Ketergantungan Kepada Amerika Bukan Karena Dollar !!!
                                              
Sangat menyesatkan kalo anda menganggap bahwa dengan menggantikan nilai tukar 
dollar dengan mata uang lainnya bisa diartikan terlepasnya ketergantungan dunia 
maupun Indonesia dari kekuatan ekonomi Amerika.

Kekuatan ekonomi itu erat hubungannya dengan kebutuhan hidup setiap orang bukan 
terkait dengan premanisme, bukan terkait dengan terrorisme, bukan terkait 
kepada keimanan Islamiah, melaikan terkait kepada kehidupan layak yang menjadi 
impian setiap manusia apapun bangsanya atau apapun agamanya.

Jadi yang membuat ketergantungan ekonomi dunia kepada Amerika bukanlah 
dollarnya, melainkan segala kebutuhan hidup.

Apakah anda butuh telepon?
Apakah anda butuh air minum yang bersih?
Apakah anda butuh listrik untuk penerangan, untuk mesin cuci, dll?
Apakah anda butuh beras, tepung, gula, dan segala lainnya?
Apakah anda butuh bensin?
Apakah anda butuh semen?
Apakah anda butuh obat2an?
Apakah anda butuh alat2 tulis (kertas, pena, tinta, cetakan dll)?
Apakah anda butuh kain, pakaian, dan berbagai alat2 jahit menjahit?
Apakah anda butuh senjata api, peluru, bomb, pesawat, tank, dll?

Naaah........... kesemua kebutuhan diatas itu terkait dengan Amerika, terkait 
dengan penemuan Amerika, terkait dengan teknologi Amerika, terkait dengan 
patent2 dari Amerika, terkait dengan control Amerika melalui embargo.

Lihatlah apa yang dialami bangsa Indonesia dizaman Bung Karno yang menjarahi 
semua perusahaan2 asing yang menjadi aliansi Amerika di Indonesia dengan alasan 
nasionalisasi !!!  Beras kekuarangan, air bersih ngantri, semen tidak ada, 
pupuk tidak punya, obat2an tidak mencukupi, segalanya dicatu oleh pemerintah 
yang mendapatkannya dari selundupan dari Jepang.

Jadi apalah artinya menggantikan cuma mata uang dollar kemata uang lainnya !!!!

Dengan penguasaan teknologi itulah, apapun mata uang yang mau digunakan sebagai 
alat tukar perdagangan didunia ini, tetap saja dominasi ekonomi Amerika tidak 
bisa disaingi, apalagi mau terlepas dari ketergantungan ekonomi Amerika.  Itu 
hanyalah keimanan stupid dari Syariah Islam yang cuma bertujuan menghancurkan 
negara ini.

Jadi salah besar kalo mau menentang dominasi ekonomi Amerika dengan cara2 
terror seperti menjarah perusahaan2 aliansi Amerika dengan nama nasionalisasi 
seperti yang dilakukan Sukarno dan yang akan dilakukan Prabowo nantinya.

Jepang, China, Russia, Perancis, Inggris, Belanda, dan semua negara2 maju 
diluar Amerika bukan menentang dominasi ekonomi Amerika malah sebaliknya 
menjadi aliansi Amerika dalam bekerja sama untuk mengendalikan ekonomi dunia 
yang menjadi kepentingan bersama.

Terciptanya Euro, SDR, dan berbagai mata uang lainnya nantinya juga bukan untuk 
mematikan dollar, bukan untuk menggantikan dollar, melainkan justru untuk 
meringankan beban dollar agar jangan bisa digunakan untuk memukul balik 
perekonomian Amerika oleh negara2 manapun didunia yang berhasil menghimpun 
banyak dollar.

China adalah satu contoh negara yang dalam waktu singkat mampu menarik sejumlah 
besar dollar didunia ini, yang tentu pada waktunya apabila bermusuhan dengan 
Amerika bisa menggunakan cadangan dollarnya yang berlebih ini untuk 
menghancurkan Amerika.  Itulah sebabnya, Amerika perlu menciptakan mata uang 
baru untuk menghadapi kekuatan ekonomi China dimasa depan.

Ide2 Amerika bisa dicetuskan oleh Russia karena kalo dicetuskan oleh Amerika 
sendiri akan banyak ditolak lawan2 yang membenci Amerika.  Yang penting, ide 
penggunaan mata uang lain ini harus diterima dulu oleh lawan2 Amerika, dan 
akhirnya baru diterima oleh aliansi Amerika sehingga tak perlu ada pertentangan.

Mayoritas penentang dan yang memusuhi Amerika hanyalah umat pendukung Syariah 
Islam.  Meskipun jumlah mereka tidaklah banyak, juga bukan mayoritas dunia, 
namun cukup berpengaruh untuk mempengaruhi keamanan dunia sekarang ini, 
terutama dengan terror2 mereka.  Apalah salahnya untuk membujuk dan negosiasi 
dengan mereka katimbang memeranginya yang membutuhkan lebih banyak biaya, dana, 
dan korban2 jiwa.  Hanya kalo mereka menentang dengan cara2 kekerasan dan 
terror saja maka aliansi Amerika akan juga menumpasnya dengan cara yang lebih 
keras lagi.

Rakyat sedunia yang mendukung Syariah Islam sekalipun akhirnya banyak yang 
menyadarinya bahwa memerangi Amerika hanyalah merugikan mereka sendiri, dan ber 
aliansi dengan Amerika justru membawa kemajuan dan kesejahteraan umatnya.

Wajar2 saja kalo akhirnya kita melihat disemua negara2 Syariah selalu terjadi 
pertikaian dalam negaranya sendiri akibat pro dan contra yang mengakibatkan 
jatuhnya banyak korban jiwa akibat rakyat atau umat yang sadar dan para 
ulamanya yang merasa kepentingannya makin terancam akibat bertambah banyaknya 
umat Islam yang tidak lagi tunduk kepada kepentingang2 ulamanya.  Sudah cukup 
lama para ulama hidup mewah dengan mencatut nama Allah dalam menjadikan umatnya 
sebagai sapi perahan.  Namun sekarang ini sudah waktunya umat Islam melepaskan 
dirinya untuk dijadikan sapi perahan ulamanya.

Dalam banyak aspek, China memang berhasil menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang 
baru muncul, namun masa depannya akan tetap menjadi aliansi Amerika dalam 
mengatur keseimbangan ekonomi dunia yang tidak mungkin bisa dipengaruhi oleh 
Syariah Islam yang maha biadab ini.

Semoga semua pembaca bisa berpikir secara rasional, logis dan realistis dengan 
membuang jauh2 segala bentuk pengaruh emosional religious prejudice yang cuma 
meracuni pikiran2 yang sehat.

Keputusan2 ekonomi dan politik RI harus berdasarkan landasan2 rasional, logis 
dan realistis ini, karena segala bentuk pengaruh religious prejudice (terutama 
Syariah Islam), hanyalah menjerumuskan bangsa dan negara ini kedalam jurang 
krisis ekonomi yang lebih dalam dan parah yang tidak mungkin lagi ada jalan 
keluarnya selain negaranya akan bubar dengan sendirinya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







Kirim email ke