Buku Seri ”Banten Bangkit #2” GAWE KUTA BALUWARTI BATA KALAWAN KAWIS Di acara talk show ”Banten Bangki; Saatnya Otak, Bukan Otott” BR TV (Kamis 16/7), Endang Rukmana selaku editor mengatakan, ”Buku ’Banten Bangkit’ bisa jadi representasi pemetaan pemikiran Wong Banten terhadap Banten..Jika ada jilid kedua dan seterusnya, berarti itu menandakan wong Banten betul-betul mulai memasuki peradaban baru yang mengandalkan otat, bukan otot.” Lia Riesta Dewi, salah satu penulis yang mengusung ”Sepuluh Tahun Membangun Banten dengan Perda” memberi informasi, bahwa sekarang Banten bukan provinsi baru lagi, karena sudah berumur 10 tahun. Bahkan MW Fauzie, selaku host, kaget saat Lia memberi tahu, ”Selama kurun waktu hampir 10 tahun umur dari Provinsi Banten, sebanyak 126 perda telah dibentuk oleh DPRD Provinsi Banten dan disahkan oleh Gubernur Provinsi Banten serta diundangkan dalam Lembaran Daerah oleh Sekretaris Daerah Pemprov Banten. Perda yang telah dibentuk tersebut, sebanyak 123 perda merupakan usul dari Gubernur Provinsi Banten dan sebanyak 3 perda merupakan usul inisiatif DPRD Provinsi Banten. Dari 126 perda tersebut telah dicabut sebanyak 34 perda, telah diubah sebanyak 3 perda dan telah dibatalkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia sebanyak 3 perda. Sehingga jumlah perda yang berlaku untuk masyarakat Banten sekarang adalah 91 peraturan daerah, karena 2 perda yang dibatalkan mendagri tersebut telah dicabut sehingga 126 perda dikurangi 35 perda menjadi 91 perda. Dari 91 perda tersebut, 3 perda tidak berlaku efektif.” Kata MW Fauzie, ”Wah, ngapain aja DPRD Banten selama 10 tahun? Atau Gubernur bantennya yang terlalu aktif?” Nah, kita berkewajiban untuk menggulirkan terus wacana ”Saatnya Otak bukan Otot” menjadi peradaban baru di Banten. Agenda terdekat adalah dengan mengikuti peta pemikiran wong Banten di acara bedah buku BANTEN BANGKIT: SAATNYA OTAK, BUKAN OTOT. Waktunya Selasa, 20 Juli, pukul 13.30 di Toko Buku Tisera, Serang Mal, Alun-alun Serang. Pembicara Gandung Ismanto (akademisi Untirta Serang), Bonnie Tryana (pengelola historia.com), Ahmad Lutfi (wartawan Radar Banten). Moderator Abdul Malik (akademisi Unsera). Menu tambahan pembacaan puisi Toto ST Radik dan Rahmat Heldy HS. (Jang RuDun)