Assalamualaikum Wr.Wb.
Dear millis wong Banten anu kararasep jeung garareulis...

Cerita ini berawal ketika saya dalam waktu senggang menelusuri sudut-sudut
keramaian kota Serang sampai peloksok dengan menumpang sebuah angkot dari
berbagai jurusan, melalui route dari satu pasar ke pasar yang lain dan dari
satu terminal ke terminal yang lain pada umumnya kebanyakan angkot-angkot
tersebut bebasa trayek tak tentu kemana arah trayek sebenarnya.

Tak ubahnya saya seperti wisatawan yang lagi pesiar di nagari dewek
(sendiri) yang asing antah berantah. Padahal saya terlahir di kota ini yang
merupakan kota peninggalan Kesultanan Banten. Sekarang hampir 6 tahun Banten
ini ini menjadi propinsi. 
Pembangunan yang dulu yang dulu pernah digembar-gemborkan tatkala kita
bersatu untuk menjadikan Banten terlepas dari Jawa Barat, Peningkatan
Kesejahteraan rakyat Banten dan Pemerataan Pembangunan menjadi "Nilai Jual"
yang laku keras untuk kita semakin kokoh menjadikan Banten, propinsi yang
mandiri. Tetapi didalam perjalanannya sepertinya semakin jauh bertolak
belakang dari sebuah harapan.

Ketika saya didalam perjalanan pesiarnya dengan angkot, saya berbincang
dengan bapak sopir..tentu (dengan bahasa wong kiteu yg sudah
diterjemahkan)..."Apasih yang bapak rasakan setelah Banten menjadi Propinsi"
tanya saya...Sejenak pak sopir tertegun sepertinya bagaimana harus menjawab,
amun kemudian dengtan entengnya beliau bicara "tidak ada yang berubah
tuch..malah seotran saya sekarang tambah berat untuk dikejar"...."memangnya
kenapa" tanyaku lagi...Pak sopir sambil menghisap rorok dalam-dalam menjawab
"lihat dan rasakan sendri sama bapak kondisi jalan ini, mending kalau
lobangnya sebesar lubang semut mach...iyeu mah seperti kubangan kerbau,
belum lagi nanti di terminal..itu yang namanya pungutan engga kuat saya
ngelawannya..ditambah berkeliarannya prara preman terminal yang minta japuk
kalau engga dikasih urusannya runyam...sepertinya aparat disini membiarkan
itu semuia berlangsung..apa sudah ada kong kalikong kali yach..." Tak terasa
sampai jga di sebuabh terminal, ternyata apa yang dikatakan oleh pak supir
tadi memang betul adanya, uang 1000 atau 2000 perak merupakan nilai yang
cukup besar bagi sang sopir, namun begitru mudahnya para preman terminal
memnita dengan paksa hanya dengan bermodalkan kegarangan.

Perjalanan terus berlanjut menuju Kepandean melalui route kota,
kesemwrawutan mulai terlihat di pasar Royal...aneka PKL, becak, angkot
berbaur menjadi satu, lalu lintas macet di pocis menjadikan sebagai terminal
bayangan, wacgh macam-macam yang tergambar dalam sorotan mata ini,...taka
lama kemudian sampai juga saya di Terminal Kepandean...sebuah terminal yang
tidak jelas peruntukannya karena sampai sekarang hanya seperti sebuah
lapangan belaka tidak ada aktivitas layaknya sebuah terminal...

Sejenak kemudian saya meneruskan perjalanan dan singgah di Pasar Lama,
ternyata disini pula tetap masih semwrawut, pungutan-pungutan liar yang tak
jelas peruntukannya masih bergentayangan..Lalu saya menuju ke Pasar
Rawu...waduch jalannya mulus banget ..hotmik lagi..sangat jauh berbeda
ketika saya berkeling ke sepang, sayar, petir....namun dibalik kemegah RTC
(Rau Trade Center) yang dulu diresmikan dengan meriah sekarang tak ubahnya
seperti pasar-pasar yang lain jauh dari sebutan Trade Center...Masih saja
adanya upeti agar usahanya lancar "upeti (pungutan) itu ada yang diberikan
kepada yang resmi alias retribusi atau kepada yang tidak resmi ..apalagi
kalau bukan untuk uang pengamanan hitam-hitam...kepada pedagang yang senmpat
saya tanya...berarti di RTC juga masih berkeliaran para Preman Pasar...

Lumayan juga rasa lelah ini melanda, tetapi lelahnyya ini bukanlah karena
fisk, melainkan kejadi-kejadian yang telah membuat hati ini miris melihat
Banten diselimuti oleh kesemwrawutan, ketidaktertiban, dan praktek-praktek
premanisme mulai dari preman terminal, preman pasar, sampai kepada Preman
Berdasi...sebuat yang terakhir sangat berbahaya bagi kelangsungan
pembangunan Banten...kalau preman jalanan itu pasti musiman dan muidah
diberantas oleh aparat, tapi kalau sudah menyangkut preman berdasi yang
memintah jatah proyek, komisi, mark-up, manipulasi, dan aji
mumpung...sepertinya aparat penegak hukum di Banten ini adem-adem saja...ada
apa denganmu?

Bantenku sayang Bantenku malang.

Salam,
Yusron Kamal
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, June 23, 2006 4:38 PM
To: wongbanten@yahoogroups.com
Subject: [WongBanten] Ada sobatku yang baik, Judulnya ''Preman Berdasi''
satu album dengan lagu lama Ikang duet dgn Bella anakku


Ada sobatku yang baik, Judulnya ''Preman Berdasi'' satu album dengan lagu
lama Ikang duet dgn Bella anakku. Saya coba compress dan kirim via email
ini agar dapat di down load ya?

Regards,

Marissa (www.marissahaque-haji2005.com)

---------------------


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Great things are happening at Yahoo! Groups.  See the new email design.
http://us.click.yahoo.com/TISQkA/hOaOAA/yQLSAA/vbOolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Tetap Semangat Mencintai Banten! 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wongbanten/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to