Pak Wiraj,saya dulu 2 minggu di Denpasar saya itu jangan dikira gak 
seneng lari2 dipantai Kuta,dan kalau Minggu pagi masya Allah ada bule 
wedok blas tanpa selembar benangpun dan prianya hanya pakai 
cawed,melenggang dipantai.Memang jalan ke neraka itu serba indah,tapi 
jalan kesurga berbatu batu.
Memang mata saya seneng juga dapat hiburan kayak gitu,tapi saya tahu 
bahwa saya telah nuruti setan sebab syariat saya mengharamkan 
pemandangan seperti itu.
Lalu gimana agar pulau dewata itu tidak dipakai ajang seperti itu,opo 
Pak Wiraj malah sebodo yang penting devisa ?
Jadi jangan yang anomali kayak koteka mau dipelihara.
Saya marah bule ke Papua hanya mau ngliat orang kok pakai 
koteka,padahal itu bangsa saya sendiri.
Terus majalah PlayBoy mau dipelihara,kok tidak ada usaha preventip 
sama sekali.

Shalom,
Tawangalun.

- In zamanku@yahoogroups.com, wirajhana eka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Om tawang,
> 
> Tidak sepakat RUU pornografi jadi UU tdk berarti mendukung 
Pornografi, saya rasa semua milis membicarakan hal yang sama..
> 
> kalau Muslim Indonesia bersikeras untuk memaksakannya, maka jangan 
juga menolak kalo Sulut, Bali dan beberapa Daerah melepaskan diri 
dari Indonesia...
> 
> Adil kan..
> 
> Jangan mengatakan ini dua hal yang berbeda, buat kami yang non 
Muslim ..ini merupakan hal yang sama, pemaksaan kehendak!
> 
> saya mau kasih contoh, misalkan seorang laki2 tertarik secara 
seksual dengan jidat orang2 muslim yang ada hitam2 nya karena rajin 
sholat atau tertarik dan ngga ku...ku dengan janggut panjang tanpa 
kumis dari para muslim-wan sehingga ia membayangkan itu sebagai hal 
yang maskulin dan bikin greget dan menarik secara seksual..apakah 
dapat para muslim dengan jidat hitam dan juga yang piara jenggot 
tanpa kumis itu dikenai pasal pornograpi bab 1 pasal 1 ayat 1?
> 
> "Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia 
dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, 
gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, 
atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media 
komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat 
membangkitkan hasrat seksual dan/atau
> 
> yang dikaitkan dengan pasal 7
>  
> Setiap orang dilarang mendanai atau memfasilitasi perbuatan 
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
> 
> yang dikaitkan pada pasal 4.2 c, 8 dan 10
> mengeksploitasi atau memamerkan aktivitas seksual; dilarang dengan 
sengaja atau atas persetujuan dirinya menjadi objek...yang mengandung 
muatan pornografi.
>   
>   dilarang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan 
atau di muka umum..eksploitasi seksual..atau yang bermuatan 
pornografi lainnya.,   
>    
>   
> Boleh?
> 
> debatable ya...
> 
> Nah, kalau itu saja anda debatable, bisa dong dibayangkan banyak 
hal-hal lain yang tak terpikir sekarang namun terpikir oleh orang 
lain..
> 
> Bali dan sulut, bukan tempat maksiat, bali disebutkan sebagai Pulau 
seribu Pura tempat bersemayam para Dewa, dengan upacara yang 
dilakukan setiap harinya 3 kali oleh rata2 3 juta  an keluarga 
Hindu/Tiongha, Buddhis....namun ketua MUI Palembang JUSTRU menyatakan 
Bali sebagai tempat maksiat.
> 
> 
> tawangalun <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             
Kalau RI gak punya UU anti porno kelak akan muncul Shelley Luben.Nek
>  Genduk malah seneng sih.
>  
>  Surat dari Bekas "Artis Porno"
>  
>  Wednesday, 24 September 2008 02:05
>  
>  Shelley Luben mantan aktris porno mengaku bisa keluar dari dunia 
gelap
>   bernama 'industri pornografi' dan memilih menjadi aktivis melawan
>  ekploitasi seksual terhadap gadis-gadis muda Amerika
>  
>  Hidayatullah.com--Gadis cantik, bertubuh seksi dan mata yang
>  membangkitkan gairah seakan-akan berkata "i want You". Itu kesan 
yang
>  terlihat di setiap sampul film porno. Tapi, bisa jadi itulah tipuan
>  terbesar sepanjang masa. Inilah kisah dan pengakuan Shelley Luben
>  tentang masa buruk dan seluk beluk industri maksiat itu. Tulisan 
ini
>  diturunkan sebagai pelajaran bagi kita semua. Terutama para aktivis
>  yang "menutup mata" terhadap dampak industri pornografi. 
Percayalah,
>  Aku tahu "Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku
>  melakukannnya karena. Nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku kepada
>  uang. Aku tidak pernah menyukai seks. Bahkan Aku tidak 
menginginkannya
>  dan faktanya aku lebih banyak minum Jack Daniels (jenis minuman
>  alkohol import original. Sejenis  Jhonny Walke yang juga masuk
>  Indonesia, red) daripada bersama para pria yang dibayar seperti aku
>  untuk "berpura-pura" di film. Ya Benar tidak ada diantara kami
>  -gadis-gadis blonde yang menyukai being in porn movie.
>  Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali tidak peduli
>  dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka, laki-laki 
dengan
>  keringat dan bau busuknya. Beberapa diantara kami sering sampai 
muntah
>  di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang lainnya berusaha
>  menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti. Tapi porn
>  industry (industri pornografi) ingin agar kamu selalu berpikir 
kalau
>  kami artis porno sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya 
bahwa
>  kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis 
adegan di
>  film. Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan 
yang
>  akan mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan
>  kami hanya diberi dua pilihan oleh produser: "Lakukan atau Pulang
>  Tanpa Bayaran. Kerja atau
>  tidak akan bisa kerja lagi." Iya memang benar kami punya pilihan.
>  Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami
>  dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam. Beberapa diantara kami
>  terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular herpes dan
>  berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan. Salah
>  seorang artis film porno setelah syuting dengan menahan sakit 
sepanjang
>  hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol. 
Kebanyakan
>  dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang berantakan dan
>  pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari keluarga atau
>  tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin bermain 
dengan
>  boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki dewasa 
berada
>  diatas tubuh kami. Jadi
>  sejak kecil kami belajar bahwa seks bisa membuat kami berharga. Dan
>  dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan
>  kamera padahal sebenarnya kami membenci di setiap menitnya. Karena
>  trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada 
alkohol
>  dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan akan
>  terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya seperti; Herpes,
>  gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll. setiap hari menghantui kami.
>  Menurut catatan Shelley dalam situs web nya. Sebelas
>  bintang pornografi pornografi mati akibat HIV, bunuh diri, 
pembunuhan
>  dan obat pada tahun 2007. Antara 2003 dan 2005, 976 orang pemain
>  dilaporkan dengan 1.153 hasil positif STD. 66% dari pemain 
pornografi
>  terkena Herpes, penyakit yang tak dapat disembuhkan. Memang setiap
>  bulan kami diperiksa tapi kamu tahu, kalau hal tersebut tidak akan
>  bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu.
>  Selain penyakit, adegan syuting tidak kalah mengerikannya, banyak 
dari
>  kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam
>  kami. Diluar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yang
>  normal. Tapi sangat sulit menjalin hubungan yang normal dengan
>  laki-laki 'biasa', maka dari itu kebanyakan dari kami menikah 
dengan
>  sutradara film porno
>  atau menjalani hidup sebagai lesbian. Buat
>  aku, momen yang tidak akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja 
anak
>  perempuanku melihat ibunya yang telanjang sedang berciuman dengan
>  gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya juga. Pada hari 
yang
>  lain kami bisa berubah seperti zombie dengan botol bir di tangan 
kanan
>  dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tidak suka bersih-bersih jadi
>  sering kali kami harus menyewa pembantu untuk membersihkan kotoran
>  kami. Selain itu artis porno benci memasak sendiri. Biasanya kami
>  memesan makanan yang
>  kemudian kami muntahkan lagi karena kebanyakan dari kami menderita
>  bulimia, semacam gejala lapar yang tidak pernah terpuaskan. Bagi
>  artis porno yang memiliki anak, kami adalah ibu yang paling buruk.
>  Kami menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali
>  saat kami begitu mabuknya sampai-sampai anak kami yang berumur 4 
tahun
>  yang menyeret kami dari lantai. Dan ketika ada tamu (kebanyakan 
karena
>  alasan seks) kami harus mengunci anak kami terlebih dulu dikamar 
dan
>  menyuruh mereka untuk diam. Kalau aku biasa membekali anak gadisku
>  dengan pager dan kusuruh dia menungguku di taman sampai aku selesai
>  dengan tamuku." Semua Tipuan... "Kalau
>  kamu bisa melihat lebih dalam kehidupan artis film porno mungkin 
kamu
>  akan kehilangan minat menonton film porno. Kenyataan sebenarnya 
kami
>  artis film porno ingin mengakhiri semua rasa malu ini dan semua 
trauma
>  dalam hidup kami. Tapi sayangnya kami tidak bisa melakukannya 
sendiri.
>  Kami berharap kalian kaum pria membantu kami, memperjuangkan 
kebebasan
>  dan kehormatan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami
>  menghapus air mata dan menyembuhkan luka di hati kami. Kami 
berharap
>  kalian mau berdoa untuk kami dan semoga Tuhan akan mendengar dan
>  mengampuni semua kesalahan kami di masa lalu. Industri film porno
>  tidak lebih dari "seks palsu" dan "tipuan kamera". 
Percayalah.......!
>  [Kiriman Abidin MA diambil dari situs http://www.shelleyl 
ubben.com.
>  Tulisan ini didedikasikan oleh Shelley untuk semua aktris 
pornografi
>  yang terjangkit HIV, meninggal akibat overdosis atau bunuh
>  diri/www.hidayatullah. com]
>  
>  Shalom,
>  Tawangalun.
>


Kirim email ke