8<--  
Temu akbar HANATA 2004, 3-4 Januari 2004 di Ciater      
Pendaftaran di Milis Anggota, atau SMS ke 0815-9500-697   
-->8 
  
   On Sun, 7 Dec 2003 02:23:18 -0800 (PST) Shaukat ally (SA) wrote on
EL77ITB list:

> wah budi saya kagum dengan pandangan  anda mengenai perusahaan pt DI
> jadi angsa emas. menurut saya perusahaan angsa emas harus telornya
> emas dan kotorannya juga emas lah. artinya produk core nya kan angsa ,
> tapi hasil sampingannya juga laku sehingga cost less,dan high margin,
> dan profitnya digunakan untuk sebagai subsidi silang dari harga
> corenya.(contoh mobil toyota menempati harga yang setabil karena spare
> partnya murah(subsidi silang)) . dan seperti yang bp sebutkan mengenai
> aircraft engine, monopoly maintenance merupakan income yang dapat
> meminimize cost dari core products.
>  
> perusahaan2 besar di eropah dan USA memperlakukan Kaptive market
> sampingan sebagai subsidi silang dari core nya.
  
Wah Anda menyampaikan hal yg sangat vital, hal yg paling mendasar yg
membedakan pelaksanaan monopoli di negara kita dg di banyak negara lain.
Monopoli memang tidak selalu merugikan negara dan rakyat asalkan
penempatannya benar.
Monopoli yg penempatannya benar adalah monopoli yg menjadi lokomotif
bagi industrinya, DPL (dg perkataan lain) harus mampu dan bisa menghela
gerbong industrinya, karena dia sudah mendapatkan fasilitas istimewa dg
captive market dan segala keistimewaan lain dari negara.

Jepang dg NTTnya misalkan, dia mengembangkan Telepon dan akhirnya ke
teknologi selular dan utk itu Pemerintah Jepang mewajibkan kepada NTT
untuk membeli semua perangkat h/w nya dari NEC. Sekalipun saat itu NEC
belum mampu membuat mobile phone sendiri, akan tetapi NTT tetap tidak
diperkenankan untuk membeli teknologi switchingnya (jangankan Switching,
Mobile Phone (handset) saja NEC blm bisa membuatnya) dari luar. Maka NEC
akhirnya hrs ngebut melakukan riset dan mengembangkan Switching dan
Mobile Phone, dan utk itu NTT wajib utk membantu NEC agar produk NEC
menjadi bagus dan kompetitif di pasar International. Dg demikian
industri Telekomunikasi di Jepang maju secara simultan. 

Bagaimana dg negara kita ?
Apa yg sudah diberikan PT Telkom/Indosat bagi kemajuan PT INTI atau
perusahan nasional sejenis ?  Apa PT INTI mendapatkan bantuan utk
mengembangkan teknologi selular yg kompetitive di pasar ?
Saat PT KAI membeli 30 buah Lokomotif baru dari Canada, pada saat yg
sama divisi Lokomotif PT INKA di tutup.
Apa yg sudah diberikan oleh PT DI kepada industri pendukungnya ?
  
> Harusnya dengan ada sertifikasi segala, harus ada keberpihakan
> pemerintah untuk mewajibkan penanganan maintenance dan pasokan spare
> parts oleh anak perusahaan PT DI... wah pusing lah kalau mau
> menelorkan kebijaksanaan untuk di usulkan ke mentri kita ya  raker lah
> kumpul dan diskusi... demi negara dan penyelamatan aset negara.

Tolok ukur! Tolok Ukur yg benarlah yg akan bisa memajukan BUMN di negara
ini. Bukan soal ROI (Return On Investment), bukan soal Market Share dia
di industrinya, bukan soal harga saham di pasar modal ... itu semuanya
ukuran keberhasilan utk perusahaan yg berkompetisi secara bebas, untuk
perusahaan monopoli ukurannya adalah berapa maju perusahaan binaannya
dipasar international (kalau kita mau go international).

Hubungan antara Perusahaan monopoli dg perusahaan/industri binaannya
haruslah mrpkan hubungan Sempai-Kohai (Guru dan Murid), tidak bisa main
hitung-2x an bisnis murni. Ukuran keberhasilan perusahaan monopoli
adalah dg mengukur tingkat keberhasilan perusahaan binaannya yg
berkompetisi secara bebas/wajar/normal (tidak ada monopoli).
Hanya dalam kondisi semacam itulah perusahaan monopoli diperlukan dan
menguntungkan bagi negara dan rakyat.

-- 
syafril
-------
Syafril Hermansyah

--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------   
Arsip           : http://yonsatu.mahawarman.net  
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman  
News Arsip      : http://news.gmane.org/gmane.org.region.indonesia.mahawarman  

Kirim email ke