WCDS

Anda benar, musuh musti jelas, tapi bukan harus di"state", bahwa kita
bermusuhan, karena dasar "berperang" nya  bukan karena prilaku "lawan"
semata, tapi lebih didasari pada Nilai-nilai yang dianut oleh suatu negara
.Nilai ini melahirkan difinisi Kepentingan Nasional nya masing-masing.
Biasanya di jabarkan lagi dalam berberapa katagori kepentingan. Dari
Kepentingan Nasional yang ditentukan, ditetapkan  perkiraan Ancaman Nasional
yang terjadi.... Jadi, yang tahu siapa musuhnya, adalah diri sendiri, karena
didasari pada ancaman yang dia tentukan. Jadi, belum tentu lawannya
mengetahui kalau dimusuhi.

Sekedar contoh, keadaan negara kita. Sadarkah bangsa ini, bahwa wawasan
nusantara yang kita banggakan,  sebenarnya dikwalifikasikan sebagai ancaman
bagi beberapa negara ?. Sejauh mana kita tahu, strategi apa yang mereka
lakukan? Apa yang sudah kita lakukan?.......Tahukah kita krisis ekonomi yang
terjadi selama ini,  alami atau by design?. Siapa dalang?... siapa pion?...
dan apa grand strategi nya ... dsb..dsb.... Karena itu derajat pendadakan
dalam "damai adalah perang'  sangat tinggi, terlebih bila tingkat
"kewaspadaan" dan "kecerdasan" suatu bangsa sangat rendah. Itu sebabnya,
Amerika dalam pertahanan nasionalnya  mengembangkan Doktrin MOOTW - Military
Operation Other Than War-. yang untuk bisa jalannya doktrin ini, mewajibkan,
personilnya menguasai disiplin diluar ilmu militer. dan untuk itu dirancang
suatu pelatihan yang menyeluruh disemua angkatan.

wass

----- Original Message -----
From: "Bambang Subianto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, November 20, 2002 2:16 AM
Subject: [yonsatu] Re: Perang di masa damai


> Rekan-rekan,
> Numpang tanya, dalam perang yang beneran, biasanya musuhnya jelas.
Misalnya
> Sekutu melawan Jerman di medan Eropa, dan Sekutu melawan Jepang di medan
> Pasifik. Kalau di masa damai, musuh sebenarnya siapa? Saya rasa ini perlu
> diidentifikasi dengan cermat, dan dikaji mengapa si 'musuh' itu dinyatakan
> sebagai musuh.
> Supaya kita tidak berperang melawan bayangan.
> Mungkin salah satu 'musuh' dalam perang di masa damai yang sebenarnya juga
> membahayakan kesinambungan suatu bangsa, barangkali, adalah keinginan dan
> kepentingan pribadi dan golongan yang berlebihan sehingga berbenturan
dengan
> kepentingan-kepentingan yang lebih luas dan luhur. Konflik kepentingan
> barangkali merupakan suatu bentuk dari perang di masa damai yang dihadapi
> oleh setiap orang, sadar ataupun tidak. Dalam hal ini maka segala
> kecanggihan dan teknologi maupun penguasaan informasi tidak mempan untuk
> memenagkan peperangan, karena yang harus perang itu terjadi di hati setiap
> insan.
> Salam,
> Bambang Subianto
>
> ----- Original Message -----
> From: "Budiono" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, November 19, 2002 10:54 PM
> Subject: [yonsatu] Re: Perang di masa damai
>
>
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Syafril Hermansyah" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Tuesday, November 19, 2002 6:20 PM
> > Subject: [yonsatu] Re: Perang di masa damai
> >
> >
> > > On Mon, 18 Nov 2002 15:50:37 +0700 Budiono (B) wrote:
> > >
> > > > Disamping itu, mereka juga sadar. Penggunaan senjata penghancur
masal,
> > > > bila digunakan. Tidak akan mencapai tujuan akhir perang itu sendiri-
> > > > yaitu kesejahteraan-, karena untuk pemulihan lingkungan saja,
> > > > memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Nah, dari situ terpikir
untuk
> > > > menjalankan "non destructive war", dengan hasil akhir yang sama.
> > >
> > > Cuma 'lamanya perang' sering membuat orang nggak sabar :-)
> >
> > [budiono] ya betul, bahkan menangnyapun tidak terasa, indikatornya musti
> > ditentukan dan
> > dimonitor terus.
> > >
> > > > Sebenarnya, hal yang sama sudah pernah dijalankan dalam menghadapi
> > > > perang dingin dengan Uni Soviet. Kemenangan perang tanpa letusan,
> > > > meski keduanya memiliki senjata pemusnah masal yang canggih. Dengan
> > > > kemajuan teknologi Informasi yang pesat, mereka sudah melihat
kekuatan
> > > > yang dahsyat dari informasi sebagai senjata. karena informasi yang
> > > > dipadu dengan strategi perang psikologi, langsung akan merubah
> > > > persepsi manusia, dan dapat diarahkan ketempat yang diinginkan. Itu
> > > > sebabnya, strategi pertahanan Amerika per tahun 2000 telah
menetapkan
> > > > Information Superiority sebagai tulang punggung pertahannan nasional
> > > > mereka.
> > >
> > > Diluar Amerika apakah ada negara lain yg sudh menuju kesini Pak ?
> > > Inggris barangkali ?
> > [budiono] ya, betul Inggris dan negara2 Uni Eropa dan merupakan
pembahasan
> > pula di Parlemen Eropa
> > saya lupa tahunnya. Laporannya nanti saya cari, maklum jelek sistim file
> nya
> > >
> > > > Memperhatikan Informasi merupakan senjata dalam perang masa depan,
> > > > saya dan Syafril, terpikir, apa tidak lebih baik, paradigma ekek, di
> > > > ubah, dari prajurit perang kewilayahan ke prajurit perang informasi.
> > > > Ini baru wacana, selain cocok dengan ilmu yang digeluti Yon-1--
yaitu
> > > > teknik-- juga ngga perlu izin-x2 dari TNI buat pinjam senjata.
> > > > Latihannya juga ngga perlu lapangan, dan pendidikannya bisa
> > > > "sandwitch", nyelip-x2 dikuliah. Dan kalau sudah jadi, yaa..perang
> > > > beneran untuk mempertahankan negara... jadi bukan pasukan cadangan,
> > > > tapi bener-bener "laskar" yang berjuang untuk mempertahankan
> > > > kedaulatan bangsa ini. Nah, Syafril, kayaknya segini dulu.
> > >
> > > Saya sih setuju, shg bukan paradigma yg jadi tujuan pokok (walau
mungkin
> > > jadi tujuan akhir <g>) akan tetapi positioning yg kita ambil dalam
> > > menyikapi kondisi yg berubah.
> > >
> > > Sebenarnya yg paling gampang kalau ada kasusnya shg bisa langsung
> > > praktek; learning by doing paling cepat dan menarik serta tidak mudah
> > > lupa.
> > > Saat ini mungkin kita belum punya bayangan pasti, apa saja 'tools' yg
> > > kita perlukan, tp sejalan dg waktu kita mestinya bisa belajar.
> > >
> > > Kasus apa yg bisa kita coba tangani saat ini ?
> > >
> > > > Oiya, bahan2nya gimana? saya kirimin aja ya CD nya, nanti anda bisa
> > > > copy.
> > >
> > > Isi CD boleh ditayangkan ke khalayak tidak Pak ?
> > [budiono} Saya tidak keberatan. CD itu dibeli di pasar bebasdi Amerika,
> > padahal
> > di web site nya, di Tradoc, kobangdiklatnya US army, file itu terkunci.
> > >
> > > BTW. Jangan-2x kita jadi mencoba e-learning nih, belajar jarak jauh
> > > nyaingin UT :-)
> > >
> > >
> > > --
> > > syafril
> > > -------
> > > Syafril Hermansyah<[EMAIL PROTECTED]>
> > >
> > >
> > > --[YONSATU -
> > ITB]----------------------------------------------------------
> > > Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> > > Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> > > Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> > > Vacation       :
<mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
> > > 1 Mail/day     :
> > <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>
> > >
> > >
> >
> >
> > --[YONSATU -
> ITB]----------------------------------------------------------
> > Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> > Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> > Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> > Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
> > 1 Mail/day     :
> <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>
> >
> >
> >
>
>
> --[YONSATU -
ITB]----------------------------------------------------------
> Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
> 1 Mail/day     :
<mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>
>
>


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu>
1 Mail/day     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest>

Kirim email ke