--- Pada Sel, 24/2/09, Danang Tiasmoro <dhanan...@yahoo.com> menulis:

Dari: Danang Tiasmoro <dhanan...@yahoo.com>
Topik: Trs: [artikel_salafy] DUKUN PONARI DAN FENOMENA BATU PETIR
Kepada: ditho_in...@yahoo.co.id, "malik rosyiid" <malik_...@yahoo.com>, 
"Fardiman" <fdn_...@yahoo.co.id>, "asep hikmat" <asep_hik...@yahoo.com>, "amin 
pujiarto" <amin_pujia...@yahoo.com>, "Shely" <sh...@pttbi.co.id>, "envi babon" 
<meb...@yahoo.com>, "ida evrida" <taurida_a...@yahoo.co.id>, "waluyo hari 
sulistyo" <waluyoh...@yahoo.com>, "agus wiyono" <agus.wiy...@yahoo.com>
Tanggal: Selasa, 24 Februari, 2009, 3:21 PM








--- Pada Sen, 23/2/09, Abu 'Amr <4bu....@gmail.com> menulis:

Dari: Abu 'Amr <4bu....@gmail.com>
Topik: [artikel_salafy] DUKUN PONARI DAN FENOMENA BATU PETIR
Kepada: artikel_sal...@yahoogroups.com, salafi-indone...@yahoogroups.com, 
nashi...@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 23 Februari, 2009, 4:42 AM







DUKUN PONARI DAN FENOMENA BATU PETIR
(Muslim Indonesia di persimpangan jalan!? -2- )
Penulis : Al Ustadz Jafar Salih
 
www.mimbarislami. or.id 
  
  
           Ponari, nama yang sederhana, sesederhana orangnya. Tidak ada yang 
istimewa pada sosok bocah sepuluh tahun ini sampai suatu hari ia menemukan 
sebuah batu yang dikenal belakangan  dengan sebutan "batu petir" dan konon 
diyakini "sakti", paling tidak oleh ribuan orang yang telah menjadi pasiennya. 
Batu yang dengan sekali celup, air celupannya bisa mengobati segala macam 
penyakit. Batu yang telah menjungkirbalikkan logika ribuan anak bangsa! 
  
            Ponari, begitu pula Dewi Sulistiyowati dan entah siapa lagi bakal 
menyusul, telah menjadi sebuah fenomena berkat batu yang mereka temukan. Tapi 
yang lebih fenomenal dari itu semua adalah ribuan atau bahkan jutaan ummat 
manusia yang "tersihir" dan percaya terhadap eksistensi "batu petir" dalam 
proses penyembuhan. 
  
            Bicara tentang batu, ummat Islam telah mengenal Hajar Aswad sebagai 
batu yang paling populer di tengah-tengah kehidupan beragama mereka, karena 
letak keberadaannya (di dinding Ka'bah) dan posisinya di dalam jiwa kaum 
muslimin, karena kaitannya dengan ibadah thawaf. 
  
            Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, satu-satunya tauladan 
ummat, di dalam thawafnya mencontohkan untuk mencium batu ini setiap kali 
melewatinya pada putaran thawaf atau menyentuhnya bagi yang mampu atau melambai 
ke arahnya. Demikian istimewanya batu ini, sampai-sampai thawaf tidak dianggap 
sah kalau tidak memulai thawaf dari arah yang sejajar dengannya. Sehingga 
jadilah batu ini salah satu dari syi'ar-syi'ar Islam yang wajib dimuliakan, 
menurut aturan syariat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, 
  
ذَلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ 
  
            "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan 
syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati". (Qs. Al 
Hajj: 32) 
  
            Tapi kendati pun demikian, batu adalah batu, dia tidak bisa memberi 
manfaat kepada siapa pun, atau pun mencelakakannya. Adapun kita sampai 
menciumnya, itu tidak lebih semata-mata dalam rangka menauladani apa yang 
diperbuat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai tauladan bagi 
manusia. Dan konsep ini sangat dipahami sekali oleh generasi pertama ummat ini, 
para salaf, sampai-sampai Umar bin Khattab Rhadiyallahu 'Anhu, Khalifah 
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang kedua, ketika menciumnya, ia 
berkata, 
  
إني أعلم أنك حجر لا تضر ولا تنفع ولولا أني رأيت النبي صلى الله عليه و سلم يقبلك 
ما قبلتك 
  
            "Sesungguhnya Aku benar-benar tahu bahwa kamu hanya batu, tidak 
bisa memberi manfaat atau celaka, kalau saja Aku tidak melihat Nabi Shallallahu 
'Alaihi Wasallam menciummu, Aku tidak akan menciummu". Muttafaqun 'Alaihi dari 
Umar Rhadiyallahu 'Anhu. 
  
            Kembali kepada batu Ponari, batu Dewi Sulistiyowati dan batu fulan 
dan fulan…dst. Terlepas dari pernyataan para pasien yang mengaku sembuh setelah 
meminum air celupan batu tersebut dan terlepas dari sibuknya para dokter yang 
menyatakan bahwa itu hanya disebabkan faktor sugesti, yang diakui dunia medis 
sebagai salah satu faktor penyembuh juga. Saat ini batu-batu tersebut telah 
menjerumuskan ummat kepada kesyirikan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Karena 
mereka yang mengakui eksistensi batu tersebut dalam proses penyembuhan, tidak 
lepas dari tiga kelompok manusia: 
  
            Yang pertama; mereka yang meyakini bahwa kesembuhan semata-mata 
berkat kekuatan batu, tidak ada campur tangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam 
hal ini. Maka mereka telah jatuh kepada kesyirikan yang besar. Karena mereka 
telah meyakini ada selain Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang menyembuhkan. 
  
            Yang kedua: mereka yang meyakini bahwa kesembuhan datangnya dari 
Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata dan batu hanya sebagai sebab. Maka mereka 
telah terjatuh kepada syirik kecil, karena mereka telah menjadikan sesuatu yang 
bukan sebab sebagai sebab. 
  
            Dan yang ketiga: juga merupakan syirik kecil, yaitu mereka yang 
meyakini batu tersebut ada barakahnya. Sehingga mereka berebut meminum air 
celupannya dengan niatan mengharap barakahnya. 
  
            Al Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Waqid Al Laitsi 
Rhadiyallahu 'Anhu, ia berkisah, "Kami pergi bersama Rasulullah Shallallahu 
'Alaihi Wasallam menuju Hunain dan (waktu itu) kami belum lama masuk Islam. Dan 
orang-orang musyrikin mempunyai pohon Bidara yang mereka jadikan tempat semedi 
dan menggantungkan senjata-senjata mereka dibawahnya (mengharapkan barakahnya) 
yang mereka namakan dengan sebutan Dzatu Anwath. Maka (ketika) kami melewati 
sebuah pohon Bidara, kami berkata: Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami 
Dzatu Anwath seperti orang-orang musyrikin punya Dzatu Anwath. 
  
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Allahu Akbar! Sesungguhnya 
ini adalah suatu jalan/ajaran, apa yang kalian ucapkan –demi Dzat Yang jiwaku 
berada di Tangan-Nya- persis seperti yang pernah diucapkan Bani Israil kepada 
Musa, "Buatkanlah untuk kami sesembahan (selain Allah) sebagaimana mereka punya 
sesembahan, Musa berkata: kalian adalah kaum yang jahil". Rasulullah 
Shallallahu 'Alaihi Wasallam melanjutkan: kalian akan benar-benar mengikuti 
jalan-jalan ummat sebelum kalian". 
  
            Dan ketahuilah kesyirikan apa pun bentuknya merupakan kedzaliman 
yang paling besar, lebih besar dari membunuh, mencuri, korupsi, berzina, 
memakan riba…dstnya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, 
  
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ 
بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ 
  
            "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia 
memberi pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, 
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". 
(Qs. Luqman: 13) 
  
            Dan kesyirikan adalah dosa yang tidak diampuni, 
  
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن 
يَشَاء وَمَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا 
  
            "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia 
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang 
dikehendaki- Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah 
berbuat dosa yang besar". (Qs. An-Nisaa: 48) 
  
            Dan karena kesyirikan (besar), Allah Subhanahu Wa Ta'ala haramkan 
seseorang masuk ke dalam surga, 
  
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ 
وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ 
  
            "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, 
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, 
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun" . (Qs. Al Maidah: 
72) 
  
            Dan banyak lagi kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh dosa 
kesyirikan. Maka wajib bagi ulama Islam, tokoh-tokoh agama untuk menerangkan 
masalah ini kepada ummat dan mencegah mereka dari terperosok ke dalam 
jurang-jurang kebinasaan, sebagaimana wajib bagi pihak yang berwajib untuk 
menutup praktek pengobatan ini serta praktek-praktek yang serupa, karena ini 
semua hanya berakibat pada kerugian bangsa, negara dan ummat seluruhnya. Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, 
  
وَإِذَ أَخَذَ اللّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ 
لِلنَّاسِ وَلاَ تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاء ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْاْ بِهِ 
ثَمَناً قَلِيلاً فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ 
  
            "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang 
telah diberi kitab (yaitu):"Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada 
manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu 
ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. 
Amatlah buruk tukaran yang mereka terima". (Qs. Ali Imran: 187) 
  
            Wallahua'lam bis shawab. Wa'aakhiru Da'waana Anilhamdulillahi 
Rabbil 'Aalamin.‎
‎
















Apa dia selingkuh? 
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!


      Apakah demonstrasi & turun ke jalan itu hal yang wajar? Temukan 
jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

Kirim email ke