Maaf coy, saya ini orang awam untuk masalah teater. Ini menurut saya, jika 
perempuan gerabah diidentifikasikan dengan gaya hidup konsumtif, kavitalis, 
modern dan lain-lain, kayaknya kurang sreg. Setahuku gerabah adalah produk 
masyarakat tradisional Indonesia yang jauh dari sentuhan modern.  Memang 
gerabah  mempunyai nilai multi fungsi : sebagai tempat air, sebagai pot bunga, 
sebagai tempat menyimpan beras juga bisa berfungsi nimpuk anjing.
Rasanya kurang pas, jika hal-hal yang berbau kekinian (modernisasi) gerabah 
sebagai produk tradisional dijadikan objek persandingan wanita-wanita murahan 
yang orientasi hidupnya adalah glamour........



----- Pesan Asli ----
Dari: firman venayaksa <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; priatna sujain <wongbanten@yahoogroups.com>
Terkirim: Kamis, 21 Agustus, 2008 12:24:32
Topik: [WongBanten] Fw: press release dan foto perempuan gerabah, teater studio 
indonesia




--- On Tue, 8/19/08, perang petani <perangpetani@ yahoo.co. id> wrote:

From: perang petani <perangpetani@ yahoo.co. id>
Subject: press release dan foto perempuan gerabah
To: venayaksa80@ yahoo.com, gm_cakrawala@ yahoo.com, tabloid_kaibon@ yahoo.com
Date: Tuesday, August 19, 2008, 11:18 AM


Release 
Perempuan Gerabah,TeaterStudio Indonesia 
Setelah lima bulan berproses, teater Studio Indonesia kembali menggelar 
pementasan teater yang bertajuk Perempuan Gerabah karya/sutradara Nandang 
Aradea pada tanggal 25-27 Agustus 2008 pukul 20.00 Wib di halaman Kafe Kebun 
Oregano Jl Bhayangkara no 17 Serang Banten. Garapan yang diusung oleh enam 
aktor ini; Taufik P. Pamungkas, Dedi Setiawan, Suryadi Sally Al-Faqir, Arip Fr, 
Desi Indriyani dan Mak Meryamah dipangungkan dalam konsep teater arena 
melingkar. 
Tentang gagasan pertunjukan   
Tanah adalah tubuh kita,sumber segala kehidupan yang digambarkan sebagai tempat 
di mana terdapat susu dan madu yang berlimpah. Selain itu, tanah adalah juga 
metafor kelahiran dan segala sumber masalah, petaka dan kekacauan. Dan 
Perempuan Gerabah adalah personifikasi masyarakat kapitalisme yang gaya 
hidupnya digiring terus-menerus untuk mengkonsumsi,  yang cita rasanya dapat 
dibentuk, dipengaruhi dan diantisipasi. Ia rela diperintah serta mau melakukan 
apa yang diharapkan, seperti ditempatkan dalam mesin sosial tanpa banyak rewel. 
Ia diarahkan tanpa paksaan, dipimpin tanpa pemimpin, didorong tanpa tujuan---Ia 
menciptakan sesuatu, selalu bergerak, selau berputar, selalu berfungsi serta 
tak pernah menyerah. Ia terjebak dalam rutinitas yang ketat, dalam kerja-kerja 
mekanik. Ia kehilangan arah transendensi. Menghancurkan dan membangun.  
Kita sekarang ini hidup di dunia yang berantakan, yang berkeping-keping, yang 
bergulat entah untuk apa, yang bergerak dalam panik, yang memberhalakan pangkat 
namun memuja intelektual, yang seirama dalam ketakberiramaan, yang paradoks, 
yang dilematis, yang bahagia sekaligus sakit, yang pintar tapi rakus, yang 
menyeru hemat energi sambil mengendarai mobil yang boros bahan bakar, yang 
toleran namun sinis, yang merdeka namun terikat. 
Manusia dengan susah payah membangun dunia (gerabah, sebagai analogi), dan 
setelah jadi sebuah bentuk, manusia merayakannya, membanggakannya, tapi di 
kemudian hari dunia itu jadi tak berharga, retak, pecah, diinjak-injak kaki 
sendiri dengan entah harus sakit entah harus bahagia. Tengoklah hubungan diri 
kita dengan demokrasi. Kita membangun demokrasi, memujanya, tapi kemudian kita 
meludahinya dan tidak mempercayainya. Tengoklah hubungan kita dengan tempat 
kita bekerja: pada mulanya kita berharap diterima, setelah diterima kita pun 
membanggakannya, dan setelah itu kita membencinya, bahkan ingin meruntuhkannya 
(seperti yang terjadi pada dunia buruh). Tengok pula dunia pendidikan, ada 
banyak guru yang mendidik dan sekaligus menghardik. Bahkan pada dunia cinta, 
kita dapat menyaksikan proses-proses perkenalan yang bertambah cepat (karena 
fasilitas media hp dan internet), tapi bersamaan dengan itu ada banyak sekali 
proses perceraian, dan bahkan ada pula proses
 pembunuhan dengan alasan yang sama: cinta. Cinta dan mutilasi tiba-tiba. 
memiliki hubungan yang dekat. 
Dunia macam itu kiranya yang ingin disampaikan Nandang Aradea dalam Perempuan 
Gerabah  bersama teaterStudio Indonesia . Bagi yang berminat untuk 
mengapresiasi harap menghubungi Inayatul Fadhilah dengan nomor kontak 
081808100440 atau Kafe Kebun Oregano 
Jl Bhayangkara 17 Serang Banten Tlp. 0254-201487 *** 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
________________________________
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain! 
 


      
___________________________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Reply via email to