Kemarin saya mengikuti FGD ini  dengan 
Pemred Benjami Rasyid dan Sasha Matilda
tapi saya tidak habis pikir yang didatangkan 
sebagai nara sumber adalah M.Widodo
pemred Radar Banten (group jawa post).
Terasa tidak pas, Pak Wid  membedah kami
karena pak Wid  praktisi koran
bukan TV. Analisis yang ia gunakan juga
koran oreinted..
tapi so far itu masukan bagi kami.

semoga bermanfaat. 


Salam
Bahroji
Koordinator Berita BantenTv
085284645276
www.setiakarya.wordpress.com







Membedah Isi Program Faktual Banten TV

 

KPID Banten Gelar
Focus Group Discussion

 

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Banten, Selasa
(11/11) menggelar focus group discussion (FGD) untuk mendiskusikan hasil
pemantauan program factual pada PT Banten Media Global Televisi (Banten TV) di
Kantor KPID Banten, Lontar Baru, Kota Serang. 



Adapun program faktual yang dipantau adalah “Banten 7”, “Banten Hari Ini”,
“Sekilas Banten” dan “Banten Sepekan”. Indikator pemantauan meliputi aspek
jurnalistik, aspek visualisasi, dan aspek materi dan naskah. Secara keseluruhan
dari empat program faktual yang dipantau tersebut secara keseluruhan tingkat
pelanggarannya mencapai 5,40%. 

“Empat program faktual yang disiarkan tidak mencantumkan klasifikasi acara
(penggolongan program siaran berdasarkan usia khalayak penonton). Seharusnya
ada penggolongan sesuai dengan peraturan KPI,” kata Wakil Ketua KPID Banten
Muhibuddin yang memimpin diskusi. 



Akademisi Untirta ini menambahkan, pelanggaran mayoritas terjadi pada aspek
jurnalistiknya. “Untuk aspek materi dan naskah, harus digunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar,” saran Muhibuddin. 



FGD menghadirkan pembicara M Widodo (Pemred Radar Banten), Isti Nursih
(akademisi FISIP Untirta), dan Achmad Chalimi (Dishub & Kominfo Provinsi
Banten). Sedangkan dari Banten TV hadir Benjamin Rasyid (pimpinan), Shasha 
Mathilda
dan Oji. Sementara dari KPID hadir Muhibuddin (Wakil Ketua), Otang, Cecep Abdul
Hakim. 

Menurut Widodo, dari sampel acara Banten TV yang dipantau yaitu Banten 7 dan
Banten Hari Ini, terdapat beberapa penggunaan bahasa dan logika kalimat yang
tidak nyambung. “Padahal bisnis dasar media/televisi adalah berita. Untuk itu
Banten TV harus memperhatikan aspek jurnalistiknya. Tetapi kita paham karena
usia Banten TV belum genap dua tahun,” kata Widodo. 



Widodo juga menyoroti visualisasi dan wawancara langsung yang tidak ditayangkan
suaranya. “Padahal wawancara langsung penting ditampilkan suaranya, sehingga
pemirsa tahu yang sebenarnya. Tidak hanya narasi pembaca berita saja,”
lanjutnya. 

Cecep Abdul Hakim dan Otang juga senada menyoroti masih lemahnya aspek 
jurnalistik.


Menanggapi beragam masukan tersebut Pemred Banten TV Benjamin Rasyid
mengungkapkan rasa terimakasihnya. “Ini adalah masukan untuk perbaikan Banten
TV yang muaranya pada kepuasan pemirsa,” katanya. 



Ia mengakui masih terdapat berbagai kekurangan, mulai dari proses pencairan
berita dan editing yang selalu dikejar oleh waktu. 



“Maklum Banten TV baru benar-benar memulai menampilkan acara berita ini sejak 1
Januari 2008 lalu. Jadi baru sekitar 10 bulan. Masih perlu pembenahan,”
ujarnya. (wid)




      

Kirim email ke