bagus tuh ide nya, semoga bisa menjadikan masukan bagi kader PKS, bisa 
dilaksanakan dan bisa di sosialaisasikan kepada kader
lebih bagus ya kang, semua kader terus membaca buku, setelah membaca, menulis 
buku, dan mengkampanyekan budaya membaca
bagus ya kalau seluruh Kader PKS di intruksikan untuk mendukung gerakan 
literasi, 
dan melaksanakan nya secara ikhlas, 
indah nian kang ya.... 

kalau saya pribadi sih ga masalah, yang sudah terjadi ya terjadilah
masalah golput, masalah putaran ke dua, masalah iklan soeharto
itu kan sebuah dinamika kehidupan, 
sebuah pembelajaran hidup
sebuah pembelajaran berdemokrasi
ada hikmah di semua kejadian itu
nah yang penting sekarang adalah
belajar dari yang telah terjadi
dan berbuat yang terbaik untuk masa yang akan datang






________________________________
Dari: halim hd <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: WONG BANTEN <wongbanten@yahoogroups.com>
Terkirim: Rabu, 10 Desember, 2008 01:40:54
Topik: [WongBanten] U/ IIP - golput - pks - gerakan literasi


sekali lagi saya ingin tegaskan, bahwa soal putaran kedua itu bukan karena 
golput. tapi karena warga tidak antusias dengan p4roses politik yang kian 
menjemukan dan tidak memiliki harapan bagi sekelompok warga. 
tentang PKS, saya "agak" setuju dengan anda. waloupn dalam beberapa konteks 
sosial politik saya agak jengkel juga. misalnya soal PKS mengajukan suharto 
sebagai pahlawan dan guru bangsa. tapi kan jika saya, ini apologi, menyatakan 
dukungan klepada PKS, belum tentu juga terjadi sekali putaran. realitas 
sosiologis di banten dengan putaran kedua itu, menyatakan bahwa warga kian 
bosan, dan hal itu perlu ditangkap oleh siapapun politisi.
beberapa hari yang lalu, diskusi di rumah dunia, saya sampaikan kepada bung 
zulkiflymansyah, sejauh mana partai (pks) memiliki suatu konsep tentang gerakan 
literasi. belajar dari afrika selatan dana di berbagai negeri amerika latina, 
banyak partai memiliki konsep gerakan lietrasi. 
hal itu pula ketika tahun 1955 kenapa partaiu komunis menang, karena memiliki 
sejenis gerakan lietrasi yang dalam tempo 5 tahu, setelah peristiwa madiun, 
partai yang dibomngkar itu bangkit kembali.
juga kepada PKS, diantara sindiran, ejekan saya kepada partai itu, saya 
berharap, misalnya, bisakah PKS mengajak warganya, anggotanya untuk tyidak 
memasuki mall, membeli segala sesuatau di pasar tradisional; bisakah PKS 
mengajak warganya untuk mendahuylukan produk dalam negeri. 
jika saja PKS melakukan hal ini berhasil, seperti yang pernah dilakukan di 
iran, sangat mungkin PAN PBR dan lainnya mengikuti, juga kelompok masyarakat 
dari non-muslim yang bertemu gagasannya dengan PKS. untuk hal itu, saya 
berharap kepada PKS, seperti harapan saya misalnya bagaimana jika warga PKS 
mengurangi penggunaan plastik. hal-hal yang kecfil inilah yang mungkin akan 
menjadi pendorong gerakan sosial yang kian meluas dan PKS sebagai pelopornya.
dan anda bersedia menyusun konsep gerakan sosial itu, dek iip?
hhd.


--- On Tue, 12/9/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
Date: Tuesday, December 9, 2008, 3:34 AM


Saya katakan "bisa jadi" golput yang kemudian menyebabkan harus diadakan 
putaran kedua, saya ambil contoh pada pilkada Serang dimana Golput di prediksi 
sekitar 33%, sedangkan pemenang perhitungan hanya 22%, Kang Halim harusnya bisa 
menghitung peluang bagaimana seandainya golput ikut memilih "bisa jadi" tidak 
perlu ada putaran kedua.

Soal caleg yang harus beunghar, kang Halim salah, tidak semua partai seperti 
itu, PKS salah satunya, ukuran yang dipakai keilmuan, bukan kekayaan.

-iip-

*bukan orang PKS*

2008/12/9 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>

dek iip nu baguer, nu ganteng, hehehe, kalou gitu, golput juga belum ada 
kriteria yang jelas. lantaran golput sendiri masih nyari terus en terus. tapi, 
kalou ente bilang bahwa golput dianggap memboroskan dokap rakyat lantaran 
pilkada sampe dua putaran, rasanya seh analuisis en logika ente ambrool. 
sebab, soalnya putaran kedua itu bukan karena golput. tapi, aturannya. dan 
aturan itu kian sengkarut, karena proses kaderisasi pada partai, ditambah 
dengan aturan yang memang dibikin oleh partei-partei itu untuk mereka kangkangi.
jika saja turan pemilu itu sekaligus, mislanya pemilu sekalian barengan dari 
bupati, walkot, ubernur, pilpres dan caleg, rasanya lebih "rasional" dan bisa 
ngirit. tentu saja, dek, yang juga dan justeru sangat penting, apakah partei 
memang memiliki mekanisme kaderisasi
yang benar-benar yahuud. sebab, kini, seperti ente nyaholah, partei melakukan 
kaderisasi sejauh mereka yang punya dokap, partei memberikan kesempatan kepada 
"siapa saja" untuk jadi caleg jika sang balon calege itu memiliki kapital 
ekonomi, bukan kapital sosial, bukan kodal sosial.
jadi, kalow dek iip punya dokap seadanya, ala kadarnya (apalagi cuma rupiah 
yang daya tahannya 2-3 bulan) jangan harap bisa jadi caleg.
dan golput yang sedang mencari-cari, sepertti yang dicoba oleh salah seorang 
sesepuh sekber golput, gus sholahuddin (adeknya gus dur), dengan memberikan 
sodoran beberapa sosok, juga bukan jaminan. soalnya, gus sholahuddin masih 
bicara tentang sosok dan bukan kriteria yang prinsipiil. tapi sudah lumayan, 
bukan sekedar golput itu menolak orang yang ada.
dan yang prinsipiil itu, saya sendiri masih kabur. kalou idealnya seh, mislanya 
saya sedang nyari, apa kira-kira ada sosok kayak tan malaka muda, sukarno muda, 
bung hatta muda, minimal, kalo bupati serang itu mislanya kayak bupati gogo 
jaman bung karno, yang keluarganya sederhana, anak-anaknya ke mana-mana naek 
becak, sepeda, paling-paling vespa, itu juga cuma dibonceng.
hhd.


--- On Tue, 12/9/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com
Date: Tuesday, December 9, 2008, 2:02 AM



Penegasanya sudah pasti yang ini "pemimpin yang mau merubah image bangsa kita 
sebagai bangsa tukang jahit menjadi bangsa yang mandiri", karena saya tanya 
lagi bagaimana mendukung pemimpin yang demikian itu, tidak mungkin toh saya 
menanyakan bagaimana mendukung pemimpin yang Hardolin.

Intinya sih tetap saja saya itu mengejar point bagaimana melakukan perubahan 
jika dengan golput? seandainya ada 4 calon pemimpin, dan semuanya brengsek, 
tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi saya pikir saya, anda dan rekan-rekan 
yang lain-lain akan bisa menilai mana yang paling sedikit membuat kerusakan. 
Bukan opsi "MANA YANG LEBIH BAIK" yang kita cari diantara 4 calon tadi , tapi 
kita ambil minimumnya "MANA YANG PALING SEDIKIT MENIMBULKAN KERUSAKAN".. 
.......dan setelah itu kita tidak berhenti berjuang.... terus lakukan 
perbaikan... terus dan terus.....




2008/12/9 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>

quote anda gak jelas, karena sp. saparudin menyandingkan dua sisi pemimpin. 
yang mana yang demikian itu?


--- On Tue, 12/9/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com

Date: Tuesday, December 9, 2008, 1:16 AM



Saya sudah quote email kang Udin, tentang "pemimpin yg demikian", mata anda 
kabur kang?



2008/12/9 halim hd <[EMAIL PROTECTED] com>

pertanyaannya kabur: "pemimpin yang demikian". yang demikian kayak si 
"hardolin", dahar modol ulin? atow kayak sukarno, SUka bongKAR moNOpoli? atow 
kayak suharto, SUka HARTa Orang? atow kayak SBY: Suka Boong Yaaa? 
hhd.


--- On Mon, 12/8/08, iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

From: iip umar rifai <[EMAIL PROTECTED] com>
Subject: Re: Bls: Bls: [WongBanten] Sepertinya Boleh Juga Tuh!
To: [EMAIL PROTECTED] ups.com

Date: Monday, December 8, 2008, 11:17 PM



Kang Saprudin,

Gimana kita bisa tahu kalau ada pemimpin yang demikian? bagaimana mendukungnya?



2008/12/9 Sp Saprudin <[EMAIL PROTECTED] co.id>
.... 
Satu lagi yaitu kalau ada pemimpin yang mau merubah image bangsa kita sebagai 
bangsa tukang jahit menjadi bangsa yang mandiri, walau apapun konsekuensi 
nantinya, maka perlu didukung, maka saya coblos hidungnya.

Selagi para pemimpin bangsa kita masih jadi sapi perahan pihak asing, selagi 
bangsa kita tunduk kepada doktrin2 dan dogma2 pihak asing, maka menurut 
pandangan saya "jika saya mencoblos sama saja dengan menyetujui berlangsungnya 
homogenisme asing dibumi pertiwi ini".
Jadi pemilu lima tahunan hanya ajang pesta pora para don yuan dan kaum borjuis 
dan tertawa diatas penderitaan rakyat. Berapa milyar uang yang dikeluarkan 
untuk pesta demokrasi itu? Ini juga masih dikorupsi. Penyelenggara pemilu aja 
gicu, apalagi pelaksana roda pemerintahan, lebih gicu, gicu deh!!! 
  

. 
 
 
 
. 
 
 
 
 
    


      Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard 
Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Kirim email ke