Lalu pertanyaan klasik: Jika para nabi before nabi moh juga beragama Islam, apa dasarnya?
Logikanya menjadi ancur: ORang Yahudi dan KResten sebagai pengikut nabi Musa dan Isa yang Islam tentunya disebut Islam juga, padahal jelas2 Yahudi dan Kresten itu dalam AQ bukanlah Islam. Jika pengikutnya yang sesat, nabinya tidak, lalu Isa sebagai pengikut Musa juga harusnya sesat dong. Saya setuju dengan Bu Mus, logika dalam Islam harus segera diluruskan. Jalan satu2nya adalah melepaskan keliteralan ajaran Islam. Mulailah berfilosofi. --- In zamanku@yahoogroups.com, Lurino <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Quran itu isinya akal2an bulan filosofi melainkan sofi: > > > > Syahadat mewajibkan umat untuk bersaksi sbb: > > "Aku Bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah" > > Lurino: syahadat, dalam bahasa aslinya: > "La illaha ill Allah" > > disini terjadi penggunaan 2 kata yang diterjemahkan jadi "tuhan" dalam bahasa indonesia. illah, dan allah. kata /illa/, yang berasal dari bahasa semit, dalam konteks ini berarti /yang dipertuankan/. penterjemahan awam udah ditulis ama bu mus, tapi /illa/ bukanlah tuhan seperti yang seharusnya. > kalimat pertama dalam syahadat ini, secara utuh, berarti "tiada yang dipertuankan selain allah." > > jadi si pengucapnya menyatakan kalo dia adalah hamba allah seutuhnya. apa hubungannya dengan komentarnya bu mus ini ya? > > > Disini terjadi akal2an karena artinya sama dengan bahwa TUHAN TIDAK > > ADA KARENA ALLAH BUKANLAH TUHAN. <--- rasanya kok ini yang jadi akal2an sufi.... > > > > Dilain pihak kata2 diatas ada yang mengartikan juga bahwa ADA TUHAN > > YANG BERNAMA ALLAH. <--- kita semua tahu bahwa sebelum lahirnya islam, ada setidaknya 27 /illa/ lain selain allah. mulai dari abgal, nergal, shamas, sampai ishtar, yang "dipinjam" dari budaya2 lain yang berkembang di sekitar semenanjung arab seperti mesopotamia, syria dan mesir. > > > > Naaah..... dari kenyataan diatas, arti mana yang bisa dianggap benar > > hanya tergantung situasi mana yang menguntungkan yang ingin dicapainya > > sementara. <--- artinya udah jelas sih bu, seandainya gw islam, dengan mengucapkan kalimat "La illaha ill Allah" maka gw menyatakan bahwa gw adalah hamba allah dan bukan hamba dari dewa2 [atau tuhan2] lain selain allah. > > > > Filosofi sama sekali berbeda, mereka hanya berpegang kepada apa yang > > sudah pasti dianggap benar dan menolak segala hal2 yang ambiqu untuk > > dijadikan landasan seperti halnya yang dilakukan para sufi, contohnya: > > > > Kalo para Sufi menyatakan bahwa: > > tidak pernah ada sesuatu bisa "Ada" kalo tidak ada penciptanya. > > Konsekuensinya, Allah yang tidak ada penciptanya tidak akan mungkin > > bisa ada atas landasan diatas. > > > > Para filosofis justru berbeda sama sekali pernyataannya, mereka > > menyatakan semua yang tidak ada bisa saja tercipta menjadi ada tanpa > > perlu pencipta sama sekali. > Lurino: saya baru ngerti maksudnya bu mus soal bagian ini: anda tampaknya mencampurkan antara Sophists, Philosopher, dengan Sufi. maaf kalo saya ngertinya dalam bahasa inggrisnya doang, di tempat saya belajar ilmu pengetahuan tentang agama, bahasa indonesia bukan bahasa pengantar yang dipake, apalagi bahasa arab. > > ya kalo dicampur2 kayak gitu, emang ribet juga sih jadinya bu. apalagi untuk yang awam. > > > Naaah... kalo anda tidak setuju, jangan berdebat dengan saya melainkan > > tuntutlah ilmu ke universitas yang benar2 mengajar ilmu pengetahuan > > bukan universitas yang mempropagandakan kepercayaan. Karena apa yang > > saya kemukakan diatas sudah menjadi landasan ilmiah yang baku yang > > sama sekali bebas dari kepercayaan apalagi propaganda agama. > > > > Ny. Muslim binti Muskitawati. >