Gaza Membentuk Perimbangan Kekuatan 
[ 18/01/2009 - 09:40 ]    

Aidah Muthlaq 
Perjalanan konflik Arab Israel - seperti yang diisyaratkan oleh konflik Gaza 
saat ini – memberikan indikasi bahwa perlawanan Palestina merupakan jalan 
mewujudkan kemenangan Palestina dan kekalahan buat Israel. 
Mungkin ada yang menertawakan statemen ini karena dianggap mimpi dan 
berhalusinasi mewujudkan kemenangan melawan Israel. 
Ada puluhan isyarat dan indikasi yang mendukung statemen di atas. namun cukup 
kita fokuskan pada tiga indikasi saja: kinerja kelompok perlawanan Palestina, 
target-target permusuhan Israel, dan sikap public Arab dan internasional. 
Pertama, hingga saat ini perlawanan dari berbagai faksi di Palestina sangat 
kukuh dalam melakukan koordinasi, tenang, menyerang dengan tenang, percaya diri 
dan langkah yang penuh perhitungan. Mereka menggunakan senjata militer, media 
dan mobilisasi dengan pertimbangan yang seimbang. Para elitnya sangat baik 
dalam bersembunyi atau menampakkan diri, saat berbicara, tidak berlebihan 
ketika menyampaikan jumlah korban di kalangan musuh atau di barisan mereka 
sendiri. 
Indikasi kedua dari pihak Israel. Dalam agresi ini, Israel membangun strategi 
serangannya dengan berusaha menjatuhkan jumlah kerugian sebesar mungkin pada 
infrastruktur, sipil warga Gaza. Membidik anak-anak dilakukan Israel secara 
sengaja. Berdasarkan laporan harian Israel Haaretz di sebuah artikel edisi Rabu 
(31/12/08), “Para awak tempur kami melakukan tindakan brutal… mereka pahlawan 
terhadap sipil Palestina yang lemah… mereka membiarkan ribuan korban luka-luka 
dan cacat selama hidup mereka”. Simon Perez sendiri sama sekali tidak peduli 
dengan anak-anak di Gaza, tidak peduli dengan tubuh bocah-bocah Palestina yang 
tercabik-cabik peluru Israel. Untuk menyempurnakan itu Israel membidik 
masjid-masjid pada waktu-waktu shalat, pemukiman, gedung pemerintahan dan 
sekolah.
Di sisi lain, Israel menggunakan senjata pemusnah massal dan senjata yang 
dilarang oleh dunia internasional. Misalnya, bom fosfor, bom curah, dan nuklir 
yang menimbulkan efek merusak manusia dan membakarnya. Di Chanel IV Perancis 
edisi 29/12, pakar militer Perancis Bross Nicolas menyebut bahwa apa yang 
terjadi di Gaza adalah genisoda era modern. Ia menegaskan, Israel menggunakan 
uranium. 
Di tengah tragedy miris ini, anak-anak Gaza miris mengatakan, kenapa darah kami 
bangsa Arab dan kaum muslimin begitu murah? 
Agaknya anak-anak Palestina mendapatkan jawabannya dari keteguhan perlawanan. 
Darah mereka dianggap murah karena karena mereka menginginkan kita memberikan 
toleransi-toleransi. Namun kini perlawanan Palestina menunjukkan kemampuan 
mereka menciptakan persenjataan yang cukup membuat Israel kalut. Bahkan 
perlawanan yang akan menciptakan kemenangan yang agung. Tak ada kekuatan 
searogan apapun yang bisa mudah menghancurkannya. (bn-bsyr) 


      

Kirim email ke