Citizen Journalist dan Perubahan Sosial Rabu, 25-06-2008 09:20:44 oleh: Fau Lufth<../Member/profileMember.aspx?id=2645> Kanal: Opini <Opini.aspx> [image: Citizen Journalist dan Perubahan Sosial]
*Citizen Journalist* (selanjutnya disingkat CJ) mengalami perkembangan yang signifikan. Dalam menghadapi dunia pers yang telah mengalami transformasi industri; yang notabene *profit oriented*; masyarakat tak lagi harus percaya 100 % pada media mapan. Karena sering kali informasi tidak dapat dikategorikan independen. Sebenarnya, di sinilah peran CJ amat dibutuhkan. Karena roh CJ adalah independensi dan partisipatoris. Tanpa kedua hal tersebut, CJ tak ubahnya seperti unit propaganda. Pertanyaan yang sering diajukan adalah mengenai kredibilitas informasi dan data yang dihantar oleh para pewarta warga. Bila kredibilitas CJ berhasil diraih dan telah membumi di masyarakat, berarti ini waktunya bagi media-media mapan yang tak berada di rel etika jurnalistik untuk gulung tikar. Namun, ada tanya yang menggelitik. Yakni, sejauh mana mekanisme pertanggungjawaban berita yang disampaikan oleh para pewarta warga? Ini masih belum jelas. Apakah pihak redaksi ataukah pewarta sendiri yang bertanggung jawab penuh? Kesahihan suatu informasi diserahkan pada redaksi atau pembaca? Bilamana terjadi kerugian akibat pemberitaan atau tuntutan hukum, siapa yang harus bertanggung jawab, karena UU Pers sendiri kini belum mengatur hal tersebut bagi CJ. Peranan CJ amat vital dalam konvergensi media. Ia lah kini yang dapat menjadi alternatif dan penyeimbang dunia industri media yang rentan dengan kepentingan pemodal. *What will we sell*? Pertanyaan itu pasti akan terlontar secara eksplisit maupun implisit dalam setiap rapat redaksi media profesional. Pola pemberitaan *hard news*, *straight news*, *running news*, analisa dan opini adalah makanan sehari-hari industri media sedari jabang bayi. Bergantung pada pola di atas, jelas sulit bagi CJ untuk menjadi alternatif dan penyeimbang. Walau harus diakui, hal tersebut (*hard news*, *straight news, running news*, analisa dan opini) sulit dikesampingkan bila kita menggunakan emblem jurnalistik. Aku berfikir CJ juga harus mencerdaskan masyarakat yang selama ini cukup gencar 'dibodohi' oleh suguhan beberapa media yang pada dasarnya tak layak. Sinetron adalah contoh gamblangnya. Dalam hal ini, CJ jelas memiliki tanggung jawab yang dominan karena entitas ini berasal dari warga sendiri. Masyarakat kita adalah masyarakat ingatan jangka pendek. Ini sebenarnya segmen empuk yang dapat digarap CJ dengan menjadikan titik ini sebagai landasan perjuangannya. Tidak semua informasi dapat menjadi berita di setiap media massa, padahal informasi tersebut memiliki faktor kepentingan umum. Ingatkan kembali masyarakat akan berita-berita yang sudah terlupakan, padahal bobot kepentingan umumnya cukup berat. Mengolah lupa dan mendaur ulang informasi picisan agar dapat mengubah informasi menjadi berita. Itulah yang tidak dapat dilakukan oleh media-media massa mapan. Tuntutan *deadline*, persaingan informasi menjadi yang terdepan dan keterbatasan *space*, membuat tidak semua berita dapat disajikan. Ini salah satu cara murah tanpa harus murahan. Berkaca pada kesuksesan CJ di Korea Selatan yang mampu menghantarkan seorang presiden berkuasa, membuat CJ di seluruh dunia terbakar semangatnya. Terlebih Yahoo! juga menyediakan pewarta warga yang mampu menyajikan berita yang sejajar dengan para jurnalis profesional. CNN dan Metro TV pun juga menyediakan ruang serupa. Para pewarta warga pun dapat membuat gerakan besar di bidang transparansi, anti korupsi dan reformasi birokrasi. Caranya? Setiap pewarta warga menuliskan pengalaman mereka saat mengalami pungli, penyalahgunaan jabatan, arogansi aparat dan keruwetan birokrasi. Dengan menuliskan hal tersebut di surat kabar, langkah kecil kita amat berarti. Dan di media CJ, para pewarta warga kembali menuliskan hal tersebut dengan rinci. Sinergisitas atau penunggangan inilah yang diharapkan mampu mendorong pencerdasan pada masyarakat dan pembersihan birokrasi. CJ pasti akan mampu meraih kepercayaan dari masyarakat, bila respon positif dan stigma pendobrak kebobrokan dapat diraih. Karena independensi adalah kata yang paling ditakuti oleh para pemodal berwatak jahat dan juga mereka yang berkepentingan menelantarkan masyarakatnya. Sumber: www.Wikimu.com -- ********************************** Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist dari sumber terpercaya http://reportermilist.multiply.com/ ************************************