Nasib Penghujat Islam Dalam Catatan Siroh Nabawiyah

Selasa, 25/11/2008 14:26 WIB Cetak <javascript:print();> |
Kirim<http://www.eramuslim.com/suara-langit/undangan-surga/send/nasib-penghujat-islam-dalam-catatan-siroh-nabawiyah>
|
RSS <http://www.eramuslim.com/suara-langit/undangan-surga/rss>

Dalam bukunya berjudul "*Pedang Terhunus Bagi Penghujat Rasul*" ("AsSarim al
Maslul 'ala Shatim arRasul"), Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan
sebuah pelajaran penting dari Siroh Nabi shollallahu 'alaih wa sallam. Dalam
tulisan tersebut dijelaskan bahwa seorang pemuka Yahudi ahli syair warga
Madinah bernama Ka'ab bin Al-Asyraf dibunuh oleh seorang sahabat Nabi
shollallahu 'alaih wa sallam bernama Muhamad bin Maslamah radhiyallahu
'anhu. Ia dibunuh karena telah menulis puisi yang menghujat Nabi shollallahu
'alaih wa sallam.

Ceritanya, setelah berita kekalahan kaum musyrikin Quraisy menghadapi
pasukan Islam di dalam perang Badar sampai ke Madinah, maka Ka'ab berkata:
"Jika berita ini benar, maka berada di bawah tanah lebih baik bagi kami
daripada di atasnya." Artinya, ia merasa dirinya lebih baik mati daripada
hidup setelah kekalahan kaum kuffar Quraisy. Lalu Ka'ab bin Al-Asyraf
membuat syair-syair berisi ratapan atas kekalahan kaum musyrikin tersebut.
Di dalamnya juga memuat hujatan terhadap Nabi shollallahu 'alaih wa sallam
dan kaum muslimin. Lalu pergilah ia ke Mekkah untuk menampilkan puisinya dan
turut berduka cita bersama kaum musyrikin Mekkah. Bahkan kaum muslimat juga
ia lecehkan di dalam syairnya. Maka Nabi shollallahu 'alaih wa sallam
kemudian bersabda:

من لي بكعب بن الأشرف فإنه قد أذى الله و رسوله

*"Siapakah yang mau menangani Ka'ab bin Al-Asyraf karena ia sungguh telah
mengganggu Allah dan RasulNya?"*

Muhammad bin Al-Maslamah radhiyallahu 'anhu, salah satu dari orang-orang
Ansar dari suku Aus berkata: "Saya akan melakukannya Wahai Rasulullah..!
Apakah Anda ingin saya untuk membunuh dia?".

Nabi shollallahu 'alaih wa sallam menjawab: " Ya!"

Muhammad bin Al-Maslamah radhiyallahu 'anhu telah memberikan suatu janji; ia
telah berjanji dengan lisannya bahwa ia akan membunuh Ka'ab bin Al-Asyraf!

Ia pulang ke rumah dan mulai berpikir tentang tugas tersebut dan mulai
menyadari bahwa untuk mewujudkannya ternyata tidaklah ringan. Ka'ab tinggal
di sebuah benteng di kawasan Yahudi dikelilingi para pendukungnya sehingga
sangat, sangat sulit untuk membunuhnya..! Dia mulai menjadi prihatin
memikirkannya. Suatu keprihatinan yang melalaikannya dari makan dan minum
kecuali sekedar untuk bertahan hidup. Selama tiga hari ia praktis tidak
makan dan minum...!

Berita ini sampai ke Nabi shollallahu 'alaih wa sallam. Lalu ia panggil
Muhammad bin Maslamah radhiyallahu 'anhu dan bertanya: "Ada apa denganmu,
Muhammad bin Al-Maslamah? Benarkah kamu berhenti makan dan minum?"

Ia menjawab: "Benar, ya Rasulullah."

"Mengapa?" tanya Nabi shollallahu 'alaih wa sallam.

Ia menjawab: "Aku telah berjanji sesuatu yang aku sendiri pertanyakan.
Akankah aku sukses melakukannya dan memenuhinya?"

Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam kemudian bersabda:

انما عليك الجهد

*"Yang dituntut darimu hanyalah kesungguhan, sisanya serahkanlah kepada
Allah Yang Maha Kuasa."*

*Subhanallah...! *Lihatlah semangat dan kesungguhan para sahabat. Tidak bisa
makan atau minum bila menghadapi keadaan seperti itu. Baginya hal ini
merupakan perkara sangat serius. Ia telah berjanji dan khawatir tidak dapat
memenuhi janjinya. Ia tidak sanggup meneruskan hidupnya seperti biasanya
sebelum Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam mengatakan agar ia memenuhi
bagiannya dan menyerahkan sisanya kepada Allah. Barulah ia merasa terhibur
dan bisa makan dan minum kembali...!

Akhirnya datanglah Muhammad Al-Maslamah radhiyallahu 'anhu kepada Rasulullah
shollallahu 'alaih wa sallam dengan suatu rencana, namun ia minta izin
terlebih dahulu: " Wahai Rasulullah, untuk menjalankan rencana ini
izinkanlah saya berbicara terhadap anda!" (Bagian dari rencananya ia akan
berbicara negatif tentang Nabi shollallahu 'alaih wa sallam di hadapan
Ka'ab)

Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam bersabda: "Katakanlah apa yang anda
ingin!"

Muhammad bin AlMaslamah radhiyallahu 'anhu dan sekelompok kecil dari
orang-orang Ansar dari suku Aus, pergi menjumpai Ka'ab bin Al-Asyraf guna
mengatur perangkap baginya. Mereka berkata kepada Ka'ab: "Lelaki ini
–maksudnya Nabi shollallahu 'alaih wa sallam - merupakan ujian Allah bagi
kita semua. Ia masalah. Ia musibah. Dan bangsa Arab telah memerangi kita dan
memusuhi kita karena dia."

Ka'ab menjawab: "Sudah kukatakan pada kalian sebelumnya. Kalian akan lihat
keadaan bakal menjadi lebih buruk."

AlMaslamah radhiyallahu 'anhu berkata: "Ka'ab, semenjak kehadiran lelaki ini
keadaan keuangan kami telah memburuk. Kami ingin pinjam uang darimu dan
menitipkan jaminan."

Ka'ab menjawab: "Serahkan anak-anak kalian padaku."

Mereka berkata: "Kami tinggalkan anak-anak kami kepadamu sebagai jaminan
untuk pinjaman yang tidak seberapa, maka itu akan menjadi aib bagi mereka
seumur hidup."

Ka'ab melanjutkan: "Bila demikian, serahkanlah wanita kalian."

Mereka berkata: "Bagaimana kami serahkan kaum wanita kami kepada Anda
sedangkan Anda lelaki paling tampan? Sudahlah, kami akan menjaminkan kepada
Anda persenjataan kami." Ka'ab berujar: "Baiklah, setuju."

Muhammad bin AlMaslamah radhiyallahu 'anhu menjebaknya agar pada kunjungan
berikutnya Ka'ab tidak akan curiga bila mereka datang membawa senjata. Maka
mereka buat perjanjian untuk pertemuan berikutnya di malam hari karena lebih
kondusif.

Maka pada malam yang disepakati Ka'ab datang menemui AlMaslamah radhiyallahu
'anhu. Muhammad bin AlMaslamah radhiyallahu 'anhu bilang kepada
kawan-kawannya: "Jika kalian melihat aku memegang kepalanya itulah pertanda
saatnya kalian menyerang dia dengan pedang-pedang kalian."

Ketika Ka'ab berjumpa dengan AlMaslamah radhiyallahu 'anhu ia diajak untuk
berjalan-jalan ke tempat nostalgia mereka dahulu. Yaitu tempat mereka dahulu
biasa menghabiskan waktu ketika AlMaslamah radhiyallahu 'anhu masih
jahiliyah, yaitu di Sya'ab al A'juz. Suatu tempat di pinggir kota menjauhi
benteng Yahudi.

Saat tiba di tempat tujuan AlMaslamah berkata kepada Ka'ab: "Harum nian
aroma yang muncul dari rambutmu. Boleh aku menciumnya dari dekat?" (Ka'ab
rupanya menggunakan parfum beraroma sejenis kesturi sebagai minyak
rambutnya).

Ka'ab berkata: "Silakan."

Ia pegang kepalanya dengan kuat dan berdatanganlah kawan-kawannya menyerang
Ka'ab dengan pedang mereka. Tapi serangan tersebut tidak cukup mematikannya.
Ka'ab-pun menjerit memohon pertolongan. Benteng Yahudi mulai menyala
pertanda warganya terbangun. Dengan sigap Al-Maslamah radhiyallahu 'anhu
mengeluarkan belati dan menusuk dalam-dalam perut Ka'ab hingga belatinya
mencapai tulang pinggangnya...!

Demikianlah Muhammad bin AlMaslamah radhiyallahu 'anhu beserta beberapa
pemuda Aus menangani orang yang menghujat Rasulullah shollallahu 'alaih wa
sallam...!

Kemudian keesokan harinya, datanglah kaum Yahudi bersama beberapa kaum
musyrik menemui Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam. Mereka berkata:
"Salah seorang yang  terhormat dari kalangan kami telah dibunuh semalam! Dan
ia dibunuh secara licik. Bukan bertarung satu lawan satu. Ia dibunuh secara
diam-diam dan tiba-tiba..!" Mereka selanjutnya berkata: "Ia telah dibunuh
tanpa sebab tindak kriminal apapun yang telah dilakukannya...!"

Mereka mempertanyakan mengapa Ka'ab ibn Al-Asyraf dibunuh padahal terdapat
perjanjian damai yang telah disepakati antara Rasulullah dengan kaum Yahudi
di Madinah. MENGAPA? BAGAIMANA INI BISA TERJADI?

Apa jawab Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam ? Beliau bersabda:

انه لو قر كما قر غيره ممن هو على مثل رأيه مغتيل و لكنه نال
منا
الأذى و هجانا بشعر و لم يفعل هذا احد منكم الا كان السيف

*"Jika dia berlaku tenang, seperti orang lain yang pendapatnya sama dengan
pendapatnya, tentu dia tidak akan dibunuh! Tetapi dia telah mengganggu kami
dan menghujat  kami dengan puisinya, dan tidak ada seorangpun di antara
kalian yang melakukan hal semacam itu kecuali kami akan tangani dengan
pedang!"*

Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam mengatakan bahwa banyak orang yang
keyakinan di dalam hatinya mirip dengan Ka'ab bin Al-Asyraf, ia bukan
dibunuh karena itu! Ia bukan dibunuh karena ia tidak percaya, ia tidak
dibunuh karena ia membenci Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam, ia tidak
dibunuh karena membenci kaum muslimin. TIDAK...! Banyak orang lain yang
mempunyai penyakit hati seperti itu namun tidak dibunuh, mereka dibiarkan
hidup. "Jika dia berlaku tenang, seperti orang lain yang pendapatnya sama
dengan pendapatnya, tentu dia tidak akan dibunuh! Tetapi ia telah berbicara
menentangku dan mengumpatku," demikian Rasulullah shollallahu 'alaih wa
sallam.

Lalu Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam menegaskan sejelas mungkin
kepada kaum Yahudi: "Jika salah seorang di antara kalian, kaum Yahudi atau
musyrikin, mencoba untuk mengumpatku melalui ucapannya demikianlah kami akan
tangani dia. Tidak ada di antara kami dengan kalian selain pedang..! Tidak
akan ada dialog, tidak ada pengampunan, tidak ada jembatan, tidak akan ada
upaya rekonsiliasi. Hanya ada pedang di antara saya dengan kalian..!" Dan
Nabi shollallahu 'alaih wa sallam menegaskan hal ini sejelas-jelasnya.
Kemudian Nabi shollallahu 'alaih wa sallam mengajak kaum Yahudi dan
musyrikin menanda-tangani dokumen kesepakatan yang memuat perjanjian bahwa
mereka tidak akan berbicara menentang beliau.

Ibnu Taimiyah berkata:* "Ini merupakan bukti bahwa mengganggu Allah dan
RasulNya merupakan alasan untuk mendorong kaum muslimin membunuh siapa saja
yang melakukan gangguan tersebut meskipun mereka punya perjanjian dengan
kaum muslimin."*

Sebagian orang berusaha memelintir pelajaran dari cerita Siroh Nabi
shollallahu 'alaih wa sallam ini dengan berpendapat bahwa Ka'ab ibn
Al-Asyraf dibunuh karena ia menganjurkan kaum musyrik Mekkah untuk memerangi
Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam, bukan karena kata-katanya.

Ibnu Taimiyah menegaskan: *"TIDAK! Ia dibunuh karena syairnya yang
ditulisnya dan dibacakannya bahkan sebelum ia pergi ke Mekkah." Jadi tidak
ada kaitannya karena ia pergi ke Mekkah dan menganjurkan mereka memerangi
kaum muslimin. Ka'ab bin Al-Asyraf telah dibunuh semata-mata karena
puisinya...!*

Ibnu Taimiyah melanjutkan: *"Semua yang dilakukan Al-Asyraf ialah mengganggu
dengan lidah. Meratapi terbunuhnya kaum kuffar, dukungannya kepada mereka
untuk berperang, kutukan dan umpatannya dan ucapannya merendahkan agama
Islam dan mengutamakan agama kaum kafir, semua ini ialah ucapan dengan
lidahnya. Inilah hujjah-bukti terhadap siapapun yang berselisih pendapat
tentang isyu-isyu seperti ini. Jelaslah tidak ada perlindungan dengan cara
apapun bagi darah manusia yang mengganggu Allah dan RasulNya melalui puisi
dan umpatan."*

*Wallahu a'lam bish-showwaab.- *

*(Dikutip dari sebagian ceramah berjudul "The Dust Will Never Settle Down"
Syaikh Anwar Al-Awlaki)*


------------------------------------

Ingin bergabung di zamanku? Kirim email kosong ke: 
zamanku-subscr...@yahoogroups.com

Klik: http://zamanku.blogspot.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/zamanku/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/zamanku/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:zamanku-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:zamanku-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    zamanku-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke