Ah, kang jangan pura-pura gak pernah baca perundang-undangan, peraturan pemerintah serta turunannya. Duit segitu, tentunya bukan hanya dari kantong pribadinya calon gubernur dan calon wakil gubernur. Dan itu dibolehkan oleh hukum yang berlaku. Cik atuh dibaca deui aturan mainnya. (jalan pintas kok dianggap ... iklan rokok).
Kalo mo pasti, kita tunggu pengumuman harta kekayaan dari KPUD Banten, menurut jadwal besok senin tanggal 16 Oktober 2006. Kalo angkanya jauh dari dana awal mereka, bisa jadi itu uang dari cagub dan cagub sendiri. Tapi kalo kurang, yang hasil papatungan kitu. Jiga di PKS aya nu ngarana gerakan 50 ribuan, sok taroskeun ka PKS. Beberapa informasi yang diobrolkan oleh orang-orang KPUD Banten sbb: Zul, cuma ratusan juta rupiah aja. Marissa, sekitar 4 miliaran. Atut, masih gelap (takut ketuker ngitung APBD) Masduki, idem (tapi gak takut ketuker ama APBD) Irsjad - Daniri, masih gelap (tapi gak jauh dari Marissa) Benyamin, ampir 1 miliar (sayangnya, tabungan cuma atu juta doang) Tryana, antara 2 ampe 10 triliun. Menurut kabar kabur, keluarga besar tryana samun (ingat ya keluarga besar) hartanya nyampe ratusan triliun. wuiiiiih. Tapi, mengapa kita sirik sama orang yang banyak duit yah. Sakitu geh lumayan, coba nu teu boga gaji... :-)) --- Jaya Komarudin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pak Lili sama Pak Sony, > Saya mau Tanya. Kalau dikita berapa lama lagi kira2 > Parpol yang ada > menjadi Parpol yang ideal sebagai pengangkat > martabat dan kesejahteraan > konstituennya? Atau masyarakat secara keseluruhan. > > Saya sendiri lama2 alergi dgn model yang ada > sekarang, seperti sebuah > lingkaran yang digerakkan oleh uang dan kekuasaan. > Sementara idealisme > hanya bumbu penyedap serta retorika belaka. > Atau saya yang blo'on kali yah bermimpi terlalu > muluk2. > > Saya sendiri suka geli dgn realitas yang ada. > Misalnya saja : > Di Koran radar Banten kemarin di rilis, biaya calgub > itu antara 25 > Milyar samapai 50 Milyar. > Try-ben-50 M > Atut-mas 25 M > Irsyad-daniri 40M > Zul-Icha ? (bilangnya lagi diitung) > > Anggap saja itu modal! > Skarang coba dihitung, berapa gaji gubernur? Kita > mark up aja 100 juta > perbulan, kita tambah lagi 50 jt untuk biaya hidup. > Total 150 jt. > Itu untuk gubernur! > Untuk wagub, yah beda2 dikit lah, 125 jt totalnya! > Diakumulasikan jadi 350 jt untuk berdua perbulan! > Dalam setahun dikali > 13 yah, berarti : 4.5 M. dikali 5 tahun = 22.75 > Milyard > > Itu gajinya sudah saya mark up masih tekor antara > biaya kampanye sama > gaji! > Orang GILA macam mana yang mau rugi plus menderita, > duitnya tekor, > ditambah beban ngurusin rakyat plus ditanya > diakherat atas pertanggung > jawabannya! > > ARTINYA sudah ada yang gak beres dari awalnya? > > Nah sakarang saya mau Tanya ke para pendukung > TRY-BEN (Mang Ochon, Kang > UCU, Mang SAPRUDIN, dll) juga pendukung Atut (mang > Ris, dkk) ditambah > pendukung Zul-Icha (GG, Iif, Hilmi, dkk) sekalian > para pendukung Irsyad. > > Apakah and abersedia menjadi pendukung pemimpin yang > pada saat nanti, di > hari padang Mahsyar kita akan ditanya, kenapa dukung > kalo sudah tahu > bakal berbuat gak bener? > > Coba kalo setiap orang meminta setiap calon apa > adanya. Bukankah kita > akan selamet? Saya yakin, banyak pemimpin korup > karena rakyatnya juga > mendukung ia untuk korup. So jangan disalahin > peminpin sendirian kan > yah? > > Maaf neh, jadi nyerocos kemana-mana. > > > -----Original Message----- > From: Lili Romli [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, October 13, 2006 5:28 PM > To: wongbanten@yahoogroups.com > Subject: Re: [WongBanten] Artikel Lili Romli di > Harian Jurnal Nasional > > > Saya setuju, bukan hanya Huntingon saja tetapi juga > ada yang lain yang lebih menarik. Dalam tulisan yang > asli sebelum diedit oleh redaksi, saya sebutkan juga > pendapat dari Herbert Kicschelt yang membagi partai > atas partai programatik, karismatik, dan > klientelistik. Selain itu juga pendapat Vicky > Randall > & Lars Svasand yang melihat sistem kepartain > berdasarkan derajat kesisteman, identitas nilai, > otonomi keputusan, dan citra pada publik; serta > penpadat Scott Mainwaring. > > Nuhun atas respon Pak Sony. > > Lili Romli > > --- sony harseno <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > huntington masih laku ya??? > > kalo untuk sistem kepartaian, beberapa tipologi > yang > > dibuat nicos mouzelis menurut saya lebih menarik > > dari > > pada huntington (sangat kultural sekali). mouzelis > > setidaknya menganalisis secara struktural dan > > kultural > > terbentuknya tipe partai. kalo tidak salah ada > tiga > > tipe: > > 1. tipe klientilisme > > 2. tipe populisme > > 3. tipe mesin politik > > > > terus terang, yang diungkapkan pak lili, itu > diamini > > betul oleh dosen2 saya. ya mudah2an itu bukan > > penyakit > > garis besar yang banyak diidap oleh cendikiawan > kita > > > > salam > > sony > > --masih belajar ilmu politik-- > > > > > > --- Boni Triyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Kawan-kawan, > > > Berikut saya sertakan artikel Lili Romli, > orang > > > Banten peneliti LIPI dan anggota milis ini, yang > > > dimuat Harian Jurnal Nasional edisi Kamis, 12 > > > Oktober 2006. Berhubung website Jurnas belum > jadi, > > > maka saya comot saja artikel ini dari meja > redaksi > > > ke milis wongbanten. Semoga haluan perdebatan > yang > > > akhir-akhir ini selalu condong kepada kampanye > > > sedikit berubah. Soalnya saya sudah lalieur bin > > > lalanjung sirah mengikuti kampanye-kampanye di > > milis > > > ini. > > > tabik, > > > Bonnie Triyana > > > ------------------------- > > > Masa Depan Partai Politik > > > Oleh: Lili Romli > > > Mengahadapi Pemilu 2009, menurut catatan > > > Departemen Hukum dan HAM, sudah ada 28 partai > > > politik yang mendaftar. Dengan bertambahnya > > > pendirian partai politik baru itu, tampaknya > > > keinginan elit politik dalam mendirikan partai > > > politik terus ada dan ada, tanpa jeda. Nafsu > > > mendirikan partai politik di kalangan elit kita > > > masih tetap "menggebu". Padahal apabila kita > > > perhatikan dari survey-survey yang dilalukan > > > berbagai lembaga penelitian, potret dan citra > > partai > > > politik dimata publik masih tetap buruk. > > > Mengapa demikian? Hal ini karena keberadaan > > partai > > > politik pada reformasi ini tidak berbanding > lurus > > > dengan fungsi yang diembanya. Artinya, > keberadaan > > > partai politik sebagai salah satu pilar > demokrasi > > > yang akan memperjuangkan aspirasi dan > kepentingan > > > rakyat berbanding terbalik. Partai politik yang > > ada > > > begitu mengecewakan rakyat. Pertama, kehadiran > > > partai politik tidak lagi terasakan oleh > > masyarakat. > > > Berbagai peran yang seharusnya diemban partai > > > politik tidak sedikit terbengkalai. Sementara > > > menyangkut artikulasi dan memperjuangkan > > kepentingan > > > rakyat, partai politik dalam kapasitasnya > sebagai > > > institusi ataupun melalui individu anggotanya > > belum > > > menunjukan performance yang memuaskan. Aktivitas > > > yang dilakukan partai politik saat ini tampaknya > > > lebih seputar urusan partainya sendiri dan > > > kelompoknya. Kedua, partai politik pada saat ini > > > cenderung lebih mengutamakan kepentingan parsial > > > sesaat ketimbang kepentingan masyarakat dan > > bangsa. > > > Berdasarkan hal tersebut, alih-alih > > memperjuangkan > > > kepentingan rakyat, malah partai politik > cenderung > > > sibuk memperebutkan kekuasaan, jabatan, dan > uang. > > > Sementara persoalan yang membelit rakyat > dibiarkan > > > begitu saja. Semuanya itu tampak tidak > dihiraukan > > > sama sekali. Padahal, ketika pendirian partai > atau > === message truncated === Tetap Semangat Mencintai Banten! Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wongbanten/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wongbanten/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/