http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=10658:pendidikan-dan-keterpurukan-bangsa-&catid=78:umum&Itemid=131
Pendidikan dan Keterpurukan Bangsa Oleh : Maruba Nababan S.Sos Indonesia termasuk sebagai salah satu negara gagal jika merunut World Ekonomi Forum dan studi Universitas Harvard 2002 dengan ciri-ciri : tingginya angka kriminalitas dan kekerasan, korupsi yang merajalela, miskinnya opini publik, suasana ketidakpastian yang tinggi, ketidakefisienan yang parah dalam mengatur modal dan tenaga kerja dan ketidakmampuan melakukan distribusi/pengadaan pelayanan dan barang dasar bagi penduduk ekonomi lemah serta kemiskinan dan pengangguran yang berkepanjangan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa Indonesia dalam perjalanannya sudah mengalami banyak dinamika dan perubahan-perubahan, berbagai persoalan datang silih berganti, kekurangan pangan yang menyebabkan impor beras, naik-turun harga BBM, KKN, gempa-tsunami, lumpur Lapindo, korupsi massal anggota Dewan dan pejabat negara, pelarian koruptor ke luar negeri, dunia pendidikan yang amburadul dan persoalan lainnya yang merugikan rakyat. Tidak bisa dipungkiri bahwa sejumlah persoalan yang terjadi adalah akibat kesalahan tata kelola para stakeholder. Bangsa ini adalah milik kita bersama, maka masa depan bangsa terletak di tangan kita bersama, bukan hanya ditangan pemerintah sebagai pemegang mandat rakyat. Sebab rakyat dan pemerintah merupakan bagian dari sistem yang saling mendukung, kerusakan salah satu bagian dari sistem akan mempengaruhi bagian lainnya. Mendongkrak Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang-Merauke yang terdiri dari 5 pulau besar dan ribuan pulau kecil memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan terdiri dari beraneka ragam suku dan agama merupakan modal besar untuk membangun bangsa dalam mewujudkan masyarakat yang makmur, sejahtera dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan peradaban dunia dengan persaingan ketat yang menuntut penguasaan pada berbagai sektor kehidupan. Era globalisasi yang menyebabkan tiadanya batas antara negara melalui jaringan dunia maya menjadi sebuah tantangan negara agar dapat menjaga nilai-nilai social dan budaya masyarakat dari pengaruh dunia luar yang menghendaki hancurnya tatanan nilai sosial dan budaya NKRI. Pemerintah bersama rakyat berkewajiban untuk mengantisipasi kegagalan yang lebih parah melalui upaya revitalisasi pendidikan. Pendidikan menjadi faktor utama dan terpenting dalam mensehjahterakan rakyat, pemerintah pusat dan daerah harus lebih serius untuk memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD sesuai dengan pasal 31 :4 UUD 1945 atau dengan kata lain pemerintah sebagai lembaga yang dipercaya untuk mengurus negara berusaha untuk mewujudkan masyarakat berpendidikan minimal SMU dan pemerintah harus membiayainya. Kurikulum pendidikan yang sedang diberlakukan harus dititikberatkan pada pembinaan karakter siswa yang ideal, kemampuan menganalisa/nalar, dan dapat menumbuhkembangkan jiwa-jiwa nasionalis yang cinta akan nilai-nilai adat istiadat dan agamanya. Adalah hal yang salah jika kurikulum dititikberatkan sesuai dengan permintaan dunia kerja. Saya yakin dan percaya jika setiap siswa dibekali dengan pengetahuan dan daya nalar, maka dengan sendirinya dialah yang akan berusaha menciptakan lapangan kerja, menciptakan hal-hal baru yang bernilai ekonomi. Sebab masih banyak segala sesuatu yang belum terkelola dan ditemukan di bumi pertiwi yang bermanfaat bagi manusia. Kita tidak bisa pungkiri, bahwa salah satu penyebab keterpurukan bangsa adalah sifat dan karakter egois dan fanatik, yang mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum. dan dunia pendidikan (sekolah) turut andil menciptakan karakter-karakter demikian, karena sekolah merupakan salah satu media atau lingkungan sosialisasi yang paling vital selain keluarga, kelompok bermain, serta media elektronik dan media massa. Sebab di sekolah lah siswa (generasi penerus bangsa) dibimbing untuk mengenal lebih jauh hakekatnya sebagai mahluk individu dan mahluk sosial agar menjadi manusia yang seutuhnya. Maka sebagai media yang paling utama dalam menempa karakter anak bangsa sudah selayaknya sekolah mendapat perhatian seluruh elemen bangsa terutama pemerintah. Yang perlu mendapat perhatian yaitu; Pertama, kualitas para pengajar. Guru-guru harus direkrut dari orang-orang yang terbaik melalui fit and proper test dan serangkaian proses yang panjang dengan standar ideal. Hal ini dimaksudkan untuk menjaring pengajar yang berjiwa mulia, bukan seorang yang emosional, pemerkosa dan KKN. Kedua, kesehjahteraan guru. Kualitas seorang guru harus diikuti oleh kesejahteraannya, hal ini dimaksudkan agar si guru lebih focus pada tugasnya sebagai seorang guru dan mempunyai waktu dan kesempatan untuk selalu belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan terbaru sesuai dengan tantangan terbaru. Ketiga, tersedianya fasilitas yang memadai. Fasilitas yang saya maksud adalah buku (perpustakaan) dan laboratorium praktek untuk berbagai mata pelajaran, adalah omong kosong besar jika sebuah sekolah menamatkan siswa yang pandai dan terampil tidak dibarengi dengan fasilitas belajar yang memadai. Ditengah keterpurukan saat ini maka cara yang paling mujarrab adalah melalui dunia pendidikan, jika terpuruk pendidikan maka terpuruklah bangsa ini. Keutuhan NKRI bukan masa lalu tetapi masa sekarang dan masa yang akan datang. Untuk itu mari kita wariskan mata air kepada anak cucu kita. Maka seluruh komponen harus bersatu dengan memberikan sumbangsih materil dan imateril untuk mendongkrak dunia pendidikan kita, agar dengan demikian tidak ada lagi anak bangsa yang menangis karena berhenti dan tidak sekolah. Saya yakin jika seluruh rakyat bersatu, bersemangat layaknya semangat 1945 dengan menyumbangkan sebagian harta miliknya mendanai pendidikan kita, maka bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar dengan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.*** Penulis adalah Alumnus jurusan Ilmu Pemerintahan.
<<opini.jpg>>