Saya gak punya banyak waktu untuk search bahan-bahan yg berhubungan dgn CO2 dan 
kaitan dgn Global Warning.. tapi akhirnya dapat juga..
 
Latar belakang saya bukan geologi atau fisika, kimia tapi malahan perkantoran 
dan administrasi yg notabene jauh dari aspek-aspek ilmu alam.. dan anehnya saya 
tidak bekerja dikantor berkursi empuk berhembus AC, saya berbissniss dan 
beternak uang receh yg sepertinya saya berpaham untungisme juga tapi dgn sistem 
bagi hasil.. kebalikan dgn study yg sama dapat dulu.. 
 
Perkembangan pemikiran saya meloncat kesana-sini dari awalnya debat ttg Islam, 
Kristen dan Hindu lalu kaitannya dgn ekonomi Politik dan ujung-ujungnya malahan 
ke geologi dan astronomi, padahal saya punya dasar IPS yg lebih condong ke 
bidang sosial kemasyarakatan..
 
Dari pendalaman saya ttg berbagai hal ketemu bahwa ANCAMAN NOMER SATU saat ini 
adalah tegaknya sistem timpang yaitu SISTEM EKONOMI POLITIK POLA KAPITALISME  
yg ujung-ujungnya adalah konsumsi massal tiada batas dan muncul ancaman 
berikutnya yaitu Kepunahan Massal... 
 
Revisi atau perobahan atas sistem ekonomi Kapitalisme harus dilakukan atau kita 
semua mungkin akan musnah... Atheisme hanyalah kulit saja dari permasalahan 
utama... Baik yg atheis maupun yg beriman akan menghadapi tantangan alam yg 
ekstrim nantinya.. Sementara sekarang sudah terlihat fenomena yg nyata yaitu 
kekeringan ekstrim dan hujan terlalu deras plus juga badai topan diberbagai 
belahan dunia...
 
Pemikiran ttg Tuhan sudah setua umur manusia.. tapi penyelamatan bumi adalah 
kerja bersama... 

Sang
Minangkabau's Man
 

http://www.mail-archive.com/[EMAIL PROTECTED]/msg28375.
Ma'rufin Sudibyo
Mon, 24 Dec 2007 04:12:23 -0800
Salah satu tema paling seksi dalam khazanah
astrofisika adalah mass extinction alias pemusnahan
massal. Ini adalah peristiwa dimana populasi dan
kelimpahan makhluk hidup di Bumi mendadak menyusut
dalam skala waktu yang sangat pendek (kurang dari 1
juta tahun, teramat singkat dalam skala waktu geologi)
dibanding semula. 
Dalam 500 juta tahun terakhir di Bumi terjadi
sedikitnya lima episode pemusnahan massal berskala
besar, yakni 435 juta tahun silam (akhir Ordovisian),
374 juta tahun silam (akhir Devon), 250 juta tahun
silam (batas Permian-Trias), 201 juta tahun silam
(akhir Trias) dan 65 juta tahun silam (batas
Kapur-Tersier). Yang terakhir ini memang terpopuler
sebab pada saat itulah kawanan reptil raksasa
dinosaurus musnah lenyap kehidupannya bersama 75 %
makhluk Bumi saat itu. Namun pemusnahan massal
terdahsyat terjadi 250 juta tahun silam kala 96 %
populasi makhluk hidup mendadak lenyap. 
Baik pemusnahan massal pada batas Permian-Trias maupun
pada batas Kapur-Tersier diduga kuat berkaitan dengan
kejadian tumbukan benda langit raksasa yang terkoneksi
dengan banjir lava basalt. Pemusnahan massal 250 juta
tahun silam diduga erat terkait dengan terbentuknya
Kawah Bedout (diameter 200 km) di Australia Barat
sebagai kawah satelit dan kawah Wilkes Land (diameter
400 km) di Antartika sebagai kawah utama serta banjir
lava basalt di Siberia. Rekonstruksi posisi kedua
kawah untuk waktu 250 juta tahun silam menunjukkan
keduanya berada di zona Kutub Selatan masa itu,
sementara pusat banjir lava basalt Siberia berada di
dekat Kutub Utara masa itu, atau di sekitar antipode
(titik-lawan) kawah Bedout dan Wilkes Land. 
Sementara pemusnahan massal di batas Kapur-Tersier
diduga kuat terkait dengan terbentuknya Kawah
Chicxulub di Mexico (diameter 200 km) dan banjir lava
basalt Dekan di India. Sama juga, rekonstruksi pusat
banjir lava basalt Dekan untuk 65 juta tahun silam
menunjukkan dirinya berada di sekitar antipode Kawah
Chicxulub. Belakangan di sekitar lokasi banjir lava
ini juga didapati kawah tumbukan lain yang tak kalah
besarnya, Kawah Shiva (panjang 600 km lebar 450 km)
yang juga terbentuk 65 juta tahun silam. Rekonstruksi
posisi kawah Chicxulub dan Shiva ini untuk waktu 65
juta tahun nsilam menunjukkan keduanya memang berada
dalam sistem pode-antipode alias saling berseberangan.
Salah satu 'substansi penghancur' dalam pemusnahan
massal adalah kadar CO2 yang sangat berlebih di
atmosfer, yang menyebabkan pemanasan global. Pada
pemusnahan massal 250 juta tahun silam kadar CO2 di
atmosfer mencapai 3.000 ppm atau 0,3 %. Sementara
dalam pemusnahan massal 65 juta tahun silam kadar
CO2-nya 'hanya' 1.000 ppm. O' Keefe dan Aherns (1989)
menyimulasikan, dengan basis kadar CO2 masa kini yang
diasumsikan 350 ppm, tumbukan asteroid batu/besi
berdiameter 10 km ataupun komet berdiameter 14 km akan
membuat kadar CO2 di atmosfer melonjak hebat hingga
1.500 ppm oleh melelehnya sedimen karbonat yang
menjadi target tumbukan dan kebakaran hutan global
yang menjadi dampak lanjutan dari tumbukan.
Implikasinya suhu rata-rata permukaan Bumi pun naik
10º C dari nilai semula. Padahal kenaikan suhu
rata-rata sebesar 4º C saja sudah cukup untuk
meleburkan seluruh gletser yang tersisa di Bumi dan
juga padang es di Arktika dan Antartika. Terjadinya
pemanasan global pada 250 juta tahun silam dan 65 juta
tahun silam dapat diketahui dari anomali rasio isotop
C-13/C-12 yang berharga 0,4 (padahal normalnya hanya
0,27).
Kini atmosfer Bumi kita mengandung CO2 sebanyak 375
ppm (nilai tahun 2005). Oleh pemakaian bahan bakar
fossil yang diimbangi dengan pembabatan hutan secara
besar-besaran, maka terjadilah penambahan CO2 di
atmosfer sebanyak 3 ppm/tahun yang diikuti dengan
kenaikan permukaan rata-rata air laut sebesar 3,1
mm/tahun dan kenaikan suhu rata-rata 0,05º C. Jika
semuanya berjalan secara linier, kondisi udara saat
musnahnya dinosaurus (yakni kadar CO2 1.000 ppm)
memang baru akan tercapai pada 2215 CE alias 208 tahun
lagi. Namun melelehnya semua es di permukaan Bumi
(termasuk kutub) akan terjadi lebih cepat, yakni dalam
4/0,05 = 80 tahun lagi atau pada 2090 CE kelak.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
bahkan menyebut kenaikan suhu 4º C akan terjadi lebih
cepat lagi, yakni dalam 70 tahun mendatang. 
Meski 'hanya' 4º C namun harap diingat bahwa 30 %
makhluk hidup Bumi saat ini sangat sensitif terhadap
perubahan suhu, sehingga kenaikan suhu global sebesar
2º C saja sudah mampu memusnahkan mereka. Jika suhu
global sampai naik 4º C maka 30 % lahan basah akan
hilang. Implikasinya tentu sangat luar biasa.
Kemusnahan macam ini setara dengan dampak tumbukan
masa Eosen (35 juta tahun silam) yang membentuk kawah
Chesapeake Bay (diameter 95 km, lokasi New York) dan
Popigai (diameter 100 km, lokasi Russia timur). 
So, tanpa harus menanti komet Armageddon jatuh
menumbuk Bumi, kita manusia pun bisa menciptakan
pemusnahan massal dalam 70 - 80 tahun ke depan.
Rumusnya "sangat sederhana" : bakar semua bahan bakar
fossil dan organik serta babat segala macam hutan.
Pemusnahan massal akibat pemanasan global, menurut
IPCC, sebenarnya bisa dicegah jika emisi GRK (gas
rumah kaca, yakni kumpulan gas CO2, CH4, SO2, SO3,
NO2) dikendalikan hingga 2030 mendatang pada rentang
445 - 490 ppm, sehingga kenaikan suhu global bisa
ditahan hanya mencapai 2 - 2,4º C. Namun kini kadar
GRK di atmosfer sudah mencapai 400 - 515 ppm (angka
tahun 2005), sehingga one-way ticket menuju pemusnahan
massal memang sudah mulai kita pegang. Ditambah dengan
kebebalan negara-negara maju yang tidak mau menurunkan
tingkat emisi GRK-nya, menurunkan keserakahannya dan
lebih memilih berjual beli karbon yang sungguh tidak
ada kaitannya dengan upaya menurunkan emisi guna
mendinginkan suhu Bumi, nampaknya tiket itu makin kuat
tergenggam. 
So, apakah mau begitu?
salam

Ma'rufin

 In [EMAIL PROTECTED], "Senopati" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 Re: Global Warming: Kita harus waspada! 

 
Mengaitkan global warming dengan polusi sudah dilakukan. Teori-nya adalah: 
Polusi udara yang dihasilkan manusia memperbanyak jumlah CO2 di atmosfir yang 
kemudian menyebabkan temperatur atmosfir naik secara menyeluruh (global). 
However, kembali ke pertanyaan pertama saya: "Benarkah CO2 yang cuma 0.038% 
menyebabkan naiknya temperatur bumi?"  Adakah kemungkinan sebab lain yang 
menyebabkan naiknya temperatur bumi tersebut?

Kedua, benarkah naiknya temperatur tersebut bersifat global? Laporan IPCC 
(Inter-Governmental Panel on Climate Change) didasarkan atas perhitungan 
temperatur NASA, yang tidak cocok dengan perhitungan temperatur dari UK 
Meteorological Office (Had-Crut data), RSS (Remote Sensing System), dan UAH 
(University of Alabama), yang mana ketiganya tidak menunjukkan adanya pemanasan 
global. Bahkan data RSS dan UAH menunjukkan trend sebaliknya, yaitu temperatur 
global turun.

Selengkapnya baca di sini: 
http://www.theregister.co.uk/2008/05/02/a_tale_of_two_thermometers/ 

Di kota-kota besar, temperatur memang cenderung naik, tapi di pedesaan, 
temperatur cenderung turun. Jadi dicurigai bahwa pemanasan lokal terjadi karena 
pembangunan oleh manusia (urban land-use).

Bila kita melihat definisi dari fotosintesis , maka seharusnya makin banyak 
CO2, maka makin baik untuk tumbuhan. Jadi sebelum menulis sesuatu, sebaiknya 
anda mengkaji ulang dasar dari argumen anda (get your facts straight).

-Senopati
 
--- In [EMAIL PROTECTED], "Sang Nandar" s.n.gusti@ wrote:

Yo ndak…aku kan cuma ngikut kata sampeyan, yang sampeyan bilang 

> maksud gua bahwa kita akan punah semua tersebab bumi sudah 
> kepanasan...
 
Ya solusinya klo nggak terbang ke planet lain ya berarti umat manusia yang 
dikurangi, lha…memang ada solusi lain? Apa mau dibikin peraturan stabilisasi 
populasi, yang punya anak lebih dari 2 masuk penjara yang punya anak kurang 
dari 2 dikasi subisdi (stick and carrot). Tapi nanti peraturan kayak gitu 
dicomplain sama orang islam, soalnya kata muhammad dia senang klo umatnya 
banyak anak, nah…lho….
 
Klo aku pribadi sih sebenarnya ndak mau repot…aku mau ngembangin teknologi 
santet, jadi nanti klo bumi sudah overpopulasi sementara pesawat belum bisa ke 
Mars, ya daripada mati semua mending dimatiin sebagian, klo pake perang kan 
mahal dan bikin tambah polusi, jadi ya mending disantet massal aja, trus nanti 
dikuburnya juga massal, hemat tempat, abis itu diatasnya ditanam pohon yang 
banyak biar sekalian angker jadi nggak berani ditebang orang. 
 
Gitchu…, gimana…mencerahkan ndak??
 
-Nandar-





From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Sang
Sent: Tuesday, September 09, 2008 7:10 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [] Re: Global Warming: Kita harus waspada!
 



Walahaulawalakuwataillabillah... astaghfirullah!

pemikiran mu sami mawon dgn prinsip-prinsip komunis.. manusia sudah 
disamaratakan dgn materi... kalau si materi tidak ada gunanya, 
bersihkan...singkirkan... Khan gini caranya Stalin and Hitler...

memang masuk akal sekali cara ini.. super logis.. genocide atau cara 
lain bikin perang besar setype armageddon dgn senjata kresna panah 
nuklir dan otomatis mungkin jumlah manusia tinggal seperlima atau 
sepresepuluh atau kalau perlu satu persen saja.. memang mantap!!! 
dan pasti konsumsi akan turun jauh dgn tingkat pemakaian energi bumi 
yg berkurang jauh....

Tapi yg pasti setelah itu mungkin bumimu tidak bisa lagi ditinggali 
tersebab efek radiasi dimana-mana malahan kalo you selamat ndar, 
selamat lahir bathin, mungkin you jadi gelandangan yg kelayapan 
nyari oksigen murni dan setitik air tak tercemar... dan tetap aja 
loe mungkin ngiprit nyari sputtnik ke luar angkasa untuk selamatkan 
nyawamu ndiri...bersedia?

gua akui memang bloon solusi loe ndar! Ginikah pencerahan dari 
seorang strong logic???

Sang

--- In [EMAIL PROTECTED], "Sang Nandar" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ooo.tak kira sampeyan mau good bye earth itu mau ninggalin bumi. 
> Klo yang kata sampeyan itu ya berarti bukan good bye dong tapi good die.
> Nahh.kalau menurut sampeyan memang bumi ini kepanasan karena umat 
> manusia sangat dan semakin banyak, berarti solusinya gampang, kurangi aja 
> sebagian.Gampang, dibikin aja perang lagi, ntar kan pada bunuh2an, pada 
> genoside,bisa kurang banyak tuh populasi manusia. Caranya bikin perang? 
> Gampang.untuk apa ada agama klo gak bisa dimanfaatkan, nah.itulah salah satu 
> fungsi agama, sebagai alasan untuk memulai sebuah perang armageddon yang 
> bertujuan untuk mengurangi populasi manusia agar bumi adem lagi dan sisa 
> mansia 
yang selamatdari perang bisa menikmati bumi seperti awalnya dulu, yang bersih, 
yang sejuk, yang polusinya gak banyak, yang gak ada global warming. 
Mantablah..
> 
> -Nandar-
> _____ 
> 
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On 
Behalf Of Sang
> Sent: Tuesday, September 09, 2008 5:12 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [] Re: Global Warming: Kita harus waspada!
> 
> gimane seh loe ndar.... columbia and discovery aja mampunya baru 
> sebatas dolan-dolan keliling bumi...
> 
> maksud gua bahwa kita akan punah semua tersebab bumi sudah 
> kepanasan...
> 
> dan kalo kita tidak kaitkan antara global warning dgn polusi, 
> illegal logging dan perilaku kita , lha darimana lagi memulai.... 
> pendinginan global ala jaman es? sikluss 400ribu thn? hahahaaa...
> 
> atau gossip dikalangan ilmuwan bahwa akan terjadi pemanasan 
> tersebab  planet x yg tak terlacak?
> 
> yg paling masuk akal dr semua itu adalah bahwa jumlah daun selaku 
> produsen oksigen telah jauh berkurang dan kwantitas manusia 
> terlalu 
> banyak dgn berbagai macam produk buangan polusi... maka otomatis 
> bumi makin panas dari hari ke hari
> 
> Sang

 
> --- In [EMAIL PROTECTED] "Sang Nandar" <s.n.gusti@> wrote:
> >
> > Good bye the earth..mau kemana? Ke bulan? Sama aja mas, 
> > jangankan  pohon,
> > atmosfer aja nggak ada disana. Klo mau good bye mending sampeyan 
> > aja sendiri
> > yang kesana, ndak usah ngajak2.
> > 
> > _____ 

>> Behalf Of Sang
> > Sent: Sunday, September 07, 2008 6:55 AM
> > To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:ateis%40yahoogroups.com> com
> > Subject: [] Re: Global Warming: Kita harus waspada!
> > 
> > Gini saja..
> > 
> > Berapa jumlah umat? 6 milyar lebih bukan?! itu artinya ada 6  milyar 
> > lobang mulut dan juga 6 milyar lubang anus yg keluarkan uap panas 
> > dan gas kentut.... untuk menetralisirnya maka yg diperlukan adalah  jumlah 
> > pohon > >yg cukup untuk menguraikan kembali semua buangan 
> >itu  jadi oksigen lagi... 
> > 
> > tapi realitasnya tidak terbantah bahwa pohon tanaman telah 
> > berkurang...berkurang jauh dan malahan yg bertambah adalah 
> >lobang  buangan lain yaitu lobang buangan asap pabrik, lobang buangan 
> >asap  knalpot maobil motor dan lobang buangan asap rumah tangga dan 
> >lobang  buangan bumi oleh ekplorasi energi minyak gas bumi..
> > 
> > Maka global warning bahwa telah terjadi pemanasan global itu masuk 
> > akal sekali.... dan siap-siaplah untuk good bye the earth..
> > 
> > Sang

 
 
 


      

Kirim email ke