WCDS,
Coba tulisan Pak Rifki dan Pak Bima bisa dijadikan berita buat meng-counter berita-berita miring di menwa. Coba kirim ke redaksi kompas, gatra etc..... Thanks, Regards Tatang Juhatta Rifki Muhida <rifkimuhida@ya To: [EMAIL PROTECTED] hoo.com> cc: Subject: [yonsatu] Re: Tulisan tentang menwa di Koran oleh alumni Yon I 09/23/2002 06:57 PM Please respond to yonsatu Ini ada tulisan tentang menwa oleh alumni Yon I, di suara merdeka tanggal 21 September lalu, menyikapi tuntutan beramai-ramai untuk pembubaran Menwa di kampus UMS (Suara Merdeka, 13 September 2002)yang ditulis oleh Bimo (angkatan 28, danyon 1997/98) dan saya (angkatan 26, danyon 1996/97). Tulisan ini hasil diskusi kami beberapa waktu yang lalu yang kemudian dirilis dalam bentuk artikel oleh Bimo. Mungkin ada kekurangan dibebrapa bagian karena kami mmbuatnya agak tergesa-gesa. Mudah-mudahan ini bisa mengeksitasi alumni yang lain untuk menulis dikoran prihal menwa. Rifki & Bimo =============================== Menyoal Eksistensi Menwa Oleh: Bima Hermastho dan Rifki Muhida RESERVE Officers Training Corps (ROTC/Korps Perwira Cadangan) perguruan tinggi terbaik di Amerika, seperti di University of Georgia dan MIT (Massachusetts Institute of Technology). Komunitas ini telah melahirkan kebanggaan dan tradisi bagi mahasiswa akan bela negara dan kepemimpinan. Kelahiran ROTC pun dalam situasi negara yang tidak menentu (perang saudara), tidak jauh berbeda dengan Indonesia yang lebih dikenal sebagai Resimen Mahasiswa (Menwa) yang juga lahir di masa negara dalam situasi krisis, serta merupakan manifestasi (berkelanjutan) dari tradisi kejuangan Tentara Pelajar dan Corps Brigade Mahasiswa (1945-1965). Bedanya, ROTC saat ini telah menjadi sumber kepemimpinan nasional di Amerika, karena eksistensinya sangat jelas, pola pelatihannya terpadu dan terarah untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi terbaik yang dibekali kepemimpinan dan keahlian di bidangnya. Sebaliknya di Indonesia, Menwa yang telah berusia hampir 41 tahun masih terus di-ubeg-ubeg dan statusnya "dibuat" mengambang. Peristiwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) beramai-ramai menuntut pembubaran Menwa di kampus UMS salah satu contohnya. (Suara Merdeka, 13 September 2002). Mungkin lain ceritanya, bila yang menolak Menwa pernah membaca situs-situs ROTC di internet dan memahami filosofi demokrasi dan kebebasan berorganisasi. Mungkin, keinginan euforia mahasiswa yang terjadi akan lebih tepat lagi bila menghasilkan implikasi bagaimana pemberdayaan organisasi Menwa masa depan, agar berkontribusi lebih banyak bagi bangsa dan negara, bukan sebaliknya. Sebenarnya konsep awal Menwa tak ubahnya ROTC di Amerika pada akhir abad ke-19 sebagai milisi rakyat untuk bela negara. Namun konsep awal yang "indah" tersebut berakhir dengan adanya pembubaran Menwa melalui pencabutan SKB 3 Menteri (Depdikbud-Depdagri-Dephankam) akibat munculnya berbagai kasus negatif yang dilakukan Menwa. Padahal apabila dianalisa secara objektif, justru SKB 3 Menteri membebani Menwa karena aturan maupun praktik pelaksanaannya tidak dijalankan secara konsisten oleh pihak-pihak yang terkait. Peran yang dijalankan ketiga departemen tersebut sangat marginal, sehingga Menwa tidak bisa melakukan pembinaan dan pengembangan potensi bela negara dengan baik. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengkaji Menwa dalam kerangka konstruktif dan menghindari tindakan yang kontraproduktif bagi eksistensi Menwa. Perubahan yang mendasar dan menyeluruh (rekayasa ulang) bagi Menwa sudah menjadi kebutuhan mutlak. Nampaknya, harus belajar pada Malaysia. PALAPES, begitu mereka menyebut Menwanya, telah berkembang dengan baik dan menjadi pola ideal tidak ubahnya ROTC di Amerika. Pada waktu awal pembentukan PALAPES di Malaysia, Menwa Indonesia dijadikan inspirasi awal dan studi banding mereka, baik secara konsep maupun implementasinya. Namun, kini PALAPES telah berkembang pesat meninggalkan saudaranya di Indonesia. Dua Aspek Pengembangan Menwa memiliki dua aspek utama, yaitu pertama, sebagai wadah untuk aktivitas kemahasiswaan, tak ubah seperti UKM (Unit Kemahasiswaan) yang lain, sebagai wahana penyaluran hobi, bersosialisasi, berorganisasi. Kedua, Menwa merupakan perwujudan konsep misi/battle orders sebagai konsekuensi logis adanya Pasal 30 UUD 1945 (AH Nasution, 1994). Sedangkan dalam dimensi praktis, model rekayasa ulang Menwa akan mirip dengan ROTC di Amerika, sebagai salah satu sumber militer karier sekaligus sebagai wadah community/service UKM perguruan tinggi. Jangan heran, apabila dijumpai tidak sedikit mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika nyambi menjadi "kadet" sukarela melalui jalur Army ROTC, karena si mahasiswa Indonesia ingin menyalurkan hobi/bersosialisasi dan belajar berorganisasi pada manajemen militer sekaligus menyelesaikan pendidikan akademiknya. Inilah kenyataan yang ada, di Indonesia Menwa dituntut dibubarkan, tetapi di Amerika banyak mahasiswa Indonesia yang numpang latihan bela negara. Resimen Teknologi Tantangan yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia di masa kini dan mendatang sudah sedemikian berubah. Adanya mahasiswa berkarier di militer seperti ROTC, maka tidak menutup kemungkinan model Resimen Teknologi seperti di Amerika yang merupakan sumber perwira untuk memenuhi kebutuhan teknologi militer (perwira-perwira operasi kapal induk, teknologi informasi, nuklir, biologi dan kimia) dapat juga diaplikasikan di Indonesia. Program ini dilaksanakan melalui perguruan tinggi semacam ITB, UI, UGM, Undip, UNS dan perguruan tinggi lainnya. Sun Tzu, seorang pemimpin, ahli filosofi Cina yang hidup pada abad keempat SM, mewariskan banyak kebijaksanaan mengenai strategi dan taktik militer yang dapat diterapkan pada semua bisnis. Bahkan kesuksesan "Operasi Badai Gurun" dalam Perang Teluk beberapa tahun lalu, juga telah menghasilkan buku-buku text-book tentang manajemen operasi dan logistik modern. Inilah yang dapat dijadikan sebagai value yang sangat berharga bagi mahasiswa untuk berperan serta dalam wadah seperti ROTC dan mengkajinya dalam pendekatan ilmiah. Semua aktivitas tersebut memiliki filosofis membentuk karakter yang sangat berguna sebagai penempaan kepemimpinan mahasiswa masa depan. Jadi aktivitas ROTC bukan sekadar latihan perang-perangan tetapi mengambil filosofi dari latihan sebagai model laboratorium kepemimpinan alternatif bagi mahasiswa. Pada akhirnya output yang akan diperoleh setiap mahasiswa berupa pemberdayaan diri yang memiliki sosok kepemimpinan karakter dan keunggulan kompetitif (mental, emosional, dan fisik). Selain juga memiliki nilai-nilai utama antara lain, a) loyalitas kepada kehormatan bangsa, b) melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, c) respek terhadap sesama, d) terbiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, e) kehormatan diri, f) integritas, g) sosok yang bijaksana dalam memandang segala hal. Langkah Dramatis Untuk menuju Indonesian ROTC, diperlukan beberapa langkah "dramatis" yang harus dilewatkan dengan tenggang waktu kurang dari dua tahun. Pertama, pematangan konsep dan kelembagaan. Sebenarnya sudah sejak tahun 1967 Menwa ITB mengajukan konsep Indonesian ROTC. Tetapi, malang pemikiran itu seperti elektron menabrak dinding potensial tak terhingga, tak ada yang mengembus, semuanya mantul. Karena dalam 32 tahun terakhir ini, hampir semua kekuatan sipil terpinggirkan termasuk Menwa dibiarkan tidak berkembang. Kedua, legal formal action. Bagaimanapun, negara dalam arti pemerintah/presiden bersama DPR harus memperkokoh konsep dan kelembagaan dan menjadikannya sebagai UU. Ketiga, pelaksanaan proyek percontohan. Setelah piranti hukum disahkan, selanjutnya tahap terpenting yaitu pelaksanaan operasional di lapangan. Proyek percontohan resimen. Teknologi sebagai cikal-bakal Indonesian ROTC ini, harus dikontrol dan dievaluasi dengan ketat. Bandung sebagai pusat pendidikan tentara, dapat menopang program ini. Mahasiswa yang terpilih disaring sejak mereka lulus UMPTN, dan dapat mengikuti seleksi sukarela untuk memasuki program Resimen Teknologi. Keempat, evaluasi dan penyempurnaan. Tidak ada sesuatu yang terjadi sempurna, oleh karena itu diperlukan proses pengembangan berkelanjutan. Karena dengan evaluasi dan penyempurnaan, maka sistem dan kurikulum yang dilaksanakan dapat menjadi lebih baik dan menjadi prototip yang sempurna. Kelima, pencangkokan oleh perguruan tinggi terpilih. Pada tahap ini dapat dilakukan hanya bagi perguruan tinggi yang berkualitas dan berstandar sesuai yang ditentukan oleh Dephankam dan Depdiknas, karena berimplikasi pada kontrol dan tanggung jawab operasional di lapangan. (18) - Bima Hermastho, mahasiswa Program Doktor Ilmu Ekonomi Undip, Rifki Muhida Researcher dan mahasiwa Program Doktor Fisika Teori, Osaka University, Jepang. __________________________________________________ Do you Yahoo!? New DSL Internet Access from SBC & Yahoo! http://sbc.yahoo.com --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest> --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu> 1 Mail/day : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>