Untuk disimak sekedar mengendurkan otot dan syaraf .........(baca dulu original message-nya biar nyambung). Untungnya yang ikut dalam pesawat dua orang Pramuka, buka Menwa yah?. Coba kalau itu menwa, wah kita bisa tanya sama Pak Edy Christ atau Pak Yoseph Wardi, kali aja mereka tahu ..he..he..^_^. Eh ngomong-ngomong "menwi" Yonsatu Mahawarman dulu (Ibu Awal-XIII dan Ibu Teti-XIV), yang juga aktif di pramuka ITB pada kemana yah?. Saya yaqin mereka tidak ikut dalam pesawat tersebut sebagai pramuka lho!. Dan kayaknya yang banyak tahu Ibu Awal itu Pak Taufiq-Kiema yah, moga-moga aja kabar ini saling sambung menyambung. Salam Asodik -----Original Message----- From: Nurzaman, Zam Zam [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, July 05, 2001 7:11 PM To: Pertamina (E-mail) Menarik sekali ceritanya! (bagi yang belum baca.., baca dulu original message-nya biar nyambung) Timbul pernyataan dan pertanyaan lanjutannya yaitu: Nah dua orang pramuka tersebut sengaja atau dengan tidak sengaja membiarkan SI Akbar dan Si Amir Kecebur, seandainya Si Gusdur berlaku serakah dan cari selamat sendiripun, hasilnya akan sama, yang jelas siapapun salah satu masih di pesawat bersama dua orang pramuka. Maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: Si Pramuka tadi merefleksikan sekelompok orang yang: 1. Pada awalnya bersifat menunggu atau tak punya keinginan, acuh beybeh, disaat orang bakal hancur maka dia diam saja tidak mengingatkan si bakal korban, toh akhirnya dia akan menangguk keuntungan dari kesialan orang lain. 2. Memang si Pramuka sengaja menukarnya paling tidak Indonesia mungkin bisa selamat jika yang hanya dipandu oleh satu kekuasaan, sehingga dia berpikiran bakalan tidak ada yang gerecokin, (at least si dua pramuka jadi pembantu tunggal, dan ujung-ujungnya jika harus menggantikan toh peluangnya besar tinggal dia dan satu temannya lagi). Tetapi sebetulnya si Pilot sudah ngomong dari awal bahwa waktu yang tersedia hanya 5 menit, sebelum pesawat crash, maka: 1. Setelah si Pilot memberikan maklumat sudah menghabiskan 1 menit, lalu terjun dan mungkin paling besar kemungkinannya selamat (itupun kalau jatuhnya di tempat yang enak, kalau tidak nyaman ya belum selesai urusan) 3. Menit ke-dua habis dipakai Si Akbar dan lalu terjun bebas untuk mati dengan parasut tertipunya 4. Menit ke-tiga habis dipakai Si Amir dan lalu terjun bebas dengan parasut tertipunya, namun pesawat sudah makin rendah 5. Menit ke-empat masih juga dipakai ceramah si Gusdur tentant poros ini poros itu kepada dua orang Pramuka yang masih tinggal 6. Saat si Pramuka baru saja menerangkan surprise ke Om Gusdur sembari memilih dan mengenakan parasit terbaik mereka masing-masing ternyata waktu sudah menginjak waktu ke-lima........ 7. ....dan Bum keburu crash tanpa sempat loncat atau membuka payungnya....weleh-weleh...!! Akhirnya semua leading jargon politik hancur dengan sendirinya dan Indonesia akhirnya hancur pula karena harapan terakhir yang diharapkan dari si Pramuka ternyata belum sempat berbuat banyak keburu terpuruk di situasi yang darurat...lalu gagal dan mati. Kecuali keajaiban salah satu dari mereka masih selamat namun itupun luka parah. Ya....paling tidak masih bisa merangkak berjuang cuma dibantu si pilot yang notabene mungkin murni tak kenal politik. Indonesia bakal stagnasi politik dan rev. ... ol..?..amit-amit !!! mudah-mudahan tidak terjadi, so kapan atuh mereka sadar tujuan bersama???. Kira-kira si dua Pramuka tersebut menokohkan kelompok siapakah gerangan....hayooo jawab??? Zammy -----Original Message----- From: Nugroho, Irawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, July 05, 2001 7:43 AM To: '[EMAIL PROTECTED]';'[EMAIL PROTECTED]' Subject: [BPST_EP_COMMUNITY] FW:[LulusanTFITB] Parachute -----Original Message----- From: Wijaya, Paul Sent: Thursday, July 05, 2001 7:01 AM To: Affandi, Wahyu; Agustina; Assaat,Iqbal; Gauzali, Doddy; Ilham, Eramsyah; Nugroho, Irawan; Nur,Dwitra; Suwita, Arief; Zainuddin Subject: FW: [LulusanTFITB] Parachute PARASUT Dalam suatu penerbangan dengan pesawat Kepresidenan, selain Presiden Gus Dur, ikut terbang pula Amien Rais, Akbar Tanjung, dan dua orang aktivis Pramuka. Terulanglah peristiwa Gus Dur sewaktu berkunjung ke Australia; pesawatnya kerusakan lagi. Tetapi kali ini sangat gawat. Tidak mungkin lagi dilakukan pendaratan darurat. Dalam hitungan kurang lebih lima menit lagi pesawat itu pasti jatuh. Lebih gawat lagi, di dalam pesawat tersebut hanya ada lima buah parasut. Kemudian ditambah seorang pilot sehingga mereka menjadi enam orang. Yang pertama kali beraksi adalah pilot. Dengan cepat, dia mengenakan parasutnya, dan berkata, "Pesawat ini akan segera jatuh. Harapan kalian semua segera memakai parasut masing2". Lalu, dia pun meloncat keluar pesawat bersama parasutnya. Akbar Tanjung pun sigap. Segera dia menyambuar sebuah parasut di dekatnya, kemudian dengan ter-buru2 dan raut muka yang sudah pucat, ia berkata," Sebagai Ketua DPR, saya masih harus memimpin sidang2 penting DPR. Apalagi, DPR masih belum merampungkan 200 RUU. Tanggung jawab saya masih sangat besar. Maka, mohon maaf, saya harus menyelamatkan diri". Akbar pun segera melompat keluar dari pesawat dengan parasut. Amien Rais pun tidak mau kalah cepat. Setelah dengan ter-gesa2 memakai parasut yang diambil di dekatnya, ia berkata, "Sebagai Ketua MPR, 1 Agustus nanti, saya harus memimpin Sidang Istimewa MPR. Mungkin pula akan memimpin sidang istimewa untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden baru. Mohon maaf, negara masih sangat membutuhkan saya". Loncatlah Amien dari badan pesawat dengan menggunakan parasut. Tinggalah sekarang Gus Dur bersama dua orang Pramuka. Sedangkan, parasut tinggal dua buah. Lalu Gus Dur pun dengan pasrah berkata kepada kedua orang pramuka itu. "Saya ini sebenarnya boleh dikatakan terbujuk oleh Poros Tengah sampai bisa menjadi Presiden, dan menggeserkan Mbak Mega yang seharusnya lebih berhak daripada saya. Saya tidak bisa melihat. Berjalan pun harus dituntun. Mungkin lebih baik, saya berhenti menjadi Presiden dengan ikut pesawat ini jatuh. Saat ini tinggal dua parasut. Kalian berdua masih muda dan menjadi harapan bangsa di masa depan. Pakailah kedua parasut, dan selamatkanlah diri kalian sebelum pesawat ini jatuh, dan hancur". "Tenang Gus Dur," kata salah seorang dari kedua orang Pramuka itu. "Kita sebenarnya masih punya empat buah parasut. Tadi, dua parasut yang dipakai Pak Akbar dan Pak Amien Rais sebenarnya adalah ransel pramuka kami berdua," ujarnya. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ <http://docs.yahoo.com/info/terms/> Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ -- --[YONSATU - ITB]------------------------------------------------------ On-line arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderator : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> -----------------------------------------------------------------------