Melihat Tanpa Mata

Oleh : Abdul Latief.

My Diary, Jakarta, 30 Desember 2009.

 

Suatu ketika ada seorang dokter yang mendirikan klinik gratis untuk mereka yang 
tidak mampu. Suatu hari, ada orang menghambur ke dalam klinik itu dengan 
membawa berita bahwa putra bungsu dan kesayangan sang dokter baru saja 
meninggal. Meski sangat perih hatinya, sang dokter berpikir sejenak, dan 
setelah tenang kembali ia memutuskan untuk terus melayani pasiennya.

Orang-orang yang kemudian mengetahui kejadian ini, agak kaget dengan sikapnya 
yang tidak begitu peduli itu. Ketika ditanya, ia menjawab, "Putraku telah mati, 
aku tidak dapat berbuat apa-apa soal itu. Tapi orang-orang ini yang bahkan 
tidak mampu untuk membayar, memerlukan pertolonganku. Aku tahu aku bisa berbuat 
sesuatu untuk mereka. Tidakkah lebih baik jika aku mengatasi rasa sedihku dan 
tetap membantu mereka yang berada dalam kesusahan ini?"

***

Cerita di atas begitu inspiratif buatku, betapa tak ada batas bagi sesesorang 
untuk berbuat baik, walaupun terkadang perbuatan itu dianggap ironi oleh orang 
lain. Sangat banyak cerita tentang orang yang berjuang untuk orang lain tanpa 
mengharap pamrih, salah satu cerita lainnya kudapatkan kemarin, saat menghadiri 
Reuni angkatan 26 Daar El Qolam di Daerah Cisarua Bogor. 

 

Reuni ini adalah acara temu kangen yang kesekian kalinya di angkatanku, Sebelum 
datang menghadiri acara ini, aku sempat terjangkiti perasaan malas dan tak 
bersemangat. Hal ini bukan lantaran aku tak ingin bertemu dengan rekan-rekan 
angkatanku, melainkan kondisi tubuhku yang kurang fit dalam beberapa hari ini, 
bahkan  dua hari sebelum berangkat, aku sempat terkena diare yang cukup parah.

 

Namun, dengan dorongan rasa rindu dan keinginan untuk berbagi serta menyerap 
hikmah dari semua rekan yang akan hadir, akhirnya aku berangkat ke acara dengan 
menaiki kendaraan umum. Sebenarnya pemberangkatan sudah dikordinir dari daerah 
Ciputat, Tapi aku memilih berangkat sendiri menaiki kendaraan umum, dengan 
demikian aku ada kesempatan untuk istirahat di bis kota menuju bogor sambil 
mendengarkan lantunan lagu dari MP4-ku dan membaca beberapa lembar halaman buku 
yang aku bawa. Bagiku hal ini cukup untuk mengumpulkan energy dari kondisi 
tubuhku yang tengah kurang fit, agar saat nanti bertemu dengan kawan-kawan aku 
bisa terlihat lebih segar. 

 

Aku adalah peserta pertama yang tiba di lokasi reuni, karena kami berencana 
menginap di sana, maka aku pilih kamar yang paling nyaman untuk meletakan 
barang-barangku. Tak berselang lama, rombongan peserta reuni lainnya datang 
berbondong-bondong dengan diisi oleh polah tingkah dan canda yang tak pernah 
henti. Setiap waktu dan setiap sudut lokasi selalu dipenuhi dengan gelak tawa 
dan nostalgia yang tak pernah surut dari setiap individu yang berjumpa di sana. 
Laksana suka cita pertemuan Adam dan Hawa di Jabal Rahmah, setiap individu 
menumpahkan semua bendungan rasa rindu pada acara tersebut, termasuk aku yang 
tak henti-hentinya berbincang dan sesekali memotret ekspresi wajah rekan yang 
tak satupun menggoretkan rasa murung. 

 

Satu demi satu rangkaian acara kami lalui dengan selalu dipenuhi aura 
kesenangan dan kebahagiaan yang sangat. Bermain bilyar, berenang, membakar 
jagung, sate kambing, bincang-bincang, dan aktifitas lainnya sangat memeriahkan 
suasana reuni hingga akhirnya kami harus pulang di hari kedua. Acara yang 
paling berkesan buatku adalah acara "Bincang Sahabat" yang berupa sharing 
mengenai aktifitas dan kesibukan kami masing-masing, termasuk di dalamnya 
memaparkan status pernikahan dan deklarasi kapan akan merencanakan untuk 
menikah.

 

Bagi yang sudah menikah dan memiliki anak, deklarasi ini begitu mudah mereka 
lalui, bahkan beberapa diantara mereka ada yang memboyong langsung istri/suami 
dan buah hati hasil pernikahnnya, namun bagi yang belum menikah, hal ini 
tentunya tidak mudah, namun dari deklarasi ini, maka tercetuslah satu 
kesimpulang yang kami sebut dengan Gerakan Menikah 2010 atau lebih popular kami 
sebut dengan GM2010. Pasalnya, banyak juga yang merencanakan untuk menikah di 
tahun 2010 ini, beberapa berseloroh dengan penuh canda, "kejar target sebelum 
kiamat 2012..!".

 

Pada acara "Bincang Sahabat" aku banyak mendapatkan Informasi berharga dari 
setiap kawan yang bercerita tentang dirinya. ada diantara kami yang sudah 
melanjutkan kuliah hingga pasca sarjana, menjadi PNS, pengusaha rumah makan, 
arsitek, kepala sekolah, pimpinan yayasan pendidikan, penyiar radio, pelaut, 
pengusaha percetakan, dokter, bidang, konsultan, dan banyak lagi. Semua 
informasi ini akan sangat bermanfaat untuk pengembangan jaringan, serta rencana 
pengembangan alumni. Bahkan diakhir acara ini kami sempat menggalang sebuah 
gerakan social berupa wakaf CD Al Quran 30Juz untuk yayasan Tuna Netra. 

 

Dari sekian banyak hikmah dari reuni ini, Gerakan Wakaf inilah yang sangat 
menyentuh hatiku. Betapa tidak, gelak tawa dan canda dalam reuni ini sekejap 
hening saat lontaran ide ini tercetus dari salah seorang kawan kami yang 
bernama Dudu Hafidz. Dudu melontarkan ide ini dengan Wajah berbinar dan penuh 
semangat, Namun ucapannya yang semangat itu terasa syahdu dan menyayat hati 
setiap peserta yang hadir dalam acara tersebut. Sebab Dudu yang sekarang 
bukanlah seperti dudu yang dulu pernah kami kenal. Dudu yang beberapa tahun 
lalu sempat berbincang denganku mengenai rencana-rencana hidupnya selepas 
sekolah kini harus berputar haluan 180 derajat setelah kedua matanya divonis 
Buta Permanen oleh dokter akibat penyempitan pembuluh mata. Tak ada jalan lain 
untuk menyembuhkannya bahkan dengan operasi sekalipun.

 

Dudu yang kini tak dapat lagi melihat dengan mata zahirnya, kini telah 
menemukan mata lain yang lebih peka dan mampu menembus serta meluluhkan air 
mata dari setiap kawan yang hadir dalam reuni tersebut, yaitu melalui Mata 
Hatinya. "Saya sempat kecewa dan hampir putus asa saat harus menerima kondisi 
ini, namun saya sadar, bahwa ini bukan akhir dari segalanya, melainkan awal 
dari kehidupan baru bagi saya. ini adalah awal dari kehidupan dalam kegelapan 
dunia menuju terang benderang di akhirat saat saya bisa bangkit dari takdir 
ini". Ujar Dudu yang sontak membuat setiap kami terhempas ke dalam renungan 
yang panjang.

 

"Kepercayaan hidup saya kembali bangkit saat datang ke Panti dan bertemu dengan 
ratusan rekan saya di sana. Saya masih bersyukur diberi kesempatan Oleh Allah 
untuk melihat selama 22 tahun dalam hidup saya, sedangkan 95 persen rekan saya 
di Panti tak pernah tahu bagaimana rupa orang tua, saudara, teman, bahkan 
dirinya sendiri. Sebab mereka buta sejak lahir atau masih sangat kecil sehingga 
tak ingat akan warna-warni dunia, bagi mereka hitam-gelap adalah satu-satunya 
warna dalam hidup".Lontaran kalimat demi kalimat mengalir deras menusuk kalbu 
setiap peserta yang hadir, yang lebih dahsyat adalah saat Dudu berbicara, sorot 
matanya menyapu satu persatu mata kami yang tengah terpana olehnya, tak ada 
seorangpun dari kami yang percaya bahwa mata yang berbinar dan jiwa yang 
sedemikian besar ini harus kehilangan penglihatannya. 

 

Di Panti Tuna Netra itu, Dudu mulai menata puzzle hatinya yang berserakan, ia 
dibantu untuk merasakan betapa Indah hidup dalam dunia yang sunyi dari 
hingar-bingar warna dunia yang merusak mata hati. Kalau tidak dikuatkan oleh 
rekannya di Panti, Dudu barangkali sudah putus asa saat harus belajar membaca 
dengan huruf Braile yang sama sekali baru dikenalnya. Ia sadar, bahkan buta 
mata, tak harus membuatnya buta huruf. Dudu juga mulai menempa keterampilan 
hidup yang membuatnya dapat bertahan hidup tanpa harus kehilangan harga dirinya 
sebagai insan yang merdeka. 

 

"Kawan-kawan, kesulitan yang pernah saya alami dulu adalah membuka mata hati 
dan memupuk nilai spiritual. Dulu saya bisa membaca Alquran, tapi kini tak bisa 
lagi mengenali huruf dari Al quran yang dulu saya baca, sedangkan alquran 
Braile, sangat Mahal dan agak sulit dibaca. Beruntunglah saya bisa menemukan 
kawan-kawan sesama kami yang sudah mampu menghapal al quran sebanyak 30 Juz 
dengan bacaan yang luar biasa fasih. Saat ini, melalui mereka saya sedang 
memulai menghapal alquran dan secara konsisten mengisi hati saya dengan 
lantunan ayat alquran yang telah tertulis dalam memori dan semoga juga di hati 
saya. saat ini saya dalam proses menghapal juz ke-29. Melalui Forum ini saya 
ingin mengajak kawan semua yang tergerak hatinya untuk ikut mewakafkan CD 
Alquran bagi Panti tempat saya dulu tinggal. Kalau saja setiap anggota Panti 
memilikinya, maka akan memudahkan bagi mereka untuk membangun jiwa yang 
kerontang dari nilai spiritual mereka, dan kebetulan ada rekan saya penghapal 
dan Qori Nasional tuna netra yang tengah proses rekaman pembuatan CD 30 Juz, 
barangkali hal itu akan lebih memacu semangat mereka untuk bangkit ". Tanpa 
berpikir larut, tawaran tersebut disambut kawan-kawan dengan spontan dan penuh 
rasa salut yang luar biasa.

 

Dudu yang dulu kami kenal, kini semakin matang dan memulai hidup dengan 
semangat yang luar biasa bahkan jauh melampaui setiap orang yang hadir dalam 
acara tersebut. Tak ada satupun kata-katanya yang mengharapkan pamrih dan belas 
kasihan dari kami, bahkan sebaliknya, Dudu telah bangkit menjadi pribadi yang 
penuh dengan semangat berbagi, motivator, dan pejuang untuk kemanusiaan. Budi 
luhurnya tak tersaingi oleh kami, dengan senyum teduh dan sorot mata tajam, 
Dudu tak sedikitpun menampakan raut mengiba, namun semua itu mampu 
membangkitkan semangat kemanusiaan kami yang tengah terlarut. 

 

Dudu yang kini berusia sama denganku, kini telah memiliki istri dan seorang 
anak yang berpenglihatan Normal. Ia kini telah berhasil menghapal 29Juz Al 
Quran, memiliki keterampilan terapi pijat kesehatan, menjalankan bisnis 
penjualan pakaian, percetakan, dan menjadi salah seorang Asisten Aa Gym di 
Darut Tauhid. Ia juga menjadi salah seorang Trainer SMAS (Super Memory of 
Asmaul Huzna), dan menjadi seorang motivator yang berbicara di berbagai Forum. 
Aku sempat menyarankan padanya untuk mencoba menulis materi motivasi, dan 
ternyata dia sedang proses menulis untuk menerbitkan bukunya. Luar Biasa..!. 
Namun saat dia bertanya padaku, "Tif, kapan nikah? Ayo dong segera, tunggu 
apalagi ?! Kamu percaya pada Allah kan? Allah pasti akan mencukupkan rizki dan 
mempermudah setiap hamba yang berniat baik dan mulia,aku saja yang seperti ini 
berani menikah hanya dengan bermodal Bismillah..! dan Alhamdulillah bisa tetap 
bertahan hingga saat ini". "Insya Allah Du, reuni 2 tahun lagi ane udah bawa 
istri" jawabku.

 

Reuni kali ini sungguh tak terlupakan bagiku. Hasil yang besar tak harus 
dimulai dengan tindakan yang sulit, Aku percaya bahwa Dudu adalah orang 
tersukses di angkatan kami. Bagiku sukses itu tidak diukur dari berapa besar 
materi yang berhasil diraih sejauh ini, melainkan seluas apa hati dan jiwa yang 
telah berhasil kita bangun. Dan sebesar Apa Kontribusi kita bagi Orang Lain. 
Begitu banyak orang yang memiliki mata, namun buta dengan kedua hatinya. Dudu 
bagiku orang Mulia dengan penglihatan yang lebih tajam dariku dan banyak 
manusia lainnya.

 

"Sebaik-baiknya manusia, adalah yang paling berkontribusi bagi orang lain".

 

Allahu A'lam.

 

NB: 

Bagi rekan-rekan yang tertarik untuk ikut menyalurkan wakaf CD Alquran untuk 
Panti Tuna Netra, bisa menghubungi saya.

 

ABDUL LATIEF
Sales Training Instructure
Astra International,Tbk -Honda

Email    : abdul.lat...@hso.astra.co.id
HP       : 0852 166 566 32
Tlp       : (021) 653 10 250 Ext.3546
Fax      : (021) 653 10 245
Hidup sekali, hiduplah yang berarti...

SATU Indonesia
Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia
www.satu-indonesia.com


The information transmitted is intended only for the person or the entity to 
which it is addressed and may contain confidential and/or privileged material. 
If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail 
and delete this message including any of its attachments from your system. Any 
use, review, reliance or dissemination of this message in whole or in part is 
strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. The 
views expressed herein do not necessarily represent those of PT Astra 
International Tbk and should not be construed as the views, offers or 
acceptances of PT Astra International Tbk.

SATU Indonesia
Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia
www.satu-indonesia.com

Kirim email ke