PKS Hanyalah Pencuri Suara !!!
                                                    
PKS adalah partai seumuran jagung, tidak banyak dikenal dan memang tidak 
terkenal.  Memang betul partai ini adalah partai Islam yang direkayasa oleh 
Nurhalid Wahid untuk memancing suara pendukung di wilayah2 yang mayoritasnya 
bukan Islam dengan mengkamuflase-kan identitas partai ini se-olah2 bukan partai 
Islam, se-olah2 partai sekuler, sebaliknya, di-wilayah2 yang mayoritas Islam 
maka partai ini ber-kampanye habis2an menonjolkan ke Islamannya.  Jadi PKS ini 
memang berhasil meningkatkan suara pendukung2nya karena bisa bersandiwara 
berbagai muka diberbagai wilayah2 yang berbeda penganut2 agamanya.

Satu hal yang paling menonjol, PKS selalu tak lupa mengkampanyekan dukungannya 
kepada SBY.  Bukanlah kebetulan ketua PKS itu bermarga batak meskipun belum 
tentu dia orang batak, bisa jadi dia orang sunda yang sengaja memakai marga 
batak yang terkenal beragama Kristen.  Nama ketua PKS itu adalah Tifatul 
Sembiring, dia berkampanye di Sumatera utara tanpa banyak menyinggung agama 
sehingga orang2 batak Kristen banyak yang memberi dukungan kepada PKS karena 
marga sembiring hampir boleh dikatakan sebagai marga yang tidak ada yang 
beragama Islamnya.

Demikianlah, jadi menarik tentunya, ternyata PKS bisa menang suara di kantong2 
yang mayoritasnya bukan Islam, sebaliknya, PKS jebol suaranya justru 
di-kantong2 yang mayoritasnya Islam seperti di Aceh yang mendominasi suara 
disini justru PPP dan PBB dan PKS betul2 masuk kotak.

Lambang PKS inipun sering di-ganti2 tergantung diwilayah mana mereka 
berkampanye, kalo anda lihat kedua lambang bulannya itu bisa berubah sewaktu 
mereka berkampanye diwilayah yang mayoritas Kristen atau Hindu dimana mereka 
mengganti gambar bulan sabitnya dengan kapas melengkung menjadikan lambang PKS 
menyerupai lambang yang ada di Garuda Pancasila yaitu gambar padi dan kapas.  
Jadi jangan heran, kalo anda mau tahu suara para pendukung Islam yang sejati, 
hitung saja suara yang mendukung PPP dan PBB, jangan menghitung PKS karena para 
pendukung PKS itu sama sekali bukan Islam, umat Islam yang sejati tidak ada 
yang mencoblos untuk PKS, mereka cendrung mendukung PPP atau PBB.

Nurhalid Wahid menyatakan keheranannya menghadapi kenyataan begitu turunnya 
para pendukung partai2 Islam dalam pemilu 2009 dibandingkan pada 2004.  
Pernyataan ini diungkapkan dimuka pemuda/i Muhammadiah dalam membujuk mereka 
untuk memberikan dukungan kepada partai2 Islam.  Salah seorang wartawan yang 
menghadiri acara ini sempat menanyakan kepada NHW bahwa darimana kesimpulan 
beliau menganggap bahwa pendukung partai2 Islam ini menurun???  Karena 
kenyataannya PKS justru menaik dua kali lipat pencapaian suaranya, yaitu 
partainya NHW sendiri.  Namun NHW cuma meng-geleng2kan kepalanya saja sambil 
bergumam bahwa itu tidak significant.  Tak ada yang mengerti kenapa NHW 
se-olah2 menyangkal kenyataan bahwa partai Islam yang sebenarnya mengalami 
kenaikan jumlah pendukung2nya.

Untuk memahami maksud geleng2an kepala NHW, sebaiknya juga kita mendengarkan 
pernyataan ketua PPP yang bernama SA, beliau juga menyatakan kekesalannya 
tentang penurunan dukungan terhadap partai2 Islam terutama tentunya dukungan 
terhadap suara PPP.  Namun sewaktu ada yang menyanggahnya bahwa suara Umat 
Islam sebenarnya tidak turun melainkan dialihkan kepada PKS, maka ketua PPP itu 
juga meng-geleng2kan kepalanya, dia bilang bukan itu masalahnya.  Dia bilang 
bahwa penurunan dukungan suara kepada PPP sama sekali bukan karena suara itu 
beralih ke PKS, dalam hal ini juga cuma keheningan yang meresponinya meskipun 
tak ada yang mengerti akan jawaban ybs tsb.

Jadi ada dua tokoh Islam yang paling menonjol dan paling tahu sebab musabab 
turunnya suara pendukung partai2 Islam tsb namun keduanya ternyata tidak mau 
mengungkapkannya atau lebih cocok merahasiakan sebab2nya.

Ternyata setelah saya observasi dari berita2 dilapangan, maka pernyataan kedua 
tokoh Islam ini memang benar, bahwa kenaikan suara untuk PKS sama sekali bukan 
didapatkan dari para pendukung Islam, justru sebaliknya yaitu mereka yang bukan 
Islam itulah yang disesatkan oleh kampanye para juru kampanye PKS sehingga 
mencoblos PKS.  Kalo kita kembali ke-tahun2 jauh sebelum 2004, para pemimpin 
Islam sudah menyadari bahwa simbol2 Islam dan partai2 Islam sulit mendapatkan 
dukungan politik dari masyarakat di Indonesia sehingga mereka tidak akan bisa 
berperan dalam kancah politik kalo tidak pandai2 menyusup kedalah PDIP atau 
kedalam Golkar.  Itulah sebabnya, Akbar Tanjung yang bekas ketua HMI akhirnya 
hijrah ke Golkar untuk mengejar ambisi karir politiknya yang ditargetkan 
membangun Islam di Indonesia.  Akibat penyusupan tokoh2 Islam inilah akhirnya 
Golkar dan PDIP mengalami perpecahan dan kehancuran partai sekarang ini.

Pada pemilu 2004, ketua KPU meminta kepada partai2 Islam agar jangan 
menggunakan simbol2 agama dalam lambang partainya, sementara PPP dan PBB 
menolak anjuran itu dan tetap memakai lambang kabah dan bulan bintang dalam 
lambang partai2 mereka.  Hasilnya PPP dan PBB benar2 anjlok suaranya, dan tahun 
2009 ini makin parah anjloknya.  Kenyataan2 inilah yang mendorong NHW untuk 
merekayasa partainya sedemikian rupa menempelkan diri kepada kepopuleran SBY 
dengan memberi dukungan kepadanya untuk memancing suara pendukung kepada 
partainya.  Jebakan NHW ternyata berhasil dan keberhasilan 2004 dilanjutkan 
ditahun 2009 dimana PKS berkampanye lebih getol dengan merekayasa partainya 
dengan bermacam wajah sehingga disemua wilayah yang bukan Islam partai ini 
berhasil menjaring suara2 pendukungnya yang melebihi dukungan terhadap partai2 
Islam yang paling tua dinegeri ini yaitu PPP dan PBB.  Memang suatu keanehan, 
ternyata suara yang mendukung PKS disemua-wilayah2 yang betul2 Islam malah bisa 
mencapai ground zero alias nihil, padahal khan seharusnya sebagai partai Islam 
PKS mendapat dukungan lebih tinggi diwilayah Islam katimbang diwilayah 
non-Islam, ternyata justru sebaliknya.

Oleh karena kenyataan2 inilah, kedua tokoh partai Islam terkemuka baik dari PKS 
yaitu NHW, dari PPP yaitu SA, maupun dari PBB yaitu Yusril, kesemuanya mengakui 
dan menyesalkan menurunnya dukungan terhadap partai2 Islam meskipun 
kenyataannya PKS sendiri berhasil menjaring suara yang lebih banyak dua kali 
lipat dibandingkan pemilu yang lalu.  Namun NHW dan juga pemuka2 Islam lainnya 
sama2 mengakui bahwa peningkatan suara yang didapat PKS adalah suara haram yang 
tidak bisa diharapkan membangun Islam tapi sekedar merebut kursi dibadan 
legislatif untuk menyuarakan suara Syariah yang diharapkan bisa berpengaruh 
nantinya.  Oleh karena itu tidaklah mengherankan, kalo SBY mengabaikan 
pendukung suara PKS meskipun bisa mencapai urutan keempat.  Pada waktunya 
nantipun, para pendukung PKS ini cuma mendukung SBY bukan mendukung tokoh Islam 
seperti JK ataupun NHW.  Ditahun 2009 ini dipastikan bahwa NHW akan terlempar 
keluar badan legislative meskipun partainya mendapatkan jatah kursi yang lebih 
banyak dari pemilu 2004 yang lalu.  Terlalu banyak kesalahan2 yang dilakukan 
oleh NHW dalam pelanggaran HAM sehingga mencemarkan atau mencoreng reputasi SBY 
didunia Internasional.  Dalam persaingan cawapres, maka NHW sudah dipastikan 
masuk kotak, karena selain tidak punya keahlian apapun juga yang bisa 
diharapkan SBY dalam memecahkan masalah2 yang dihadapi negeri ini, juga NHW 
bukan simbol pemersatu tetapi simbol pemecah belah, juga NHW bukan representasi 
Islam malah pemecah belah Islam sehingga tak perlu dikuatirkan oleh SBY bahwa 
pengaruh NHW bisa menjadi batu sandungannya.  Dengan kemenangan PD, SBY 
mempunya kesempatan yang lebih besar untuk menyusun kekuatannya, dan dalam 
kesempatan ini nomor satu tindakan SBY adalah menendang keluar nama NHW dari 
daftar cawapres-nya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.




Kirim email ke