Thanks Pak Rifki, menarik sekali tulisannya. Saya sendiri melihat apa yang anda tulis nggak menggebu-gebu kok, sangat wajar dan rasional. Adalah sangat logis jika Menwa (khususnya Yon I) bisa turut berkontribusi pada pengembangan teknologi militer di Indonesia. Kenapa logis? Karena Menwa kan dalam berbagai kegiatan yang dilakukannya bisa mengenal dan mengetahui prosedur TNI sampai ke peralatannya. Maka, dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh di kampus, diharapkan anggota Menwa akan terinsipirasi untuk memikirkan inovasi atau perbaikan terhadap prosedur dan peralatan TNI yang digunakannya itu. Apalagi kalau konsep ikut serta mengembangkan teknologi militer di Indonesia berhasil menjadi bagian dari misi Menwa (Yon I), dimana pemikiran2 inovatif ini diharapkan akan secara otomatis muncul.
Sebagai misal, seorang anggota Menwa merasakan popor senapan yang dipakai berlatih menembak terlalu panjang sehingga sangat melelahkan ketika harus konsentrasi dalam membidik. Keadaan ini dapat menimbulkan pertanyaan dalam dirinya, yaitu apakah hanya dia sendiri yang mudah lelah menggunakan senapan itu, atau rekan lainnya juga. Kalau rekan lainnya juga mudah lelah, jangan2 seluruh anggota TNI juga akan demikian jika harus menggunakan senapan itu di medan laga. Dari pertanyaan2 tsb, maka mungkin dapat muncul ide membuat spesifikasi peralatan TNI yang disesuaikan dengan postur anggota TNI. Untuk bisa mengetahui postur anggota TNI, maka diperlukan pengumpulan data (anthropometry). Dari data yang terkumpul dapat diusulkan spesifikasi teknis suatu senapan baru yang lebih pas dengan postur anggota TNI. Kalau dilihat, masalahnya sederhana. Tetapi menurut hemat saya masalah yang sederhana ini dapat melibatkan berbagai macam disiplin ilmu, misalnya Teknik Industri (untuk proses pengumpulan data dan disain ergonomis), SeniRupa (untuk design product), Teknik Mesin (sistem kinematik, material dan teknik manufacturing), dan bidang2 yang lain (setidak2nya untuk membuat data statistik). Lebih jauh lagi, anggota Menwa yang mengambil kuliah dibidang ekonomi misalnya (berarti dari Yon II, dsb.) bisa saja ikut terlibat dengan tugas membuat semacam 'business plan' terhadap senapan baru TNI tsb, yang dapat dijual ke negara2 ASEAN, mengingat postur anggota Angkatan Bersenjata ASEAN yang mirip postur anggota TNI. Maka lengkaplah cita2 pak Rifki untuk menjadikan Menwa sebagai Resimen Teknologi, yang bukan hanya menjadi cirikhas Yon I, tetapi cirikhas Menwa Indonesia. Masalahnya sekarang adalah: 1- Menwa perlu koneksi ke TNI. 2- Menwa perlu peralatan (laboratorium sederhana), untuk bisa melakukan 'riset' seperti contoh diatas. 3- Menwa perlu anggota untuk melaksanakan aktivitas tsb. Untuk menjawab masalah2 tsb, maka perlu dilakukan hal2 berikut: 1- Alumni Menwa menjadi perantara sebagai penghubung ke TNI, Pemerintah dan kalau perlu ke Parlemen. 2- Alumni Menwa menjadi perantara pengadaan/peminjaman peralatan riset. 3- Anggota Menwa aktif dengan didukung para Alumni membuat progam rekruitment dan 'maintenance' anggota baru yang sesuai dengan jamannya. Berbeda dengan cara pandang anda yang mengusulkan bahwa Resimen Teknologi merupakan cirikhas Menwa generasi ke V, saya cenderung melihat ia sebagai fondasi baru yang memperkokoh keberadaan Menwa itu sendiri, sehingga ke '5 generasi' itu tidak kita lihat secara sendiri2, akan tetapi secara terpadu, secara holistik. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa fondasi Menwa pada masa kini adalah: 1) kewiraan, 2) kemahasiswaan, 3) kepemimpinan, 4) anda belum sebut, dan 5) keteknologian. Melihat dukungan yang pak Rifki pernah berikan ke Batalyon melalui konsep 'e combatnya', saya yakin bahwa anda pasti akan tetap menjadi salah satu alumni yang tetap konsisten memberikan dukungan kepada Yon I, seperti halnya pak Priyo dan rekan2 lainnya. Semoga segala niat baik dan jerih payah kita semua dapat membuahkan hasil pd suatu ketika, demi kejayaan republik tercinta ini. Salam hangat, HermanSyah XIV. Rifki Muhida <[EMAIL PROTECTED]> 08/18/2003 18:01 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: [yonsatu] Re: Sumbang Saran untuk YON I:Tentang Resimen teknologi Untuk Pak Heramnsyah, ini tulisan saya 3 tahun lalu di milis Yon I tentang resimen teknologi, kelihatannya menggebu-gebu.... hehehehe, mudah-mudahan sekarang masih nggak kendor ngomongin yon I. Rifki Muhida ----------------------------------------------- Date: Wed, 17 May 2000 03:00:26 -0700 (PDT) From: "Rifki Muhida" <[EMAIL PROTECTED]> | This is spam | Add to Address Book Subject: [YON-1] Lahirnya generasi V menwa ITB To: [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED] Menyambut 41 tahun menwa Indonesia (Lahirnya menwa ITB generasi V), kayak komputer aja ya pakai generasi. Berlatar belakang isu pembubaran menwa yang ke 8, bahwa : Sejarah menwa Indonesia terlalu dikotori "tangan-tangan jahat" yang membawa menwa pada "ultraviolet Catastrhope" (bencana ultraviolet). Untuk menghindari Ultravilet Catastrophe itu menwa Indonesia harus di kuantisasi, di lokalisasi. Ini mengingatkan kita pada sejarah lahirnya "New Physics" awal abat 19 yang dipelopori oleh Plank, Einstein dan Niels Bohr. Menwa ITB harus dilokalisasi dari menwa Nasional menuju Menwa ITB, Batalyon I/itb memiliki sejarahnya sendiri, roh sendiri dan akar budaya sendiri, semuanya menuju ke satu kata, yang sudah merekat dalam sel darah merah kita. Apa itu "Teknologi". Yang saya maksudkan "Resimen Teknologi", kita udah sering mengungkapaknnya, bahkan ketika saya jadi danyon saya mengusulkan dibangunnya gedung lima lantai dekat kolam renang ITB yang akan digunakan sebagai Workshop dan sekaligus markas Batalyon I/ITB. Sebenarnya kita sudah menemukan kata ini, jauh-jauh hari, dan sebenarnya sudah ada didalam pikiran para pendiri dan tokoh-tokoh besar dalam sejarah batalyon I/ITB yang saya sangat menaruh hormat kepadanya, namun saat itu kita belum mampu berterus terang karena tangan-tangan "gurita" terlalu kuat membelenggu menwa. Penyelenggaraan Simposium dan Pameran Teknologi Militer/Hankam, merupakan salah satu karya terindah dalam sejarah batalyon I/ITB dan ditangan dingin "orang orang jenius yang penuh pengabdian" kegiatan besar dengan ide yang sangat cerdas dapat terlaksana. Inilah benang merah yang menghubungkan Menwa ITB ke masa depannya. Inilah paradigma itu, titik awal lahirnya generasi V menwa ITB. "Resimen teknologi" buat menwa ITB memiliki masa depan yang tegas dan dalam rentang waktu yang panjang. "Resimen Teknologi" ITB nantinya akan menjadi prototipe lahirnya semacam ROTC atau NAVY/NAVAL ROTC seperti di MIT Amerika. Ini mengingatkan saya pada "Technology Batalyon" yang sangat populer ketika meletus perang Amerika-spanyol akhir abat 18 dimana ketika itu ROTC dari kesatuan MIT menciptakan double-action fuse untuk sharpnel pada peralatan tempur NAVY dan motor control untuk senjata NAVAL. Untuk menuju "resimen Teknologi" itu beberapa langkah Daramatis yang harus dilewatkan. Pertama, lupakan dulu menwa nasional, "masuk kotakkan" skomen, campakan SKB, buang jauh-jauh pikiran tentang Kodam, depdagri beserta aparaturnya. Kedua, Lupakan kata "bela negara" untuk sementara waktu, simpan baik-baik didalam hati, kata-kata itu terlalu mewah untuk iklim sekarang. Biarkan kata-kata indah itu seperti udara yang kita hirup setiap waktu. Ketiga. Lupakan politik fasif, maksudnya jauhkan dari tangan-tangan gurita (kodam, Gubernur, ataupun rektor). Ikutlah politik praktis, maksudnya ikut memperjuangan pengembangan teknologi khususnya teknologi hankam. Memperjuangkan hak prinsipil TNI (negara), yaitu pengadaan alat alat pertahanan negara. Lakukan kampanye (presentasi dari instansi keinstansi) kalau perlu sampai ke DPR , adakan riset tek. hankam yang berkaitan dengan Teknologi hankam dalam skala mahasiswa/Tugas akhir dan adakan transaksi (maksudnya ada konvensasi materikarena penelitian itu). Ada dua hal yeng memberikan peluang buat Yon I: 1. Dengan turunya Habibie, yang menyebabkan BPPT, Pindat dkknya bukan anak emas lagi. 2. Peran politik abri dipersempit, sebagai konvensasinya memoderenkan peralatan TNI. tips: Untuk menjalankan program ketiga ini, tidak memrlukan banyak orang yang penting kontinu dan konsekwen, dan dapat disingkronkan dengan penelitian kuliah, sehingga dapat lebih enjoy. Saat ini saja jumlah ROTC di MIT tidak lebih dari 20 orang. Bahan-bahan penelitian/jurnal ilmiah dapat minta ke mabes abri, atau ke litbangya (pasti dibantu) kalau tidak cari di internet dengan memanfaatkan fasilitas dephankam. Tiap anggota yon I dapat fakuskan ke pada satu bidang sesuai dengan keahliannnya/laboratorium dapat juga interdisipliner. Fokuskan pada satu jurnal ilmiah, kemudian kembangkan. kalau perlu buat alat, duitnya dengan mengajukan proposal ke mabes abri. Kalau berhasil publikasikan (kalau tidak ada media publikasi, buat majalah sendiri, misalnya "jurnal komunikasi teknologi hankam", lupakan dulu dengan istilan hankam yang mengandung konotasi rahsia). Kalau ini berhasil akan memberikan kejutan yang luar biasa buat dephankam , dan akan mengharumkan nama batalyon I/ITB, nah ini kesempatan untuk mengajukan proyek besar, yang bermandikan uang, hahaha. Seperti pengadaan internet buat batalyon, pengadaan perpustakaan, alat-alat penelitian dan sekolah keluar negeri. Mumpung orang dephankam lagi pusing sekarang ini soal menwa, ini kesempatan emas untuk menwa ITB untuk studi banding ke luar negeri, segera buat proposal "Studi Banding Menwa ITB ke ROTC MIT", segera hubungi Robert R Rooney (Dan yon ROTC MIT) ini emailnya : [EMAIL PROTECTED] minta saran seperlunya, dia pernah 12 tahun bertugas di "engineer batalion ", kalau perlu minta batalion MIT mengundang Menwa ITB. Surat undangan itu kemudian dilampirkan dalam proposal untuk minta dana ke dephankam, jangan lupa lampirkan proseding Simposium Teknologi Hankam 96, bukti bahwa Menwa ITB udah punya gigi. Dahulu waktu saya jadi danyon saya sudah pernah mencoba surat menyurat dengan kosulat militer AS dalam rencana studi banding ini, tanggapan mereka sangat positip, hanya ketika itu sayangnya usia saya di ITB sudah hampir habis, dihantui oleh "setan DO". Pemikiran tentang "Resimen teknologi ini" tak ubahnya menjadikan Menwa ITB sebagai "Laboratorium" teknologi Hankam dan memiliki pijakan yang kuat di ITB dan mabes abri, tapi yang saya maksudkan bukan laboratorium sebenarnya dimana ada profesornya. Pemikiran semacam ini mengingatkan saya pada pemikiran kita dulu tetang cara menyatakan batalyon I/ITB sebagai "laboratorium kepemimpinan" maupun "laboratorium pembentukan watak/karakter", latar belakang pemikiran ketika itu ketertarikan saya pada Sthepen Covey yang mendirikan Leadership centre. Inilah proses tranformasi pemikiran yang dinamik, sama halnya dahulu waktu di Rapat Koordinasi menwa Nasional di subang yang dihadiri seluruh danyon dan kasmen, ketika saya ditunjuk sebagai ketua pokja rencana strategi menwa, saya mengusulkan strategi untuk mencegah distorsi/penyeragaman menwa (prilaku, manajemen, pendanaan dll), yaitu dengan "grand unified" menwa(penyatuan, bertentangan dengan usulan sekarang tentang kuantisasi) dalam satu wadah, yaitu mabes menwa. Tapi malangnya pemikiran seperti itu seperti elektron menabrak dinding potensial tak berhingga, tak ada yang menembus, semuanya mantul. Peserta sidang lebih terkesima pada diskusi melelahkan seputar pakaian seragam dan lambang-lambang. kempat. Adakan komunikasi secara luas dengan ROTC, Naval, ataupun lembaga-penelitian teknologi hankam dalam dan luar negeri, komunikasi bisa dengan internet, surat atau pertemuan ilmiah. kelima Modernkan batalyon I/ITB, maksudnya anak-anak yon I harus melek teknologi (seperti internet) dan bagus bahasa inggrisnya. ke enam. Manfaatkan alumni sebagai media networking dan bertanya, ini akan melahirkan "e combat"organization , bukan e commerse. Pengalaman: Perlu saya ceritakan, bahwa selama dua bulan terakhir ini saya ikut terlibat dalam proses operasional batalyon I/ITB, seperti peminjaman seragam ke Yon Kaveleri, Pembuatan surat buat Let jend Agus Wirahadikusumah, dll. Seperti misalnya dalam peminjaman seragam ke kaveleri, saya terlibat diskusi dengan stav V, dan staf tersebut tahu bahwa saya dulu di staf V. Dari proses pembuatan surat, sampai bagaimana pengembalian. Selama proses berjalan, staf tersebut selalu melaporkan perkembangan dan masalah yang dijumpai, saya setiap hari menyempatkan beberapa menit di laboratorium saya (di jepang) untuk membahasnya serta memecahkan masalahnya. Begitupun ketika mereka meminta saran bagaimana editorial surat untuk untuk Letjend Agus W. K. karena saya kenal dengan beliau (sama-sama editorial waktu membuat proseding simposium dan teknologi hankam), sehingga dimintai saran oleh anak-anak batalyon. Menarik sekali!!! (Apanya yang menarik) dari laboratorium yang sempit karena dijejali dengan alat-alat penelitian dari laser sampai superkomputer, dan dari negeri yang jauhnya mencapai ribuan km, saya bisa membantu menggiring dantim beserta anggotanya kesasaran dengan tepat, ini mengingatkan saya pada rudal Tomohawk amerika yang dikendalikan laser sehingga rudal tersebut dapat melewati lorong-lorong bawah tanah sehingga dapat sampai ke bungker-bungker irak.Teknologi bisa membuat segalanya mungkin. Inilah "e combat organization", Ke tujuh Pembinaan kepemimpinan dan manjemen ditujukan untuk menpertahankan regenerasi dibatalyon, dan akan bemanfaat ketika memasuki dunia kerja. Pembinaan fisik lewat latihan lapangan tetap penting, karena untuk kesehatan dan kedisiplinan "tidak lebih", namun porsinya dikurangi. Lulusan batalyon I/ITB tetap harus memiliki karakter yang kuat, Never Crack under pressure". Batalyon I/ITB tetap harus menjadi "leadership Centre" dalam pengembangan karakter, untuk ini saya merujuk pada buku Stephen Covey, tentang kepemimpinan yang merujuk pada karakter. Rifki Muhida, Osaka University, Theoretical Computational Physics Lab. Japan. __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software http://sitebuilder.yahoo.com --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>