----- Original Message ----- 
  From: Iskandar Z Persani 
  To: GusDurNet ; islamlib ; ICIP ; PPMUH ; ICRP 
  Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Wednesday, October 15, 2008 5:25 AM
  Subject: FPI Tuntut Aliran Kerohanian Sapta Darma Dibubarkan


        FPI sebagai janin negara dalam negara. FPI awal mula NKRI bubar?

        FPI Tuntut Aliran Kerohanian Sapta Darma Dibubarkan
        Kompas, Senin, 13 Oktober 2008 | 01:09 WIB 
        SLEMAN, KOMPAS - Sekitar 50 anggota laskar Front Pembela Islam DI 
Yogyakarta menyambangi salah satu sanggar aliran kerohanian, Sapta Darma, di 
Dusun Pereng Kembang, Desa Balecatur, Sleman, DIY, Sabtu (11/10) malam.
        Front Pembela Islam (FPI) menuntut aliran tersebut membubarkan diri 
karena dinilai sebagai aliran sesat dan menodai agama Islam.
        Dalam aksi itu, anggota laskar yang dipimpin Ketua FPI DIY Bambang 
Teddy menerobos masuk ke salah satu bangunan sanggar sekitar pukul 22.00 untuk 
menemui pimpinan Sapta Darma. Setelah sempat berargumentasi, beberapa anggota 
FPI langsung memecahkan gelas, piring, dan menurunkan simbol-simbol Sapta Darma 
yang terpajang di dinding. Dari penuturan saksi, salah satu anggota FPI juga 
sempat memukul wajah seorang anggota Sapta Darma.
        Bambang mengatakan, Sapta Darma sebagai aliran sesat karena 
mempraktikkan shalat menghadap ke timur, bukannya ke kiblat (barat) sebagaimana 
tuntunan agama Islam. Lebih jauh, ia mengatakan, pihaknya telah lama 
memperingatkan aparat berwenang untuk menghentikan kegiatan aliran tersebut. 
”Namun, selama ini tidak ada tanggapan karena itu kami putuskan untuk bertindak 
sendiri,” ujarnya.
        Pada aksi malam itu, FPI sebenarnya memiliki target menyambangi satu 
tempat lain yang mereka nilai sebagai aliran sesat, yakni Tri Tunggal, di 
Babarsari, Depok, Sleman. Namun, hal itu berhasil dicegah kepolisian yang 
membujuk FPI untuk mengurungkan niatnya.
        Mengenai tuduhan sebagai aliran sesat, Ketua Persatuan Sapta Darma 
(Persada) DIY Totok Baroto membantahnya karena Sapta Darma adalah aliran 
kerohanian, bukan agama.
        Totok mengatakan, sebagai aliran kerohanian, Sapta Darma terdaftar 
secara resmi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIY.
        Mengenai praktik shalat yang dipermasalahkan FPI, ia juga mengatakan 
hal itu bukanlah shalat seperti dalam ajaran Islam, melainkan ritual kerohanian 
yang dipercayai penganut Sapta Darma sebagai tata cara mendekatkan diri kepada 
Tuhan Yang Maha Esa. ”Jadi, kegiatan kami tidak ada hubungan sama sekali dan 
tidak menyinggung agama mana pun,” ujar Totok.
        Meski demikian, Totok mengatakan, pihaknya tidak akan mempermasalahkan 
penyerangan ini secara hukum dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
        ”Untuk sementara, kami akan menghentikan kegiatan sambil menunggu 
suasana mereda dan menunggu hasil mediasi dari kepolisian,” katanya.
        Kepala Polres Sleman Ajun Komisaris Besar Suharsono ketika dimintai 
penjelasan mengatakan, pihaknya telah mempertemukan kedua belah pihak dan 
meluruskan persepsi masing-masing guna menghindari kekerasan lebih jauh.
        ”Saya telah mengimbau kepada FPI untuk membicarakan segala permasalahan 
melalui forum yang ada, yakni Forum Komunikasi Antarumat Beragama, kekerasan 
tak akan menyelesaikan permasalahan,” katanya. (ENG) 

Kirim email ke