu-ilmu mereka kepada Barat. Di sini kita bisa menyebut Ibn
Rusyd (pakar perbandingan fiqh dan filfasat, Al-Qurtubi (mufasir), dan
lainnya di berbagai tempat. 
  
Lembaga pendidikan tinggi setingkat universitas (jami'ah) dan jabatan
profesional dalam ilmu adalah temuan muslim. Pengangkatan atau wisuda
seorang murid yang telah menyelesaikan pendidikan dan lulus ujian telah
menjadi tradisi sejak didirikan universitas tertua di dunia Al-Azhar di
Kairo. Tradisi ini mengajarkan bahwa sang murid sudah berhak untuk menjadi
muallim (pengajar). 
  
Klasifikasi materi buku-buku di perpustakaan besar memunculkan berbagai
karya referensi dan karya bibliografi. Karya ensiklopedi pertama adalah
buatan Ikhwan al-Shafa tahun 983 M, tapi Marshal Cavendish-lah 800 tahun
kemudian yang dianggap sebagai penemu ensiklopedia hanya karena ia bangsa
Barat dan menyusunnya dalam bahasa Inggris. 
  
Ilmu pengetahuan yang maju, peradaban yang tinggi dan perpustakaan besar
dengan beribu-ribu buku telah menarik begitu banyak ilmuan dari seluruh
penjuru dunia tak terkecuali ilmuan Barat yang sengaja belajar ke
pusat-pusat peradaban Islam tersebut. Pada gilirannya para ilmuan Barat yang
pulang kembali ke negerinya menjadi sebab munculnya renaisans di Barat. 
  
Methode ilmiah adalah sumbangan peradaban Islam terbesar pada pengembangan
ilmu pengetahuan. Dalam laporan laboratorium Al-Battani (w. 929M), Al-Biruni
(w. 1048M) dan Ibnu Haitsam (w. 1039M), kita bisa jumpai penjelasan dan
penggunaan methode tersebut. Tapi yang dianggap penemu methode ilmiah adalah
Roger Bacon karena ia mensekulerkan ilmu pengetahuan dengan methode ilmiah
tersebut. 
  
Di bidang matematika, Al-Khwarizmi (w. 850) menemukan algoritma (diambil
dari namanya) dan aljabar (dari judul bukunya berjudul Al-Jabr wa
al-Muqobbala), 300 tahun kemudian dunia Barat mengenal angka nol dan
mengadopsi angka Arab dan meninggalkan sistem angka romawi yang rumit dan
tak bertele-tele. Sunguhpun kini aljabar dan algoritma wajib diajarkan, tak
ada sejarah yang diajarkan di kelas sekedar menuliskan nama Al-Khwarizmi
sebagai penghormatan. 
  
Hal serupa terjadi pada bidang kesusastraan. Misalnya, novel Alf Laila wa
Lailah (kisah Seribu Satu Malam) sebenarnya bukan mahakarya sastra, meskipun
diakui sebagai karya seni dengan kreatifitas isinya yang tinggi, tetapi
salah satu tokohnya Abu Nawas (w. 810) lebih terkenal karena anekdot dan
kelucuannya dari pada filsafat dan kearifannya. 
  
Demikian pula Ibnu Thufail (w. 1185).Ia adalah pengarang novel-novel
filsafat yang paling dini. Karyanya risalah Hayy Ibnu Yaqzan (Kehidupan Ibnu
Yaqzan) banyak dijiplak dan cerita Robinson Crusoe karya Dafoe adalah adalah
tiruan rasis darinya. Tentu saja Dafoe yang lebih terkenal di dunia sastra
Barat. 
  
Model orbit planet Copernicus yang kemudian dirumuskan dengan baik oleh
Kepler dalam Hukum Kepler I, II dan III sebenarnya telah dihasilkan dari
laboratorium di Maraga oleh ilmuan seperti Al-Tusi (w. 1274 M) yang kemudian
diteruskan oleh Ibnu Al-Syatir (w. 1375 M) di Damaskus. 
  
Ibnu Al-Haytsam (w. 1039 M) mempelopori penelitian tentang optika.
Eksperimennya menggunakan lebih dari 27 jenis lensa. Roger Bacon, Leonardo
da Vinci dan Kepler bahkan mungkin Newton telah mengambil inspirasi bahkan
menjiplak dari bukunya Kitab Al-Manazhir (Kamus Optik). Sebab teori tentang
mata yang bukan sumber cahaya (mirip kesimpulan Newton yang menggugurkan
pendapat Euclid dan Ptolomy), hukum refleksi dan refraksi (yang lebih
terkenal dengan hukum Snellius) serta pertambahan ukuran bintang dekat
zenith sesungguhnya telah dirumuskan dengan baik oleh Ibnu Al- Haytsam lewat
berbagai eksperimennya. 
  
Belum lagi ilmu kedokteran. Dunia mestinya berterimakasih pada Ibnu Sina.
Mereka, bangsa Barat menyebutnya dengan Ave Sena) yang telah menulis Kitab
Qanun fi Al-Tibb yang berisi berbagai jenis penyakit dan pegobatannya secara
komprehensif. Buku tersebut menjadi acuan selama beberapa abad kemudian dan
diajarkan kepada seluruh calon-calon dokter pada saat itu. 
  
Sampai akhir abad ke-19 tingginya ilmu pengetahuan kedokteran sumbangsih
para dokter muslim terlihat saat para calon dokter di Prancis harus
mendapatkan surat izin praktek dari Kepala Dokter Muslim di Tunisia. Tapi
kemudian pemerintah kolonial Prancis melarang keras tindakan tersebut. Eropa
berusaha menghapuskannya dengan alasan mengangapnya rendah hanya karena
dokter mereka harus merunduk ke Tunisia yang Islam. 
  
Mereka Tidak Jujur Sayang seribu sayang kejayaan dan kebaikan kaum muslimin
itu dicuri dan diaku-aku sebagai hasil karya Barat. Parahnya lagi, hasil
karya mulia para ilmuan Muslim itu secara dihancurkan oleh para penguasa
yang tidak peduli perjuangan dan pengorbanan umat Islam. Mereka lebih senang
korupsi dan berkongsi penjajah Barat, yang sejak semua benci dengan Islam. 
  
Walaupun demikian, Barat betul-betul banyak berhutang kepada Islam. Sayang
mereka tak jujur atas sumbangan besar kaum muslimin itu. "Semenjak 13 abad,
Barat telah menolak warisan ketiga ini, yaitu warisan Islam yang pada masa
lalu mestinya dapat dan terang akan dapat mempertemukan kebudayaan Barat
dengan kebudayaan-kebidayaan lainnya di seluruh dunia, " ujar Garaudy,
pemeluk Katholik yang menjadi atheis dan berakhir menjadi Muslim. 
  
Ia menegaskan, jika saja Barat bersikap fair dan merendah, maka mereka akan
menjadi bangsa yang bermartabat. "Selain itu, warisan ketiga itu juga akan
membantunya untuk merasakan dimensi-dimensi kemanusian dan ketuhanan yang
telah terpisahkan selama kebudayaan Barat berkuasa secara sepihak,
mengembangkan kemauannya untuk menguasai alam dan manusia. " 
  
Bila saja Barat mau menerima Islam, maka Barat tidak akan bernasib seperti
sekarang ini:sekular, liberal, dan ambigu, dan rasial. (dina)

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke