"Rifki Muhida" <[EMAIL PROTECTED]> 02/02/2004 05:15 wrote: > Saya setuju dengan Pak Joni, kelihatannya kalau berkaitan dengan > masalah agama kebanyakan umat islam jadi nggak rasional,dan itu > memperburuk pandangan orang tehadap umat Islam. Menurut saya cara > berpikir yang rasional ini kurang di ajarkan dipelajaran2 agama islam > di sekolah-sekolah, anak-anak sekolah setiap hari dicekoki dengan > dogma2 dan dokrin2 yang jauh dari pemahaman nalar. Setuju sekali. Saya berpendapat bahwa agama (khususnya Islam) mirip dengan bom atom. Kalau ia jatuh ketangan orang2 yang bijak, maka Islam akan membawa kemaslahatan kepada umat manusia di seluruh dunia, tapi kalau ia jatuh ketangan orang2 yang berpikiran sempit, maka ia akan membawa bencana ke seluruh pelosok bumi. Sayangnya Islam seringkali jatuh ketangan orang2 yang picik, dan orang2 yang picik ini memperdaya orang2 yang bodoh. Maka terbentuklah suatu massa yang memiliki sifat laten 'beringas', yang setiap saat akan meledak kalau teragitasi.
Kemal Ataturk, presiden pertama Republik Turki menurut saya adalah salah satu negarawan dunia (sekalipun terkesan diktator) yang mempesona karena berani dan berhasil menggulingkan kerajaan Islam Ottoman dan merubahnya menjadi negara republik. Ia pun mengganti huruf Arab yang pada saat itu menjadi huruf nasional, ke huruf latin, menghapus fungsi khalifah sebagai pemimpin Spiritual yang dengan demikian menjadikan Turki sebagai negara Sekular berpenduduk mayoritas muslim yang pertama di dunia. Kini, 81 tahun sejak Kemal Ataturk diangkat menjadi presiden Republik Turki, Turki sedang dalam persiapan untuk diterima sebagai anggota EU (European Union), yang berarti telah berhasil menjadi negara yang memenuhi persyaratan sebagai negara maju (Tentu ini tidak terlepas dari sistem pendidikan yang baik, termasuk pendidikan agama). Sekitar 4 tahun yll, ketika saya melakukan perjalanan dinas ke Turki, saya melihat suasana kehidupan yang seperti di negara barat, akan tetapi dengan keramahan dunia timur. Para wanita dan gadis tidak ada yang memakai tutup kepala atau jilbab, justru sebaliknya, malah banyak yang berpakaian seronok, dan sangat indah dipandang mata. Mesjid banyak dijumpai, akan tetapi corong loudspeakernya tidak dihadapkan kesegala penjuru angin, sehingga suara yang dikeluarkan tidak memekakkan telinga ketika umat Islam sedang dipanggil untuk Sholat. Di kantor, sholat umumnya mereka lakukan secara pribadi di ruang kerja mereka masing2, atau di ruang tersendiri, namun tidak berjamaah, kecuali kalau di Mesjid tentu saja. Dalam percakapan sehari-hari, mereka tidak pernah menyinggung-nyinggung ayat2 suci, bahkan sekalipun tahu bahwa sayapun seorang muslim, bagi mereka tidak ada nilai tambah sedikitpun. Menurut mereka, agama adalah masalah pribadi, bukan untuk diperlihatkan kepada orang lain. Dan meletakkan Islam ke background, tidak lagi ke foreground ini memang salah satu cita2 perjuangan Kemal Ataturk, yang tampaknya telah dihayati oleh setiap rakyat Turki (kecuali sekelompok Islam garis keras yang selalu ditekan tanpa ampun oleh pemerintah, dan yang akhirnya ini menjadi penghambat bagi Turki untuk segera diterima sebagai anggota EU, karena dipandang belum melaksanakan HAM dengan sungguh2). Mungkinkah Indonesia juga akan memiliki seorang Kemal Ataturk? , "Priyo Pribadi Soemarno" <[EMAIL PROTECTED]> 02/02/2004 21:21 wrote: >Soal ibadah tiap orang, kayaknya sulit deh bagi kita untuk ikut >nimbrung , karena dia sedang menjalankan keyakinannya dalam rangka >menjalin hubungan manusia dengan TUHANNYA . Karena itu saya tidak mau >membahas masalah ini , nggak akan ketemu2 , wong hubungan vertikal . Saya juga sangat setuju sekali untuk menjadikan masalah ibadah sebagai masalah pribadi, mirip seperti di Turki itu. Sebagai konsekuensi dari sikap ini adalah bahwa kita tidak lagi menggunakan ayat suci ketika mengucapkan salam, dan tidak pula mengingatkan orang lain dengan mengacu kepada ayat2 suci, melainkan hanya mengacu kepada hak2 dan kewajiban2nya sebagai seorang warga negara. "Akhmad Bukhari Saleh" <[EMAIL PROTECTED]> 01/02/2004 11:26 wrote: > Kalau logikanya seperti si Arab satu ini, bisa juga kita bilang > bobolnya BNI > dengan mudah oleh L/C fiktif itu adalah takdir Allah!! Setuju lagi, yg seperti ini jelas musti kita hindari. Tapi, untuk masyarakat 'bodoh' dan/atau 'apatis', pada kenyataannya kan memang yang begini ini yang terjadi. Kalaupun mereka ingin mencari keadilan malah diperas sana sini. Mau mengritik atau protes, malah digurui-gurui, di ceramah-ceramahi dan 'dibodoh-bodohi'. Masyarakat Indonesia harus dibebaskan dari para orang yang menipu daya orang lain dengan berlindung dibalik ayat2 kitab suci itu. Ayo pak ABS, maju dong jadi calon Presiden atau anggota DPR/MPR. Suara saya untuk anda pak. Salam hangat, HermanSyah XIV. --[YONSATU - ITB]--------------------------------------------- Arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net> atau <http://news.mahawarman.net> News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman List Admin : <http://home.mahawarman.net/lsg2>