On Mon, 23 Sep 2002 01:34:05 +0700 Dayan (D) wrote: > >1. Perang Sangkur > > Hampir tidak pernah terjadi atau amat jarang terjadi. > > Padahal bayangan saya, itulah yang sering terjadi. Mungkin saya > terpengaruh dengan kisah mengenai prajurit Kopassus -maaf kepada > keluarganya, jika keliru- Suparlan, yang bertempur sampai akhir, > melawan musuh yang jauh lebih banyak, menggunakan sangkur. Namanya > kemudian diabadikan pada salah satu lapangan udara perintis.
Saya dulu juga berpikir begitu, dan saya tanya ke teman-2x Secaba Seroja stl melihat mrk kok kurang antusias saat melakukan latihan Perang Sangkur. > > akan menembak ternyata senjatanya macet, demikian pula senjata > > lawannya (perang sangkur satu lawan satu). > > Secara kejiwaan, apakah perasaan yang ada dalam masing-masing > mereka sama dengan yang dialami para pelaku carok ? Saya ngeri > membayangkannya. Namun bagi para prajurit yang berpengalaman, > mungkin malah lain ceritanya. Cerita lebih lanjut dari pelatih ini, saat mrk sedang 'perang sangkur', datang teman-2x dari kedua belah pihak, anehnya senjata teman-2x itu juga 'mejen', akhirnya mrk sepakat utk saling undur diri. Dari cerita ini, mungkin lbh cocok jika tentara kita dilatih beladiri tanpa senjata saja misalkan Silat, sekaligus mengisi 'jiwa pendekar' :-) > >pointnya pendidikan kejiwaannya kurang (?). > > Juga resosialisasi setelah kembali dari medan operasinya. Akibat > ke'pintar'an para petinggi, terjadilah insiden Santa Cruz pada > November 1991. Yang terlibat adalah Yonif 303 SSM Cikajang. Satgas > X Menwa baru beberapa minggu meninggalkan Dili ketika itu. Di mana > kelirunya ? Para prajurit yang baru kembali dari pemburuan > terhadap Fretilin, langsung ditugaskan menjadi salah satu pengaman > Dili. Begitu bertemu dengan pengunjuk rasa yang menghinakan Merah > Putih, langsung saja darah naik ke kepala. Susah-susah dicari di > hutan, eehhh...muncul di depan mata ! Bagaimana jari tidak tahan > untuk tidak menarik picu ? Nampaknya itu benar, dan itu juga yg terjadi di ITB tahun 1998 yl :-( > Saya saja hampir memukul orang di pasar tradisional, gara-gara dia > menyenggol saya. Ini bukan karena sayanya yang sok jagoan, namun > hanya karena naluriah berbalik dan bersiap memukul. Selama di > Lequedoe (Kab Aileu), sayalah satusatunya anggota kelompok -6 > orang- yang selalu tidur dengan pakaian lengkap -termasuk sepatu > PDL- dengan sangkur di pinggang, serta berbantalkan bursak. Itu > sekadar pelajaran dari Diksar. Ikut kontak fisik dg Fretilin tidak ? > Jadi, perlu dipertanyakan, apa dan sampai di mana pendayagunaan > Dis Psiad. Nggak ikut atau tdk digubris pendapatnya barangkali ? > >> Pelatihan Integrasi Taruna Dewasa, yang pesertanya antara lain > >praja> STPDN dan taruna Akmil / Akpol ? > > >Apa yg dilatih ? Apa tujuan latihan ? > > Katanya mempertemukan sejak awak para calon penyelenggara : sipil > (diwakili praja STPDN), TNI/Polri (taruna Akmil/Akpol) dan swasta > (mahasiswa). Rinciannya tidak jelas bagi saya. Namun saya dengan > mahasiswa ITB beberapa kali dilibatkan di dalamnya, entah apakah > mereka dari Yon 1 atau bukan. Lalu hasilnya sesuai harapan ? -- syafril ------- Syafril Hermansyah<[EMAIL PROTECTED]> --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>