Sambutan 17 Agustus Mengenang Kesalahan Fatal Sukarno !       
                                 
Janganlah menganggap karena Sukarno berjasa dalam memerdekakan
Indonesia, menjadikan semua kebijaksanaan politiknya yang salah jadi
dibenarkan.

Sukarno mempertahankan MPRS dan DPRS untuk tetap berstatus sementara
bertujuan untuk mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup. 
Padahal tindakannya inkonstitusional karena legislative yang sementara
tidak bisa mensyahkan atau menunjuk presiden yang definitif apalagi
seumur hidup.  MPRS paling2 bisa melegalisasi kedudukan presiden yang
juga sementara.

Kelemahan konstitusi yang diciptakan Sukarno akhirnya dimanfaatkan
Suharto dengan cara membubarkan MPRS dan DPRS untuk kemudian membangun
MPR dan DPR yang definitiv sehingga secara konstitusional dengan mudah
memecat Sukarno dan mengangkat Suharto jadi presiden.

Sukarno mempermainkan legitimasi konstitusi, dan Suharto memanfaatkan
permainan ini membuat Sukarno terjungkal dimana saat2 terakhir dia
tidak memiliki legitimasi dari DPRS dan MPRS yang dibubarkan Suharto.


> "Umar Said" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Separuh umur RI dirusak oleh Orde Baru
> Kita semua bisa mencatat bahwa setengah dari umur
> Republik kita yang 63 tahun ini, yaitu selama 32 
> tahun,  telah dikangkangi  - dan dibikin rusak
> atau bobrok -  oleh rejim miiliter Suharto dkk,
> yang bersekongkol dengan nekolim, terutama AS.
> Jangka waktu 32 tahun adalah lama sekali bagi RI yang
> berumur 63 tahun.


Bagaimana anda bisa mengharapkan untuk memperbaiki negara anda kalo
tidak bisa menyadari letak pokok kesalahan utamanya dimana ???

Apakah dengan cara cuma menyalahkan rezim Suharto tanpa menyalahkan
rezim Sukarno yang mendidik dan melahirkan rezim Suharto ini anda bisa
memperbaiki negara ini ???

Gerakan yang dilakukan Suharto se-mata2 merupakan kesempatan yang dia
temukan dalam kelemahan system yang dibuat Sukarno.  Andaikata Sukarno
tidak menjadikan dirinya presiden seumur hidup, Sukarno tentu akan
menyiapkan bibit penggantinya untuk bisa mencegah apa yang dilakukan
oleh Suharto.

Dilain pihak, Sukarno melakukan kesalahan fatal dengan merampoki
perusahaan2 yang izinnya resmi dia berikan untuk berdiri di Indonesia
dimana setelah di nasionalisasikannya semuanya bangkrut yang menambah
penderitaan rakyatnya sendiri.

Dipihak Amerika, juga tidak bisa disalahkan kalo kepentingannya
diganggu tentu mereka akan membalasnya, dan kenyataan tidak bisa
disangkal Amerika berhasil menyingkirkan rivalnya Komunis Russia dan
China didunia ini yang sekarang manut jadi sahabat akrab Amerika. 
Namun boneka2 komunis seperti Indonesia bukanlah tanggung jawab
Amerika untuk memakmurkannya.  Apalagi Amerika juga mempunyai tanggung
jawab yang besar untuk memperbaiki ekonomi sahabat2 yang lainnya. 
Namun Indonesia beruntung karena mendapat bagian dari bantuan Amerika
untuk meringankan penderitaan2 rakyatnya akibat kesalahan fatal
pemerintahnya dalam melakukan bebagai pelanggaran2 kemanusiaan sejak
zaman Sukarno hingga zaman Suharto.

 
> Pengkhianatan besar terhadap cita-cita Bung Karno
> Mengingat itu semua, dalam memperingati 17 Agustus
> perlu sekali kita ingat kembali jasa-jasa dan cita-
> cita para perintis kemerdekaan dan para pejuang
> 45, dan sekaligus juga ingat kepada pengkhianatan
> Suharto dkk bersama rejim militer Orde Barunya
> terhadap cita-cita besar Bung Karno dan pemimpin-
> pemimpin lainnya untuk menjadikan negara Republik
> Indonesia sebagai negara yang adil dan makmur,
> yang betul-betul berpedoman Bhinneka Tunggal
> Ika dan sungguh-sungguh mentrapkan Pancasila.
> 


Sukarno memang merupakan perintis dan pahlawan kemerdekaan, namun
jasanya tidak lagi bisa dibanggakan untuk membayar kesalahan yang
dilakukannya yang membawa kehancuran negaranya hingga bisa dijungkir
balikkan oleh Suharto dengan demikian mudahnya.

Kalo system kenegaraan yang dilakukan Sukarno tidak salah, kenapa dia
tak mampu mengatasi tindakan yang dilakukan Suharto ???

Terus terang, Suharto bisa berhasil karena memanfaatkan kelemahan2
hukum yang dipreteli Sukarno sendiri untuk mempertahankan kedudukannya
sebagai presiden seumur hidup.  Cobalah anda renungkan, andaikata pada
waktu Sukarno berkuasa, dia membentuk MPR bukan MPRS, dia membentuk
DPR bukan DPRS, maka bisakah Suharto kemudian membubarkan MPR itu
untuk direkayasanya menunjuk dirinya jadi presiden?

Itulah kesalahan fatal dari Sukarno yang mempertahankan MPRS dan DPRS
sehingga bisa dengan mudah dibubarkan dan seluruh anggauta2nya
digantikan dengan badan legislativ yang definitive yang tentunya lebih
konstitusional daripada MPRS.  Akibat kejadian ini, Sukarno tidak
berdaya karena MPRS-nya tidak konstitusional mewakili rakyat Indonesia
karena isinya semuanya boneka2 yang ditunjuk atau yang mendapat
persetujuan Sukarno untuk duduk didalamnya.

Sekali lagi, kalo anda memang berniat untuk betul2 ber-sungguh2
memperbaiki negara anda, maka langkah pertama adalah kejujuran dalam
memandang permasalahan utama merupakan syarat utama.  Selama ini
tulisan2 anda cuma rengekan2 putus asa yang tidak mendapatkan simpati
dari semua pembaca maupun rakyat Indonesia.  Perbedaan pendapat bisa
terjadi, tetapi selama kejujuran bisa dipertahankan maka perbedaan2
bisa dikompromikan.  Ketidak jujuran hanya berakhir dengan pertumpahan
darah yang baru yang tidak akan membawa perbaikan tetapi kehancuran
yang lebih mengerikan.

Ingat kata2 saya, bahwa Amerika berhasil mencapai kemenangan, berhasil
mencapai cita2nya untuk mensejahterakan rakyatnya, berhasil
mengalahkan Komunis yang mengancam kesejahteraan rakyatnya. 
Perjuangan bangsa Amerika bukan untuk menyengsarakan rakyatnya, sangat
beda dengan motto komunisme yang berjuang untuk sengsara se-mata2
untuk membuat musuhnya sama2 menderita.  Komunis cuma berjuang untuk
menang meskipun dengan mengorbankan kesejahteraan rakyatnya, itulah
sebabnya komunis akhirnya kalah karena rakyatnya lebih menuntut
kesejahteraan dibandingkan kemenangan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







Kirim email ke