Di Jakarta, saya pernah dengar ada bisnis makanan tadah (bekas) seminar/undangan... ada-ada saja...
2008/10/16 Yusron Heryono <[EMAIL PROTECTED]> > Info dari tetangga > > > > > > FYI …. Hati2 ya …. Bagi yang sering beli Bubur Ayam or Mie Ayam ….. > > > > Yang lagi heboh di Jakarta..... ......... ......... ... padahal kemarin > baru sahur makan bubur ayam di pinggir jalan....hik hik hik...... > > *5 Tahun Berjualan Daging Sampah **Hotel* > > SP/Yumelda Chaniago > > Wali Kota Jakarta Barat Joko Ramadhan melihat daging olahan sisa hotel dan > restoran yang digerebek polisi dan petugas Sudin Peternakan dan Perikanan > Pemkot Jakarta Barat, di kawasan Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, > Jakarta Barat, Kamis (11/9). > > [image: B] Bau busuk langsung menyeruak begitu *SP* tiba di depan pintu > sebuah ruangan berukuran sekitar 5 x 3 meter di Jalan Peternakan I, RT 04, > RW 07, Kapuk Jagal, Cengkareng, Jakarta Barat pada Kamis (11/9) sore. > Ruangan berdinding kayu dan berlantai tanah merah itu merupakan sebuah > dapur, tempat Darmo (55 tahun), dan istrinya Yatmi (50 tahun) mengolah > berbagai daging busuk yang akan mereka jual kembali. > > Sore itu pasangan suami-istri ini tengah bekerja. Darmo tengah menunggui > lima penggorengan berisi daging busuk yang tengah digorengnya, ketika > tiba-tiba sejumlah polisi dari Polres Jakarta Barat, bersama petugas dari > Suku Dinas Peternakan dan Perikanan, Pemkot Jakarta Barat masuk dan > memergoki ulah mereka. > > Wajah Darmo dan Yatmi pun langsung tegang. Apalagi para petugas langsung > menemukan sejumlah daging busuk yang belum sempat mereka masak. 'Saya *enggak > *tahu apa-apa pak. Saya cuma masak, yang *ngerti *itu bosnya. Dari dialah > saya mendapat daging-daging yang sedang dimasak ini,' aku Darmo dengan nada > panik, ketika polisi bertanya mengapa daging yang telah busuk dimasaknya > kembali. > > Darmo bergegas keluar dari dapur disusul istrinya. Tampaknya ia sudah tak > tahan dengan kejaran pertanyaan dari para petugas. Ia kemudian duduk di > dipan depan rumahnya yang berdinding kayu. 'Saya *enggak *tahu pak asal > daging ini dari mana. Pokoknya saya beli dari bos, kemudian saya masak dan > jual lagi,' akunya dengan wajah ketakutan. > > Petugas terus mencecarnya dengan pertanyaan seputar asal daging itu. Namun, > Darmo tetap menjawab tak tahu. Ia beralasan sang bos yang menjual daging > tersebut, datang dan menjual langsung ke rumahnya. > > Padahal saat *SP* bertanya, bagaimana ia bisa mendapatkan daging-daging > tersebut, Darmo mengaku terkadang kalau sang bos tak datang membawa daging > ke tempatnya, maka Darmo lah yang akan pergi membeli ke tempat sang bos. > Tapi saat ditanya di mana tempat sang bos, lagi-lagi ia mengaku tak tahu. ' > *Enggak *tahu saya di mana tempat bosnya. Kadang-kadang si bos sudah > datang ke tempat saya bawa daging dalam karung, terkadang saya yang beli ke > sana > . Tapi saya *enggak *tahu tempatnya,' katanya kembali menghindar. > > Menurut Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan, Pemkot Jakarta Barat, > drh Chaidir Taufik, berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan stafnya > selama hampir satu minggu sebelum penggerebekan dilakukan, diduga > daging-daging busuk yang terdiri atas daging ayam, sosis, ikan, dan usus > ayam yang dimasak Darmo, diperoleh dari kumpulan sampah-sampah hotel dan > restoran. > > 'Daging sisa yang telah dibuang ke bak sampah hotel dan restoran, kemudian > dikumpulkan dan dijual ke orang-orang seperti Darmo. Mereka lalu > menggorengnya kembali untuk dijual dan dimakan,' kata Chaidir kepada *SP*, > di sela-sela penggerebekan. > > *Direndam Formalin* > > Tak jauh dari dapur rumah Darmo, terdapat sebuah lokasi yang dijadikan > tempat penampungan dan penyortiran sampah. Di tempat ini tampak belasan > orang pemulung tengah menyortir sampah dari plastik-plastik sampah berukuran > besar. > > Beberapa di antara mereka tampak sibuk memisahkan plastik-plastik bekas > botol air mineral, kardus, dan lain-lain. Petugas dari Sudin Peternakan dan > Perikanan pun mendatangi tempat penyortiran sampah tersebut. Di sana , > terdapat sebuah kardus berisi kumpulan daging beraneka jenis yang belum > sempat dipilah. 'Nah daging-daging sisa dari tempat inilah yang dimasak > kembali untuk dijual,' ujar Chaidir. Selain kotor, daging-daging yang berada > di tumpukan lokasi penyortiran sampah tersebut juga telah membusuk dan > bercampur dengan sampah-sampah lainnya, aromanya sangat 'menusuk' hidung. > > Chaidir mengatakan, daging-daging busuk tersebut sebelum dimasak kembali > oleh Darmo, terlebih dahulu dicuci dan direndam dalam formalin agar kembali > kenyal dan bau busuknya menjadi berkurang. Setelah itu daging digoreng > kembali dan dijual ke warung-warung makanan, tukang bubur ayam, dan > masyarakat luas. > > 'Daging ayam yang mereka goreng kembali bentuknya hancur, seperti daging > suwir. Soalnya mereka mengumpulkannya dari sisa-sisa daging ayam yang tidak > habis dikonsumsi para tamu hotel atau restoran, sehingga bentuknya tidak > utuh,' urainya. > > Menurut Darmo, untuk mencerahkan warna daging yang terlihat menghitam > akibat proses masak yang berulang, daging yang telah digoreng akan diberi > adukan bubuk pewarna merek rodamin (pewarna tekstil, Red). Bubuk tersebut > akan membuat daging yang telah dimasak menjadi berwarna kekuningan, sehingga > terlihat seperti daging yang baru diolah. 'Saya *ngasihnya > enggak*banyak-banyak, biasanya satu baskom daging hanya ditaburi setengah > bungkus > pewarna. Kemudian diaduk-aduk supaya warnanya merata,' imbuhnya. > > Daging yang telah dimasak kembali itu, jelas Darmo, ia jual ke sejumlah > pelanggan yang datang ke rumahnya. Ia mengaku tak mengenal para pelanggan > yang datang membeli ke rumahnya. Selain itu, istrinya juga membantu menjual > dengan menggelar lapak di Pasar Pos Duri, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. > 'Saya menjual semua jenis daging dalam baskom. Biasanya saya jual seharga > Rp 1.000 per bungkus. Isinya daging campur-campur,' aku Yatmi. > > *Lima** Tahun* > > Darmo mengaku membeli daging-daging yang akan dimasaknya dari seseorang > yang disebutnya bos. Setiap hari sang bos datang membawa aneka jenis daging > yang telah dipilah dalam sebuah karung bekas beras. 'Berapa pun banyaknya > daging yang dibawakan, saya hanya membayarnya seharga Rp 100.000. Mau isinya > sedikit atau banyak harga belinya tetap, karena borongan,' ungkapnya. > > Dalam satu hari, Darmo mengaku bisa memasak daging sekitar 50-100 kilogram. > Dari penghasilannya ini ia memperoleh untung sekitar Rp 100.000 per hari. > Usaha yang telah ditekuninya selama lebih dari 5 tahun ini, diakui Darmo > merupakan usaha turunan dari mendiang ibunya. 'Dulu saya belajar dagang > daging ini dari ibu saya yang sudah meninggal. Setelah ibu meninggal > usahanya kemudian saya teruskan. Untungnya cuma cukup buat makan > sehari-hari,' katanya. > > Sementara itu, tetangga Darmo bernama Mirna, mengaku tak tahu jika daging > yang dijual Darmo berasal dari tempat sampah. Ia hanya melihat setiap hari > Yatmi, istri Darmo jualan daging di Pasar Pos Duri, Tambora dalam wadah > baskom. '*Enggak *pernah tahu kalau daging yang dijualnya itu dari tempat > sampah. Malah tetangga di sini juga suka ikut beli, soalnya daging yang > mereka jual murah. Beli seribu bisa dapat lima potong ikan goreng,' > imbuhnya. > > Wali Kota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan mengaku terkejut mendapat laporan > adanya penjualan daging dari tempat sampah tersebut. Terlebih ia mendengar > perdagangan daging busuk itu tersebar di beberapa tempat di wilayah yang > dipimpinnya. 'Saya minta Kasudin Peternakan dan Perikanan untuk terus > mencari lokasi mana saja yang terdapat penjualan daging busuk. Ini > benar-benar keterlaluan, masak daging sampah dikasihkan pada manusia,' > ujarnya dengan nada gusar. > > Menurut Djoko, penjual daging busuk tersebut dapat dikenai sanksi sesuai > Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996, tentang Pangan. Ancaman hukumannya pidana > penjara maksimal 1 tahun, dan atau denda Rp 120 juta. [SP/Yumeldasari > Chaniago] > > > > ================================ > *Gaji selalu habis sebelum akhir bulan?* > Yuk belajar tips dan trik untuk mengelolanya, kunjungi aja situs : > *http://www.keuanganpribadi.com/?id=idkam* > > > > [image: Image removed by sender.] > __,._,___ > > > > > ------------------------------ > > -- "lebih baik menyalakan lilin, daripada mencela kegelapan"