Dengan ini saya mengkoreksi kesalahan yang sangat mengganggu pada artikel Kegagalan Sastra Dalam Pemberadaban. Mohon maaf atas ketidaktelitian saya
Pada bagian ini . Sastra bukan Sastra Lantas apa yang disebut dengan sastra itu sendiri, apakah semua karya-karya fiksi dapat disebut sastra (sebelumnya karya non fiksi) Terima kasih Andreas --- In zamanku@yahoogroups.com, andre andreas <mataharikus...@...> wrote: > > > > Catatan > Lepas Dari Diskusi Sastra dan Pemberadaban yang diselenggarakan Bale Sastra > Kecapi, Kompas dan Bentara Budaya (Sastra dan Peradaban 2) > > > Baca > juga artikel sebelumnya Sastra dan Peradaban (1) : Pada Awal Mula Segala > Sastra > adalah Religius. > > http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2009/03/sastra-dan-peradaban-2.html > > > Dalam > diskusi di Bentara Budaya Thamrin Tamagola sempat berbagi kehadirannya > pada satu seminar mengenai Pancasila, dimana ia mengusulkan untuk > menjawab tantangan jaman dan menjadikannya lebih kontekstual maka bisa saja > urutan sila-sila dirubah. Ia mengusulkan urutan sila-sila terkait sebagai > berikut : kemanusiaan, keadilan sosial, demokrasi, baru persatuan dan terakhir > keTuhanan. Ia mengingatkan soal kekejaman di Aceh, Timor Leste, Papua yang > berpangkal pada tafsir persatuan yang ngawur, juga tafsir agama yang > menghasilkan kekerasan-kekerasan dan konflik-konflik keras bermotif agama.