Mantan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun melakukan bunuh diri pada hari Jumat 
yang  lampau dengan terjun bebas ke bawah jurang. Begitu juga dengan Mr Merckle 
konglomerat yang pernah memiliki predikat sebagai orang terkaya no 34 di kolong 
langit ini melakukan bunuh diri juga pada bulan Januari yang lampau. Mereka 
berdua memiliki problem yang sama  ialah Takut Malu, mereka takut harus hidup 
sebagai wong miskin, sehingga dicibirkan oleh para tetangga atau handai 
taulannya.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa pada masa krisis ekonomi sekarang ini banyak 
sekali orang yang kehilangan mata pencariannya, entah karena di PHK atau karena 
usahanya bangkrut. Hal ini membuat orang jadi stress berat, betapa tidak yang 
biasanya belanja di Care Four, sekarang harus ngantri agar bisa dapat raskin 
(beras untuk orang miskin). Yang setiap harinya lunch di Mall, mulai sekarang 
harus makan di Warteg. Yang biasanya naik mobil BMW sekarang harus naik Bajay! 
Mereka boro-boro memiliki harta, pekerjaan saja Ora Ono, yang mereka miliki 
hanya hutang yang berjibun. 

Apabila hal tersebut diatas hanya sekedar intermeso atau Just For Fun Only 
selama tiga hari seperti dalam acara reality show "Tukar Nasib" di SCTV tentu 
tidak jadi masalah, tetapi tanyalah apakah anda siap untuk Tukar Nasib 
selamanya dari seorang yang memiliki jabatan menjadi seorang pengangguran, dari 
wong kaya jadi wong kere? Hal inilah yang membuat banyak sekali orang takut. 
Takut harus belajar merendahkan diri, terlebih lagi takut malu disebut wong 
miskin.

Pertanyaan saya, apakah mereka yang kehilangan pekerjaan ataupun status 
sosialnnya harus menjadi malu karenanya? Apakah harga diri mereka jadi 
berkurang? Saya yakin tidak. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan 
orang hanya menilai diri seseorang itu dari verpacking atau bungkusnya saja; 
misalnya pakaian, mobil, rumah ataupun jabatan. Tetapi dilain pihak apakah kita 
harus cuek atau ambil pusing dengan segala penilaian orang? Tidak, karena kita 
memiliki sesuatu yang jauh lebih berharga ialah Hidup Kita.

Mungkin dimata orang lain martabat kita ini sudah turun ambles menjadi Mr 
Nobody, tetapi dihadapan Sang Pencipta kita tetap adalah VVIP alias manusia 
yang paling hebat tiada keduanya di kolong langit ini. Setiap manusia 
diciptakan secara unik; hal inilah yang mendorong Tuhan untuk mengurus dan 
merawat sendiri ciptaan-Nya. Hanya sayangnya kebanyakan manusia itu sendiri 
tidak bisa menilai maupun menghargai dirinya sendiri !

Untuk mengetahui berapa nilainya diri Anda, tanyalah sama diri sendiri apabila 
Anda sakit; sebesar atau setinggi apapun biaya Dr maupun Rumah Sakit, selama 
anda mampu PASTI akan anda bayar. Maka tidaklah heran, banyak orang yang 
bersedia menghabiskan uang miliaran Rp, walaupun untuk ini harus ngutang 
kiri-kanan sekalipun tidak jadi masalah yang penting Gw bisa sehat kembali !

Maka dari itu menurut pendapat mang Ucup, walaupun anda kehilangan jabatan 
maupun harta sekalipun, tidak ada alasan untuk membeli tali rafia buat gantung 
diri di bawah pohong pisang, ataupun minum Es Campur dengan baygon. Bahkan hal 
kebalikannya yang anda harus lakukan ialah memelihara dan meningkatkan 
kesehatan Anda. Dimana sekarang kita memiliki lebih banyak waktu; apa salahnya 
lebih sering melakukan olahraga lari pagi untuk ini tidak diperlukan biaya. 
Hindari makan junk food seperti Hamburger dsb, melainkan diusahakan untuk lebih 
banyak makan lalaban yang jauh lebih sehat dan juga lebih murah.

Disamping itu ada cara lain lagi dimana kita bisa meningkatkan nilai diri kita 
ialah dengan membantu orang-orang disekitar kita. Bantuan tidak perlu selalu 
harus dengan uang; melainkan dengan tenaga atau waktupun bisa. Misalnya 
membantu mengajar menjadi guru, ataupun mengunjungi orang sakit atau orang yang 
sedang membutuhkan hiburan maupun bantuan tenaga kita. Aktif memperbaiki 
lingkungan hidup dsb-nya

Kita juga bisa lebih mendekatkan diri dan lebih banyak meluangkan waktu untuk 
Sang Pencipta, mulai dengan lebih banyak berdoa maupun membaca Alkitab. Pada 
saat liburan akhir pekan, tidak perlu pergi liburan keluar kota melainkan 
digunakan untuk berkujung kerumah ibadah yang menurut pendapat saya ada jauh 
lebih bermanfaat untuk kehidupan duniawi maupun surgawi kita.

Mang Ucup
Email: mang.ucup<at>gmail.com
Homepage: www.mangucup.org
Facebook






Reply via email to