10.000 saja ulama2 Khalifah Fil ardh ini di Indonesia, saya yakin dan percaya kepada ayat ALLAH dibawah ini;
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan [ayat-ayat Kami] itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (96) Alangkah baiknya kalau ulama2 FPI cs,HTI, JAT, DDII, FUI dll mencotoh ulama Habib Asegaff ini. Berakhlaq Mulia dan kuat ekonominuya lagi pemurah. Habib Asegaff mengikuti sunnah Rasul dlm mencari nafkah. Sedangkan ulama2 Fpi HTI dll mengaku menegakan sunnah Rasul, tapi tidak melakukan sunah yang utama....sebahagian di ikuti,sebahagian di ingkari..akirnya kehidupan menjadi terhina di dunia...QS 2:85 Mohon dibaca artikel dibawah ini; Kembangkan Usaha, Omzet Pesantren Nurul Iman Bogor Capai Triliunan Rupiah Ahad, 29 Agustus 2010 02:17 Bogor, NU Online Perputaran uang di Pondok Pesantren Al-Asriyah Nurul Iman, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sangat fenomenal, karena dalam setahun menembus angka triliunan. Pengasih Pesantren Al-Asriyah Nurul Imam, Habib Saggaf bin Mahdi kepada NU Online di Bogor mengatakan, omzet tahunan pesantren yang ia asuh mencapai triliunan rupiah. "Kami memutarkan berbagai jenis usaha untuk memenuhi kebutuhan santri. Dalam setahun omzetnya mencapai triliunan rupiah," ujar Habib Saggaf bin Mahdi ditemui NU Online di kediamannya, Jum'at (27/8). Pesantren Al-Asriyah Nurul Iman berdiri di atas areal seluas 185 hektar yang terletak di Desa Warujaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Populas santri pesantren yang pernah menjadi lokasi Muktamar Luar Biasa (MLB) PKB Gus Dur tersebut 18.000 orang atau sebagai salah satu pesantren dengan populasi santri tertinggi di Indonesia. Pihak pesantren tidak memungut serupiah pun dari 18.000 orang santri yang diasuhnya alias menggratiskan semua biaya kepada santri yang hendak belajar, bahkan hingga menamatkan perguruan tinggi. Guna menutupi berbagai kebutuhan yang dihadapi santri, dewan guru, pengurus pesantren maupun yayasan, Habib Saggaf menyiasatinya dengan mengembangkan berbagai usaha. Habib Saggaf mengatakan, dalam setahun kebutuhan yang harus dipenuhi pesantrennya mencapai Rp 18 miliar. Dana tersebut, diperolehnya dari berbagai lembaga usaha yang dikelola pesantren baik yang berada di sekitar komplek Nurul Iman maupun di berbagai daerah di Indonesia. Habib Saggaf mengemukakan, pihaknya mengembangkan aneka usaha antara lain berupa pengembangan agribisnis dengan omzet puluhan miliar per tahun. Budidaya ikan lele di atas areal seluas 45 hektar dekat komplek pesantren, menghasilkan omzet senilai Rp 12 miliar dalam setahun. Penghasilan lain diperoleh dari budidaya padi di Karawang, Jawa Barat. Pesantren Nurul Iman memiliki lahan seluas 100 hektar dengan total omzet per tahun mencapai Rp 5 miliar. Di Lampung, Pesantren Nurul Iman memiliki lahan mencapai 150 hektar yang dikelola sebagai pusat budidaya pohon Afrika denga omzet mencapai Rp 500 juta dalam setahun. Pesantren Nurul Iman juga mengembangkan komoditas kopi di Sumatra di atas areal seluas 200 hektar. Omzet budidaya kopi dalam setahun mebcapai Rp 4 miliar. Usaha lain yang dikembangkan Pesantren Nurul Iman yaitu kerajinan membuat roti. Dalam stahun omzet produksi roti mencapai Rp 3 miliar. Berikutnya, pengembangan budidaya pepaya, cabe dan berbagai tanaman hortikultura pada puluhan hektar lahan sekitar komplek pesantren dengan total omzet mencapai miliaran. Usaha terbaru yang dikembangkan Pesantren Nurul Iman adalah jual beli air kemasan yang diproduksi di areal komplek pesantren. Pesantren Nurul Iman juga merambah dunia pertambangan dengan mengembangkan usaha batu bara di berbagai daerah. "Kami mengembangkan berbagai macam jenis usaha, mulai perkebunan, perikanan, pertanian, kerajinan pembuatan roti, air kemasan hingga pertambangan. Ini semata untuk menutupi kebutuhan pesantren, karena semua santri belajar secara gratis," ungkap Habib Saggaf. Uniknya, jaringan usaha ala Pesantren Nurul Iman tidak hanya tersebar di penjuru Nusantara namun juga merambah hingga Mancangara. Pihak pesantren menjalin kerjasama usaha dengan warga berbagai bangsa, yakni Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Timur Tengah. Pihak pesantren mengembangkan usaha jual beli intan dan permata yang dijual mulai harga ratusan juta rupiah, miliaran hingga triliunan. "Kami juga menekuni jual beli intan dan permata. Hasil keuntungan yang diperoleh untuk menambah berbagai kebutuhan operasional pengelolaan pesantren dan membiayai 18 ribu santri," paparnya. (hir)