Hello bung Sodik,
>Seandainya Indonesia bukan negara sekuler, tentu tidak akan terjadi suap
>yang mempengaruhi udang-undang, kebijakan negara serta keputusan 
pengadilan.
>Tentu aparat negara dan masyarakat akan benar-benar mencamkan peringatan
>Rasulullah saw, sbb:
>"Laknat Allah atas pemberi dan penerima suap di dalam kekuasaan." 
>"Hai kaum muslimin, barangsiapa di antara kalian melakukan pekerjaan 
untuk
>kami (negara), kemudian ia menyembunyikan sesuatu terhadap kami walau
>sekecil jarum, berarti ia telah berbuat curang, dan kecurangan itu akan
>dibawanya sampai hari kiamat." 

Rasanya kita sudah sepakat bahwa nggak ada negara Islam (dasar hukum 
negaranya Islam) yang bisa dijadikan contoh.  Jadi, keyakinan yang anda 
sebutkan itu menurut saya lebih bersifat 'utopia' daripada 'realita'.

Sekarang kita tengok saja negara tetangga kita yang dekat2, yaitu 
Singapore dan Malaysia.  Dua2nya negara sekular, cuman yang satu 
penduduknya mayoritas non muslim, yang satunya lagi mayoritas muslim, kok 
mereka bisa jauh-jauh-jauh banget lebih maju dari Indonesia?

Menurut saya ini karena mentalitas bangsa kita sudah rusak berat.  Rusak 
beratnya ini, saya setuju dengan pak Aden, adalah akibat ulah para 
pemimpinnya, ya pemimpin negara, ya pemimpin masyarakat, ya pemimpin 
agama/umat, ya pemimpin kelompok.  Mereka ini yang lebih duluan moralnya 
bejat, terus menjalar ke mental, akhirnya meluas ke seluruh rakyat.

Jadi, kalau boleh saya kembali ke email saya yang pertama-tama dulu, maka 
dalam kondisi yang sudah amburradul begini, kitalah sang rakyat yang harus 
memulai memperbaiki negeri ini (bersama pemimpin2 yang baik). Kita2 
inilah, yang pikirannya masih waras, yang moralnya masih suci, yang 
mentalnya masih sehat (mudah2an...ehm), seyogyanya mulai berani punya 
sikap dan pendirian, jangan manggut2 dan nuruut aja sama pemimpin kalau 
ajakannya nggak masuk diakal, dengan kata lain kita musti kritis tis tis 
tis!

Seperti saya bilang sebelumnya, sudah bukan jamannya lagi kita gebleg2 dan 
takut2 terhadap para pemimpin (gadungan).  Republik Indonesia ini adalah 
milik kita semua, bukan milik mereka!  Tanpa kita, mereka itu nggak akan 
jadi pemimpin di negeri ini!  Jadi, kalau kita nggak/belum mau mengajukan 
diri untuk ikut memimpin negeri ini, seyogyanyalah kita memilih pemimpin 
yang suci moralnya dan sehat mentalnya!.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


Reply via email to