Saya kira belum ada partai politik yang sudah punya track record bagus dalam 
pemberantasan kprupsi. Yang ada ialah desakan rakyat supaya aparat hukum 
bewrtindak. Kecenderungan parpol selama ini melindungi kadernya yang melakukan 
tindaka pidana koprupsi dengan dalih:"Harus praduga tak bersalah" dan 
semacamnya yang bersifat memproteksi.
Jadi parpol jangan ngawur bikin iklan menipu rakyat..Dasar pilitikus..kerjanya 
ngibulin massa rakyat melulu.




________________________________
From: Sunny <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, December 11, 2008 7:03:24 AM
Subject: [zamanku] Iklan korupsi Partai Demokrat lucu dan aneh


http://www.hariante rbit.com/ artikel/fokus/ artikel.php? aid=57596
 
 
Iklan korupsi Partai Demokrat lucu 
dan aneh
 
Tanggal :  09 Dec 2008 
Sumber :  Harian 
Terbit JAKARTA - Di tengah perayaan 
Hari Anti Korupsi se-dunia yang jatuh hari ini, Selasa (9/12), sejumlah 
politisi 
partai politik dan pengamat 'menggugat' iklan antikorupsi yang dipasang Partai 
Demokrat (PD) di sejumlah media massa. Kepada Harian Terbit, 
mereka menilai, iklan itu aneh, lucu, tidak punya makna, bahkan menyesatkan 
publik.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, Ketua DPP Partai 
Hanura Indro Tjahyono, dan capres dari jalur independen Fajroel Rahman menilai, 
iklan PD itu merupakan kampanye politik yang tidak mendidik.

Bahkan, 
Indro dan Fajroel mengatakan, iklan itu lucu, aneh dan menyesatkan. Keduanya 
mengatakan, dalam pemberantasan korupsi, pemerintahan SBY gagal, jadi PD tidak 
boleh mengklaim sebuah keberhasilan pemerintahan SBY. Keberhasilan 
pemberantasan 
korupsi itu atas tuntutan dan desakan rakyat, bukan karena kemauan awal dari 
pemerintahan SBY.

Fajroel, yang juga ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi 
dan Negara Kesejahteraan menyatakan, kampanye politik saja dan tidak 
bermanfaat, 
karena tidak menunjukkan prestasi (SBY). "Penetapan dan penahanan besan SBY, 
Aulia Pohan, bukan prestasi dari SBY, tapi prestasi KPK," paparnya.

Ia 
mengatakan, kalau mau berprestasi, SBY seharusnya perintahkan Kejaksaan Agung 
yang menangkap. Misal pejabat tinggi dan para menterinya yang terlibat sejumlah 
kasus korupsi. "PD dan SBY jangan mengklaim dan memanfaatkan prestasi lembaga 
lain yang bukan di bawahnya. Jujur saya katakan, SBY tidak memiliki prestasi 
dalam pemberantasan korupsi," tandasnya.

Indro juga mengemukakan, jangan 
karena ditangkapnya besan SBY, Aulia Pohan (tersangka dana BI ke DPR) disebut 
suatu keberhasilan memberantas korupsi, ya konyol. "Aulia Pohan bukan ukuran 
keberhasilan. Kalau SBY mau berhasil, tangkap dong sejumlah menteri yang 
terlibat kasus korupsi, jangan dibiarin lolos," ujar Indro.

Fajroel juga 
menyatakan senada. "Keterlibatan Menhut MS Kaban dan Meneg PPN/Kepala Bappenas 
Paska Suzetta dalam kasus korupsi hutan lindung dan dana BI ke DPR kan sudah 
'terang benderang', tapi kan mereka masih tetap bebas. Kalau SBY berani adili 
dong mereka." 

Fadli Zon mengatakan, iklan PD itu bagian dari kampanye 
politik, dan tidak memiliki makna apa-apa. "Selama ini lembaga yang paling 
serius menangani kasus korupsi adalah KPK. Ini dibuktikan dengan banyaknya para 
pejabat yang terbukti melakukan korupsi dan harus berurusan dengan hukum. Dan 
ini adalah keberhasil rakyat. Jadi, jangan suka mengklaim itu keberhasil 
seseorang," ujar Fadli.

Iklan itu syarat muatan politis. "Korupsi jangan 
dipolitisir. "Antikorupsi tanpa pandang bulu memang sangat penting dan itu 
harus, tetapi kenapa baru sekarang, selama ini kemana saja? Kan seharusnya 
sudah 
dari dulu," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Firman 
Subagyo mengatakan, dibanding pemerintahan sebelumnya harus diakui pemerintahan 
SBY-JK sangat gencar memberantas korupsi, dan sejumlah pejabat sudah ditangkap. 
"Dulu, mana pernah ada jenderal, pejabat BI, dan mantan menteri yang ditangkap 
dalam kasus korupsi. Jadi, iklan PD itu wajar saja," ujarnya.

Namun, 
Firman mengatakan, bukan hanya PD yang bisa mengklaim keberhasil pemberantasan 
korupsi itu, Golkar juga turut andil di dalamnya. "Golkar justru lebih maju 
dalam pemberantasan korupsi, karena sejumlah kader Golkar yang terlibat sudah 
kami berikan tindakan tegas, dan sudah dihukum," paparnya. 

Anggapan 
iklan tersebut sebagai kampanye dibantah Ketua DPP PD Anas Urbaningrum. "Iklan 
itu bertujuan untuk mengajak seluruh komponen bangsa ikut memberantas korupsi. 
Dan komitmen kami memang memberantas korupsi," kata Anas.

Menurutnya, 
kampanye antikorupsi adalah kebutuhan objektif bangsa. "Gak salah kan sebuah 
popularitas dilakukan karena melakukan hal yang baik. Untuk semua itu kita 
serahkan kepada rakyat untuk menilainya," papar Anas.

Di sejumlah media 
massa PD memasang iklan menyambut Hari Antikorupsi Sedunia yang materi iklan 
itu 
antara lain "Katakan tidak pada korupsi". Pada iklan itu disebutkan, korupsi 
menghancurkan supremasi hukum, melemahkan tatanan pemerintahan, menggerogoti 
sendi-sendi demokrasi dan merusak moral bangsa.

Dalam iklan juga 
disebutkan, Partai Demokrat bersama SBY terus melawan korupsi. Tanpa pandang 
bulu! (pnb    


      

Kirim email ke