Dari Duopoli ke Kompetisi Heru Sutadi
UNDANG-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi mengamanatkan kompetisi di bisnis telekomunikasi. Namun kompetisi itu belum terwujud sampai sekarang, terlihat dari layanan duopoli telepon tetap. Belum dibukanya keran kompetisi hingga lebih dari lima tahun UU itu berjalan, membuat belum terjadinya peningkatan signifikan prestasi teledensitas pertelekomunikasian kita, bahkan hingga lima tahun ke depan. Teledensitas hanya 4 persen dari 215 juta penduduk, diperburuk kenyataan 43.000 desa belum tersentuh telepon dasar. Indonesia menyepakati target World Summit on the Information Society (WSIS) yang tahun 2015 harus tersedia satu sambungan telepon dan satu akses internet untuk setiap desa. Karena telekomunikasi kini sudah jadi kebutuhan, penetrasi lalu tidak terbatas pada target WSIS saja dan semua warga negara berhak mendapatkannya. Skema duopoli belum menjawab keterbelakangan Indonesia di bidang telekomunikasi sehingga perlu ada terobosan. Percepatan pembangunan infrastruktur harus jadi dasar penentuan arah kebijakan persaingan dan liberalisasi sektor telekomunikasi. Karena alokasi dana pembangunan infrastruktur telekomunikasi bukan prioritas pemerintah, pembukaan pasar merupakan hal yang tak bisa ditawar. Dalam duopoli, selain lebih tertarik pada kota-kota besar, pemegang lisensi lebih mudah dan untung membangun infrastruktur dengan menggandeng mitra lewat pola bagi hasil. Padahal melalui lisensi modern, operator wajib membangun jaringan, bukan cuma memasarkannya. Banyak yang mau dan mampu mengembangkan layanan telepon tetap di luar Telkom dan Indosat sehingga perlu dibuka kesempatan bagi penyelenggara telekomunikasi lain untuk ikut berperan. Tanpa ini, butuh waktu lebih lama untuk menjangkau seluruh pelosok negeri. Sebagai pembanding dapat dilihat dari perkembangan layanan telepon bergerak yang dengan multi-operator, pengguna layanan ini meningkat secara signifikan. Setelah di tahun 2002 pengguna seluler berhasil melampaui pelanggan telepon tetap, di akhir 2004 lalu pelanggan seluler telah mencapai angka 29 juta, 3 kali lipat pelanggan telepon tetap. DUOPOLI hanya sebuah cara, bukan tujuan ke kompetisi sehingga ada beberapa hal yang perlu disiapkan selama masa transisi ini. Regulator diminta segera menyiapkan regulasi yang tepat sebelum membuka kompetisi penuh di sektor telekomunikasi agar target peningkatan penetrasi dan pemerataan akses telekomunikasi dapat tercapai. Regulasi adalah investasi terbesar dalam perubahan dari monopoli menuju kompetisi sehingga harus disiapkan sebelum kompetisi dibuka. Regulasi yang belum memadai, regulator yang tidak independen, lembaga pengawas kompetisi yang tidak jelas, serta penegakan hukum yang lemah hanya akan menghasilkan kompetisi yang berjalan di tempat. Posisi incumbent tetap saja dominan, sementara pemain baru tidak bisa bergerak. Tak berarti tidak ada batasan waktu untuk menyiapkan regulasi yang mendukung era kompetisi yang kondusif, seperti reference interconnection offer (RIO), cost based interconnection, dan dispute resolution framework (DRF). Ini menjadi pekerjaan rumah tambahan regulator untuk segera membuat jadwal kapan duopoli diakhiri dan kompetisi dimulai. Perlu keberanian regulator mendobrak kesepakatan mengenai hak eksklusif Telkom dan Indosat di mana tidak akan dikeluarkan lisensi baru untuk layanan telepon tetap lokal hingga 2010. Apalagi seharusnya lisensi baru sudah dikeluarkan untuk sambungan langsung internasional (SLI) tahun lalu dan SLJJ (sambungan langsung jarak jauh) tahun ini. Dasar pembenar, gagalnya skema duopoli memenuhi target pemenuhan kebutuhan telepon serta praktik duopoli yang dijalankan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Baik dari segi pembangunan jaringan, kualitas, maupun tarif. Hasil studi International Telecommunication Union (ITU), penambahan fasilitas telekomunikasi sebesar 1 persen, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 3 persen. Karena itu, jika ingin roda perekonomian meningkat, tak ada jalan lain, buka kompetisi segera. Heru Sutadi Praktisi Telekomunikasi Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/