http://ferizalramli.wordpress.com/ (Lanjutan-1) Sekapur Sirih: Statistik versus Wangsit!
Teringat saat kuliah jaman jadul dulu, saat itu (alm.) Bapak Pembangunan Jenderal Besar HM Soeharto sedang gagah-2nya dalam tampuk kekuasaan. Saat demonstrasi mahasiswa Yogya paling berani demo di Bunderan saja. Itupun beraninya saat habis sholat Jumat (di Gelanggang Mahasiswa) agar massa Sholat Jumat (yang niatnya tulus Ibadah) bisa dimanfaatkan" terpengaruh ikut demostrasi. Tapi eit, jangan coba-2 brani lebih. Jangan sekali-2 demonstrasi lewati bunderan! Bisa kena rotan minimal dari Pak Brimob. Klo masih ngeyel juga, itu lars sepatu serdadu pangkat sepak pantat dari satuan pemukul Korem Pamungkas bisa dengan senang hati menyetuh tulang kering kita Di periode itulah, dalam sebuah seminar, Sang Resi Ekonomi Kerakyatan (alm.) Prof. Dr. Mubyarto yang begitu sangat saya hormati (semoga Allah SWT memberi tempat terbaik buat beliau), pernah menceritakan sebuah hikayat tentang 3 jenis dosa dalam Ekonomi. Yaitu: Yang paling rendah: Bohong kecil kemudian: Bohong besar dan akhirnya kebohongan paling kemlingthi: S-t-a-t-i-s-t-i-k Nah, yang paling njelehi dalam ekonomi Indonesia (sampai hari ini) adalah data statistiknya benar-2 sulit dipercaya. Berapa jumlah penduduk miskin? Berapa jumlah pengangguran? Berapa uang yang beredar? Berapa tingkat inflasi? Jawabnya: Statistik akan menyajikan sesuatu tergantung siapa pemesannya dan siapa pembuatnya. Jadi jangan kaget, jika pemerintah SBY/MJK meng-klaim telah berhasil menurunkan angka kemiskinan (dengan data resmi dari Biro Pusat Statistik) maka saat bersamaan para pakar beramai-ramai akan membantahnya. Di Indonesia tercinta ini, statistik itu benar-2 pembohong ulung yang sulit dipercaya. Tapi apa sih guna statistik itu? Statistik itu "mantera" ajaib agar kita bisa melakukan study empirik. Dengan ayat-2 statistik yang berupa angka dan data itulah kita bisa membuat analisa, penilaian, prediksi dan pengambilan keputusan. Permasalahan timbul, jika statistik tidak dapat lagi dipercaya (seperti di Indonesia) maka dengan apa kita menganalisa? Akhirnya, tidak ada jalan lain terpaksa menganalisanya pake WANGSIT. Untuk dapet wangsit, jika jenengan penggemar alam ghaib maka jenengan dipersilahkan bebas bertanya pada mbah Maridjan, Ki Gedeng Pamungkas, Ki Permadi, Mama Laurent, dsb Jika jenengan penggemaran alam maya seperti saya, maka jenengan bisa bertanya pada Mbah Gugel, Ki Yahu, Emak Wikpedia, Nyai Fesbuk, dsb Tulisan ini saya dasari dari wangsit yang saya dapet dari mbah Gugel. Sama dengan statistik di Indonesia yang suka ngawur kasih data dan informasi, mbah Gugel juga sering ngawur kok kalo kasih wangsit. Oleh karena itu, jenengan semua jangan terlalu serius dan nafsu membaca wangsit ngawur ini. PS. Fortsetzung folgt alias to be continued alias bersambung Sorry harus bakar menyan" (baca: kamsudte cuci mata) dulu, tunggu wangsit berikutnya untuk nulis. München, 27.03.2009 Dari Keindahan Awal Musim Bunga, diantara Kecerian Para Blondine Bermata Biru, di tepian Lembah Sungai Isar Ferizal Ramli