kutak kutik angka yang menarik, dan mukjizat apa yang
bisa kita petik dari angka-angka itu. maaf kalau ganda.




Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Boikot Sri Mulyani - Potensi Krisis 
Konstitusional

  
uh..uh...

Hal itu malah mencerminkan betapa high political maneuvers yang bisa di lakukan 
DPR untuk melawan kekuatan dan kekusaan Executive masih belum bnayak diketahui 
orang. 

Malah sebaliknya. Bila rakyat biasa di pedesaan yang miskin bertahun-tahun, 
menggangur bertahun-tahun, tahu dan mengerti komposisi budget President SBY dan 
kemana larinya dana APBN, rakyat Indonesia justru akan menghujat Pemerintah 
pusat. 

Pernah
meneliti Budget President SBY selama 5 tahun terkahir? 

Ini secara singkat komposiss budget President SBY tahun 2008:

1). Total Pendapatan negara Rp. 895.0 trilliun
2). Total pengeluaran negara Rp. 989.5 trilliun
3). Total deficit negara minus (-) Rp. 94.5 trilliun

Dari total pengeluaran negara sebesar Rp. 989.5 trilliun, kalian tahu berapa 
total pengeluaran Pemerintah Pusat sendiri? 

Lihat nih angkanya: Rp. 697.1 trilliun (77.88%) dari semua total pendapatan 
negara dalam APBN. 

Sementara itu sisanya yang hanya 22.12% sebesar Rp. 292.4 trilliun, 
dialokasikan kebawah:

1). Ke pemerintah daerah yang terdiri dari 33 -pemerintah Propinsi, 
2). 491 Pemerintah Kota Madya dan kabupaten, 
3). 5.263 Pemerintah Kecamatan dan 
4). 69.919
Pemerintah Desa dan kelurahan dimana jutaan orang miskin dan pengganguran itu 
hidup. 

Coba bayangkan? Kira-kira berapa
dana yang diterima oleh pemerintah pedesaan setelah dana yang kecil itu harus 
disunat oleh pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan? 

Mayoritas orang Indonesia yang miskin dan pengganguran tinggal di jurisdiksi 
tingkat pemerintah daerah dari tingkat Propinsi, Kabupaten, kecamatan dan 
pedesaan atau kelurahan. 

Mestinya merekalah yang harus disuntik dan disubsisdi oleh pemerintah pusat 
melalui alokasi dana APBN yang poprosional, bukan malah sebaliknya, dimana 
sebagian besar dana APBN (77.88% dari seluruh pendapatan negara) malah 
habiskan, dihambur-hamburkan
atau dirampok oleh Pemerintah Pusat. 

Kalau rakyat pedesaan yang sudah miskin dan menggangur bertahun tahu dan 
mengerti hal ini,
siapa yang akan di hujat? President SBY atau DPR? 

Bagaimana budget alokasi dana APBN President SBY tahun 2010? 

It is NOT getting better, it's getting worse. Karena apa? 

Karena President SBY tidak akan pusing-pusing mencalonkan diri lagi jadi 
President ditahun 2014, karena itu President SBY akan menguras dana APBN 2010 
dan
seterusnya untuk kepentingan pemerintah pusat. 

Hal ini bisa dilihat dari jumlah Menterinya bukan diperkecil, malah diperbesar. 
Sudah begitu, ditambah wakil-wakil Menteri, belum lagi segudang tenaga ahli, 
komisi ini dan komisi itu. Lihat saja, berapa itu dana APBN 2010 yang akan 
dikuras oleh PEMENRINTAH PUSAT. 

Click link dibawah ini for more details: 

http://parmadim. com/2010/ 01/28/menagih- janji-kampanye- dan-tantangan- 
indonesia- 5-tahun-kedepan/

Saya tidak ingin melihat adanya showdown kekuatan antara Executive dan 
Legislative, antara President dan DPR. Tapi tampaknya President SBY tidak 
memahami the political and constitutional ramifications dari sikap menentang 
dan menantang hasil rekomendasi DPR. 

DPR memiliki tugas konstitutional untuk mengawasi kerja Executive yang disebut 
"Oversight Role". Tugas dan tanggung jawab ini tidak bisa
di bargained, dikompromi, ditantang, ditentang dan dihilangkan
oleh seorang President, the head of the Executive Branch. Kalau hal itu 
terjadi, that is the beginning of Constitutional crisis and the end of 
Democracy in Indonesia. A showdown kekuatan tidak bisa dihindari! 

Dalam keadaan aman, DPR memiliki upper hand dibanding President, apalagi 
President Indonesia tidak atau belum memiliki HAK VETO. 

DPR bisa menolak komposisi APBN 2010 yang diajukan pemerintah dan DPR bisa 
meminta pemerintah untuk merevisi semua alokasi APBN 2010 dari 70% untuk 
Pemerintah Pusat dan 30% untuk Pemerintah Daerah menjadi sebaliknya, yakni 30% 
untuk Pemerintah Pusat dan 70% untuk Pemerintah Daerah.


Terus mau apa President SBY? Satu manuever politik saja bisa bikin pusing 
President SBY. 

Bila tuntutan itu benar-benar diajukan DPR, terus mau apa President SBY? 

Bila tuntutan itu tidak dilakukan, DPR memiliki alasan yang kuat untuk tidak 
meloloskan APBN 2010 dengan dalih membela kepentingan dan nasib jutaan rakyat 
miskin yang hidup dipedesaan. 

Dengan tidak meloloskan APBN 2010
sebagaimana yang diajukan pemerintahan SBY; sampai President SBY mau membuat 
perubahan alokasi dana APBN 2010, runyamlah program kerja President SBY. 

Walhasil, mau tidak mau President SBY harus berkompromi dengan DPR. Itu baru 
satu manuever politik yang bisa dilkaukan DPR terhadap President. 

 
Itu baru satu maneuver politk, ada ratusan political maneuvers yang bisa 
dilakukan DPR untuk mengawasi kerja Executive yang bisa bikin pusing 
orang-orang di Executive. Kerena itu, it does not do any good for President SBY 
to challenge the will of DPR, apalagi menolak rekomendasi DPR. 

Kalau President SBY tetap keras kepala melawan kehendak DPR, this is the 
beginning of the end of his Presidency, karena DPR sebagai institusi 
legislative bisa menolak memberikan dana dari semua kerja program pemerintah 
yang dianggap tidak sesuasi dengan kepentingan rakyat dan kepentingan rakyat 
adalah topik yang sangat broad, objektive dan debatable! 
 
Berapa lama perang Prsident SBY melawan DPR, tergantung berapa lama President 
SBY akan tetap keras kepala melawan kehendak DPR. 

Kalau President SBY ingin memulai WAR melawan DPR, bring it on!

Chris Komari
Chairman
Partai masa Depan Indonesia Mandiri (PARMADIM)
www.futureindonesia .com


 


      

Kirim email ke