This is a forwarded message ***Comment Ada yg aneh saat rekan Reno Andryono" <[EMAIL PROTECTED]> posting ke [EMAIL PROTECTED] akan tetapi postingnya tidak terdistibusi ke normal member, akan tetapi malah ada di Digest Member.
Apakah ada diantara Anda yg menerima posting spt dibawah ini (contoh message dari Digest member) ? Untuk Reno, Apakah saat posting Anda cross posting ke lebih dari satu Mailing List atau cc: atau bcc: ? Syafril mailto:[EMAIL PROTECTED] End*** >From : Listar <[EMAIL PROTECTED]> To : yonsatu digest users <[EMAIL PROTECTED]> Date : Wednesday, October 17, 2001, 10:19:44 AM Subject: yonsatu Digest V1 #25 ===8<==============Original message text=============== yonsatu Digest Fri, 12 Oct 2001 Volume: 01 Issue: 025 In This Issue: #1: From: "Reno Andryono" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [yonsatu] Saatnya kita tentukan nasib sendiri !! #2: From: "Reno Andryono" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [yonsatu] Fw: Saatnya kita tentukan nasib sendiri !! ---------------------------------------------------------------------- Msg: #1 in digest From: "Reno Andryono" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [yonsatu] Saatnya kita tentukan nasib sendiri !! Date: Fri, 12 Oct 2001 14:53:21 +0700 Dalam kisah yang tercantum dalam Kitab Suci tentang perjuangan Musa melawan Fir'aun, dapat kita ambil pelajaran bahwa salah satu penyebab dijalankannya misi suci Musa pada saat itu adalah untuk melawan kecongkaan dan kesombongan yang dilakukan oleh Fir'aun. Kecongkaan karena merasa diri paling berkuasa. Kesombongan karena merasa diri paling benar. Juga kesombongan yang diakibatkan karena tidak mau menerima kebenaran, meskipun fakta menunjukkan bahwa hal itu benar. Sadar atau tidak, saat ini sudah jelas dan tampak di mata kita munculnya Fir'aun baru. Fir'aun ini merasa dirinya paling benar dan yang paling berkuasa di muka bumi. Dia tutup mata dan telinga terhadap kebenaran yang datang. Dengan kekuasaan yang dimiliki dia bebas berbuat sewenang-wenang tanpa mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dengan kesombongan dan kecongkaan yang dimiliki, hanya dalam waktu dua hari, Amerika sudah memutuskan siapa pelaku tragedi WTC tanpa memberikan fakta. Sang "Jagal" Milosevic sendiri, baru dijatuhi hukuman setelah berbulan-bulan menjalani sidang dan pemeriksaan, itu pun dengan didampingi oleh pengacaranya. Amerika seakan menutup mata dengan fakta penindasan yang terjadi di Palestina oleh Israel. Berkaitan dengan Tragedi WTC pun, Amerika juga tidak mau tahu dengan kesalahan informasi tentang pelaku teroris. Yang dituduh teroris, ternyata masih hidup di Jerman dan bahkan ada yang telah meninggal setahun yang lalu. Amerika tidak mau menggubris adanya kenyataan bahwa pada saat kejadian lebih dari 4000 karyawan Yahudi yang kerja di WTC sepakat 'rame-rame libur'. Juga dengan ditemukannya beberapa orang Yahudi yang 'berpesta' sambil merekam runtuhnya gedung WTC. Sampai saat ini, dua puluh dua hari sejak tragedi WTC, sudah tercatat lebih dari 700 korban dari umat Islam di Amerika akibat pelampiasan yang dilakukan karena tragedi ini. Tercatat pula lebih dari 300 orang yang ada di Australia, belum termasuk dua masjid besar yang dibakar karena provokasi dari Amerika. Hari ini di media massa kita juga melihat dan mendengar bahwa di Afganistan sendiri ada sebuah masjid yang menjadi sasaran. Korban jatuh dari pihak sipil saat ini di Afganistan sudah mencapai seratus orang. Nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, sekali lagi, dicampakkan oleh si sombong tadi. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak yang 'menyembah' Fir'aun yang ada sekarang ini. Mereka ketakutan akan 'kelaparan' jika tidak mematuhi hukum Sang Fir'aun ini. Pemerintah kita pun juga ikut-ikutan. Aksi demo yang marak saat ini, ditanggapi represif oleh aparat dan pemerintah. Sudah ada warga kita yang ditahan karena dalam aksi demonya membakar bendera Amerika. Tetapi sang pelaku teror di Afganistan yang saat ini sudah menewaskan ratusan orang dianggap angin lalu. Mau dikemanakan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan kalau sudah begini? Kita menyadari sepenuhnya kalau 'tamu-tamu' yang berasal dari luar negeri ini mesti dihormati dan dilindungi. Tetapi, apa salah kalau kita 'mengusir' tamu-tamu ini kalau kelakuan mereka sudah kelewatan dan mereka sudah memandang rendah nilai kemanusiaan. Terhadap 'tamu' maupun 'negara Fir'aun' seperti ini, masih pantaskah jika kita berhubungan dengan mereka. Kalau beralasan negara ini akan lebih hancur jika tidak 'berhubungan' dengan mereka, salah besar ! Yang perlu kita renungkan saat ini adalah, bahwa nasib kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Yang dari luar hanya memberikan pengaruh, bukan penentu. Momen yang ada sekarang dapat kita manfaatkan dengan bekerja sama dengan negara seide untuk menentang Sang Fir'aun ini. Mau sampai kapan bangsa dan negara ini akan berubah jika tidak ditentukan oleh dirinya sendiri ? Berulang kali kita mengganti presiden, kondisi kita tidak akan membaik jika kita tidak memperbaiki nasib sendiri, minimal dari diri sendiri. Lupakan ide untuk merubah negara ini, apalagi dunia, jika kita sendiri yang tidak merubahnya. Oleh karenanya, berkaitan dengan aksi maupun tuntutan yang banyak diutarakan saat ini, seyogyanya kita juga sependapat untuk: - memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika dan sekutunya. - memboikot semua produk dari negara tersebut. Salam, ------------------------------ Msg: #2 in digest From: "Reno Andryono" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [yonsatu] Fw: Saatnya kita tentukan nasib sendiri !! Date: Wed, 17 Oct 2001 10:34:09 +0700 Coba kirim lagi, kayaknya yang Jum'at kemaren nggak nyampe.... ----- Original Message ----- From: Reno Andryono To: [EMAIL PROTECTED] ; Yon 1 Sent: Friday, October 12, 2001 2:53 PM Subject: Saatnya kita tentukan nasib sendiri !! Dalam kisah yang tercantum dalam Kitab Suci tentang perjuangan Musa melawan Fir'aun, dapat kita ambil pelajaran bahwa salah satu penyebab dijalankannya misi suci Musa pada saat itu adalah untuk melawan kecongkaan dan kesombongan yang dilakukan oleh Fir'aun. Kecongkaan karena merasa diri paling berkuasa. Kesombongan karena merasa diri paling benar. Juga kesombongan yang diakibatkan karena tidak mau menerima kebenaran, meskipun fakta menunjukkan bahwa hal itu benar. Sadar atau tidak, saat ini sudah jelas dan tampak di mata kita munculnya Fir'aun baru. Fir'aun ini merasa dirinya paling benar dan yang paling berkuasa di muka bumi. Dia tutup mata dan telinga terhadap kebenaran yang datang. Dengan kekuasaan yang dimiliki dia bebas berbuat sewenang-wenang tanpa mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Dengan kesombongan dan kecongkaan yang dimiliki, hanya dalam waktu dua hari, Amerika sudah memutuskan siapa pelaku tragedi WTC tanpa memberikan fakta. Sang "Jagal" Milosevic sendiri, baru dijatuhi hukuman setelah berbulan-bulan menjalani sidang dan pemeriksaan, itu pun dengan didampingi oleh pengacaranya. Amerika seakan menutup mata dengan fakta penindasan yang terjadi di Palestina oleh Israel. Berkaitan dengan Tragedi WTC pun, Amerika juga tidak mau tahu dengan kesalahan informasi tentang pelaku teroris. Yang dituduh teroris, ternyata masih hidup di Jerman dan bahkan ada yang telah meninggal setahun yang lalu. Amerika tidak mau menggubris adanya kenyataan bahwa pada saat kejadian lebih dari 4000 karyawan Yahudi yang kerja di WTC sepakat 'rame-rame libur'. Juga dengan ditemukannya beberapa orang Yahudi yang 'berpesta' sambil merekam runtuhnya gedung WTC. Sampai saat ini, dua puluh dua hari sejak tragedi WTC, sudah tercatat lebih dari 700 korban dari umat Islam di Amerika akibat pelampiasan yang dilakukan karena tragedi ini. Tercatat pula lebih dari 300 orang yang ada di Australia, belum termasuk dua masjid besar yang dibakar karena provokasi dari Amerika. Hari ini di media massa kita juga melihat dan mendengar bahwa di Afganistan sendiri ada sebuah masjid yang menjadi sasaran. Korban jatuh dari pihak sipil saat ini di Afganistan sudah mencapai seratus orang. Nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, sekali lagi, dicampakkan oleh si sombong tadi. Sayangnya, sampai saat ini masih banyak yang 'menyembah' Fir'aun yang ada sekarang ini. Mereka ketakutan akan 'kelaparan' jika tidak mematuhi hukum Sang Fir'aun ini. Pemerintah kita pun juga ikut-ikutan. Aksi demo yang marak saat ini, ditanggapi represif oleh aparat dan pemerintah. Sudah ada warga kita yang ditahan karena dalam aksi demonya membakar bendera Amerika. Tetapi sang pelaku teror di Afganistan yang saat ini sudah menewaskan ratusan orang dianggap angin lalu. Mau dikemanakan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan kalau sudah begini? Kita menyadari sepenuhnya kalau 'tamu-tamu' yang berasal dari luar negeri ini mesti dihormati dan dilindungi. Tetapi, apa salah kalau kita 'mengusir' tamu-tamu ini kalau kelakuan mereka sudah kelewatan dan mereka sudah memandang rendah nilai kemanusiaan. Terhadap 'tamu' maupun 'negara Fir'aun' seperti ini, masih pantaskah jika kita berhubungan dengan mereka. Kalau beralasan negara ini akan lebih hancur jika tidak 'berhubungan' dengan mereka, salah besar ! Yang perlu kita renungkan saat ini adalah, bahwa nasib kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Yang dari luar hanya memberikan pengaruh, bukan penentu. Momen yang ada sekarang dapat kita manfaatkan dengan bekerja sama dengan negara seide untuk menentang Sang Fir'aun ini. Mau sampai kapan bangsa dan negara ini akan berubah jika tidak ditentukan oleh dirinya sendiri ? Berulang kali kita mengganti presiden, kondisi kita tidak akan membaik jika kita tidak memperbaiki nasib sendiri, minimal dari diri sendiri. Lupakan ide untuk merubah negara ini, apalagi dunia, jika kita sendiri yang tidak merubahnya. Oleh karenanya, berkaitan dengan aksi maupun tuntutan yang banyak diutarakan saat ini, seyogyanya kita juga sependapat untuk: - memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika dan sekutunya. - memboikot semua produk dari negara tersebut. Salam, ------------------------------ End of yonsatu Digest V1 #25 **************************** ===8<===========End of original message text=========== -- --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>