Maaf Bapak/Ibu Sdr/i dan handai taulan wongbanten semua. Jangan marah bila kedatangan tulisan saya di milis ini. Saya gak bisa nulis fiksi atau cerita yang bermutu, apalagi nulis yang menguraikan tentang karya ilmiah. Kalau boleh saya ambil istilah salah seorang member milis wongbanten, saya ini "kufer", cetek wawasannya. Mungkin saya ini comel, cuman bisa nulis sampah seperti ini.
Begini coy, ini cerita dulu. sewaktu saya duduk di bangksu SMA di Sukabumi saya punya teman satu kelas keturunan tionghoa yang sudah muslim. nama temanku (KIM SUIE nama tionghoanya) nama Indonesianya adalah Firman. Suatu hari saya diajak oleh Firman untuk bertandang ke rumahnya di kawasan Nyomplong. Setibanya di rumahnya, saya diperkenalkan kepada kedua orang tuanya. Setelah basa basi, ngobrol ngalor ngidul, tiba waktu siang jam 12.00 saya diajak makan siang bersama keluarga Firman. Pucuk dicinta ulam tiba, dari tadi perut sudah dangdutan nahan lapar, mendapat penawaran makan siang tanpa ba bi bu lagi langsung saya sambut dengan hati senang (maklum anak kos jauh dari orang tua, ngirit uang makan ceritanya coy). Di meja makan telah tersedia hidangan yang sangat menggugah selera. Ada pepes ikan mas, ikan goreng gurame, ayam goreng, sayur sup, sayur asama, gule kambing, sate kambing, lalapan, sambal terasi medok. "Wah Pak, ada acara apa nih, sampe hidangan begitu banyak" tanyaku kepada orang tua Firman. "Akh de, gak ada acara apa-apa, ini kami sediakan buat tamu yang berkunjung ke rumah kami", jawab pak Firman. Setelah masing-masing duduk di kursi meja makan, pak Firman berdiri sambil tangannya menunjuk ke setiap hidangan dengan ucapannnya "De ni ndangan, ni ndangan, ni ndangan, ini ndangan". Pas giliran tangannya nunjuk tempat sambal "oi ni woleh....ayo silahkan". Dalam pikirannya saya, ini tuan rumah koq ngajak makan, tapi semua hidangan jangan, giliran sambel boleh. akh.. daripada nahan lapar saya ambil nasi, karena yang boleh cuman sambel, maka saya makan nasi sambil nyocol sambel terus. Setelah selesai makan, orang tuanya Firman mengkerutkan keningnya sambil menatap kepada saya dan berucap "De, apakah tidak suka dengan masakan semua ini, koq dari tadi cuman sambel saja yang dimakan?" Saya terheran-heran dan berujar "Lho bukankah bapak tidak mengijinkan saya untuk mencicipi setiap masakan, kecuali sambal? Bapak kan bilang ini ndangan, ini ndangan pas bapak nunjuk tempat sambal bapak bilang ni woleh, ya saya makan nasi ama sambal aja". Tak di duga-duga lagi semua yang ada di meja makan tertawa terbahak-bahak mendengar penjelsan saya. Kata Firman temanku "Sur, maksud bokapku itu adalah ini hidangan bukan jangan, kamu harus maklumlah, aksen bahasa bokap emang begitu". Sambil sedikit nahan malu dalam hati ngedumel dan maki-maki orang tuanya Firman "sialan, dasar ncek cadel bicara aja gak beres". Ya nasi sudah jadi bubur, kenyang sih kenyang, cuman perut gak kuat nahan mules. SP Saprudin ________________________________________________________ Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]