Sehrsnya solat dll tak boleh terpisah dg tak mau korupsi dll. Keduanya hrsnya punya hubungan sebab akibat. Karena sholat maka dia tak mau korupsi, krn baca quran maka dia berakhlak mulia dsb, dsb. Shalat dll ibarat akar, sementara akhlak mulia dll adl buahnya. Semakin sehat akar maka semkin baik buahnya. Maka benar adanya Firman Allah: Sesungghnya shalat itu mencegah dr perbuatan2 keji dan mungkar (Al-Anlkabut:45)
Wallahua'lam Powered by Telkomsel BlackBerry� -----Original Message----- From: Setiadji Achmad <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sun, 16 Nov 2008 01:22:05 To: <WongBanten@yahoogroups.com> Subject: Re: [WongBanten] Gusti Allah tidak 'nDeso Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara. Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal,tidak korupsi, dan penuh kasih sayang?" .....tapi biasanya yg ke.3 selalu berujar,ngapain sholat kalo masih korupsi,mending gue kagak sholat tapi selalu berbuat baik.....heheheheh. ....gak bener juga ya????...semoga cepat diberikan hidayah dan kesadaran... nah yg nomor 1 semoga cepat diberikan petunjuk,berhubung dia selalu memanjatkan do'a dalam sholat dan tilawah qur'an....,, ,idem no.2....... ________________________________ From: "fhasyimsanusi@ yahoo.co. id" <fha ________________________________ From: halim hd <[EMAIL PROTECTED]> To: WongBanten@yahoogroups.com Sent: Sunday, November 16, 2008 4:19:00 PM Subject: Re: [WongBanten] Gusti Allah tidak 'nDeso maap, saya gak bisa baca. penglihatan saya kurang bagus. --- On Sun, 11/16/08, Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com> wrote: From: Setiadji Achmad <setiadji.achmad@ yahoo.com> Subject: Re: [WongBanten] Gusti Allah tidak 'nDeso To: [EMAIL PROTECTED] ups.com Date: Sunday, November 16, 2008, 1:16 AM Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara. Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal,tidak korupsi, dan penuh kasih sayang?" .....tapi biasanya yg no.3 selalu berujar,ngapain sholat kalo masih korupsi,mending gue kagak sholat tapi selalu berbuat baik.....heheheheh. ....gak bener juga ya????...semoga cepat diberikan hidayah dan kesadaran... nah yg nomor 1 semoga cepat diberikan petunjuk,berhubung dia selalu memanjatkan do'a dalam sholat dan tilawah qur'an....,, ,idem no.2........ ________________________________ From: "fhasyimsanusi@ yahoo.co. id" <fhasyimsanusi@ yahoo.co. id> To: [EMAIL PROTECTED] ups..com Sent: Sunday, November 16, 2008 3:53:48 PM Subject: Re: [WongBanten] Gusti Allah tidak 'nDeso Kang, realnya, gimana caranya spy seandainya2 sekiranya2 itu bs jd kenyataan? Wass Fuad Powered by Telkomsel BlackBerry� ________________________________ From: halim hd <[EMAIL PROTECTED] com> Date: Sun, 16 Nov 2008 00:27:52 -0800 (PST) To: <[EMAIL PROTECTED] ups.com> Subject: Re: [WongBanten] Gusti Allah tidak 'nDeso seandainya, sekiranya, yaaa, kalou saja elite banten menerapkan apa yang dikatakan oleh emha, rasa-rasanya banten bener-bener bisa jadi banten raya sejahtera. --- On Sun, 11/16/08, das albantani <dasalbantani@ yahoo.com> wrote: From: das albantani <dasalbantani@ yahoo.com> Subject: [WongBanten] Gusti Allah tidak 'nDeso To: [EMAIL PROTECTED] ups.com Date: Sunday, November 16, 2008, 12:16 AM dari milis tetangga Saya kirim percakapan Cak Nun dengan fans-nya. Menarik dan agak lucu tapi bermakna dalaaaaamm sekali. Semoga menghiasi hari anda, . Gusti Allah Tidak "nDeso" Oleh: Emha Ainun Nadjib Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. "Cak Nun," kata sang penanya, "misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?" Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan." "Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya. "Ah, mosok Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun. "Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi. Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong, Tuhan tidak berada di mesjid, melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang. Kata Tuhan: kalau engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu. Kalau engkau menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu.Kalau engkau memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu. Seraya bertanya balik, Emha berujar, "Kira-kira Tuhan suka yang mana dari tiga orang ini. Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara. Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal,tidak korupsi, dan penuh kasih sayang?" Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga. Kalau korupsi uang negara, itu namanya membangun neraka, bukan membangun masjid. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi menginjak-injaknya. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya sembahyang dan membaca Al-Quran. Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya. Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah output sosialnya : kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama. Idealnya, orang beragama itu seharusnya memang mesti shalat, ikut misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang. Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila kita cuma puasa, shalat, baca al-quran, pergi ke kebaktian, ikut misa, datang ke pura, menurut saya, kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin, memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang beragama. Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial. Orang beragama adalah orang yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang menghormati orang lain, meski beda agama.. Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan social pada kaum mustadh'afin (kaum tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya. Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan. ~ New Email names for you! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ aa/