Nah..... ini satu bukti lagi, bahwa NICE harus perlu "bertapa" untuk belajar 
lagi ??? ( tapi jawaban saya tentang ledekan anda, bahwa percuma saya "libur" 
kalau tidak belajar, membuktikan, bahwa anda masih "jauh" kalau diskusi dengan 
saya, dan si MOD kagak berani meloloskan jawaban saya yang "menyapu bersih 
argumen anda". ha.......ha.....ha
====================
 
Begini Nice saya kasih tahu ya...........
 
Ketika Obama mau maju jadi presiden di AS, maka memang, seharusnya warna Kulit 
diabaikan...........
 
Tetapi ketika SBY mau jadi presiden AS, maka seluruh rakyat AS pasti akan 
menolak. Kenapa ???? apakah karena alasan warna kulit ???? bukan masalah warna 
kulit, tetapi karena SBY bukan warga negara AS.
 
Jadi kalau Bule ditolak jadi "pejabat" negara RI, bukan karena "warna kulit", 
tetapi karena apakah dia warga negara atau bukan ???
 
Kalau pimpinan perusahaan berbeda warna kulit, tetapi masih karyawan perusahaan 
tersebut, ya boleh-boleh saja. Tetapi kalau "sama warna Kulit" tetapi berbeda 
perusahaan, misalnya BOS pertamaina memerintah karyawan PLN, ya mana bisa ????
 
Sama warna kulit, keturunan JAWA, tetapi kalau WN Suriname mau mengganti SBY, 
apakah anda menerima ???
 
 
Jadi Nice, yang dipermasalahkan Tawang bukan masalah RASIS, tapi masalah 
Kewargaan negara atau nasionalisme. Dan itu terlepas pada Arab dan Nabi......
 
Jadi berfikri;ah dengan Jernih dan berhati Bening, agar anda bisa memahami 
sesuatu dengan bijak, bukan dengan KEBENCIAN dan PENYANGKALAN.................
 
Salam,
 
 

--- On Mon, 9/8/08, ttbnice <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: ttbnice <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [zamanku] Re: Di era Hindia Belanda
To: zamanku@yahoogroups.com
Date: Monday, September 8, 2008, 5:06 AM






Kata siapa kalo masih jajahan Belanda gubernurnya pasti Londo? Jangan2
PM Belandanya dan mentri2nya bisa2 orang Endonesha. Sekali lagi saya
bilang jangan suka membeda2kan kulit!! 

Kulit coklat kalo bangsat ya bangsat, kulit putih kalo baek ya baek.
RI ini udah 4x di perintah orang JAwa, dan 4x oleh bangsat. Tapi
ketika SBY yg juga orang JAwa ke-5 memerintah dengan baek, ya saya
angkat jempol. 

Pemikiran model Tawang yg rasis begini, cukup saya uji begini: Gimana
kalo yg memerintah orang Arab? Apalagi nabi sendiri? APa lu bersedia?

Jika anda pernah bekerja di perusahaan2 asing, ternyata banyak yg
bosnya adalah orang2 Endonesha, dan bawahannya bule. 

--- In [EMAIL PROTECTED] .com, "tawangalun" <tawangalun@ ...> wrote:
>
> Memang kalau RI ini tetep negara jajahan pastilah lalulintas
> apik,korupsi dikit,tatakota tdk ambur adul.Hanya nanti kita pasti gak
> puas kok yang bisa jadi Gubernur gur Londo,so do Direktur perusahaan
> pasti menir Londo.Londo lanang boleh kawin dg Inlander wedok padahal
> anda juga pengin dapet nonik Londo,tapi dilarang.
> 
> Shalom,
> Tawangalun.
> 
> - In [EMAIL PROTECTED] .com, danny kristianto <danni_kristianto@ >
> wrote:
> >
> > Temans,
> > Andaikan berada di era Hindia Belanda.
> > tahun 1900-1930-an.
> > Tata kota di kota-kota besar teratur rapi dan nyaman ditinggali.
> > Pemerintah Hindia Belanda mencukupi kebutuhan warganya, sandang
> pangan papan.
> > Bahkan untuk kelas menengah, yaitu :
> > 1. Penguasa dan keluarganya (raja, pangeran dll)
> > 2. Pejabat dan keluarganya (Bupati, Wedana dll)
> > 3. Pengusaha kaya dan keluarganya
> > 4. Guru
> > 5. Lulusan pendidikan tinggi
> >  
> > Memperoleh hak-hak istimewa, spt :
> > 1. Pendidikan, Pekerjaan di pemda atau swasta Belanda.
> > 2. Fasilitas2 dari pemerintah spt pinjaman modal, bepergian ke
> Belanda dll.
> > 3. Fasilitas umum yang sejajar dgn orang Belanda, spt makan
> seruangan dgn mereka, naik transportasi umum seruangan, wc selantai dll.
> > 4. Keluar masuk ke sarana-sarana hiburan Belanda, spt Harmonie,
> Majestic dll.
> > 5. dll.
> >  
> > Banyak orang jadinya (khususnya kelas menengah) berpendapat :
> > 1. Memang sudah jalannya hidup dgn nama Hindia Belanda.
> > 2. Hidup sudah tenang, tidak terbayangkan bila tidak bersama Belanda.
> > 3. Ngapain sih itu, orang-orang gila yang bermimpi mengusir Belanda,
> sudah deh itu orang-orang kerja ataus ekolah yang bener saja.
> >  
> > Ya itulah keadaan pada waktu itu (seperti tertera di bahan2 bacaan).
> > Kalau kita hidup di jaman itu, kita mau ngapain ya.
> > yang jelas kita termasuk kelas menengah, di saat itu maupun di
saat ini.
> >  
> > Salam,
> > Dani
> >
>

 














      

Kirim email ke