Adam adalah makhluk dari ruang angkasa 

--------------------------------------------------------------------------------

Dalam banyak ayat, AlQur'an mengatakan bahwa tempat mula-mula Adam dan Hawa 
adalah disuatu tempat bernama "Jannah", yang oleh kebanyakan ahli tafsir 
diterjemahkan sebagai "surga", sebagaimana surga yang dijanjikan untuk 
orang-orang yang beriman pada hari kemudian. Tetapi benarkah demikian? Tidakkah 
akan dijumpai beberapa kejanggalan dan menimbulkan masalah yang irrasional dan 
bertentangan dengan akal pikiran manusia, begitu memasuki pemahaman AlQur'an 
lebih jauh lagi?

Ada pengertian lain yang lebih tepat untuk penafsiran kata Jannah ketimbang 
dari penafsiran surga, yaitu "kebun yang subur." Dan memang Jannah dalam bahasa 
Arab dapat berarti kebun dan dapat juga diartikan sebagai surga.


"Hai Adam ! tinggallah engkau dan istrimu di Jannah serta makanlah oleh kamu 
berdua apa-apa yang disukai, tetapi janganlah kamu mendekati Syajaratu, karena 
kamu akan termasuk golongan mereka yang zhalim".
(QS. 7:19)


Iblis jelas sudah ingkar sejak dulu diperintahkan Tuhan untuk sujud pada Adam, 
tapi kenapa masih ada dalam surga yang suci? Buktinya dia masih bisa merayu 
Adam dan istrinya untuk mendekati Syajarah yang dalam terjemahan Indonesia, 
biasanya ditafsirkan sebagai "pohon terlarang dalam surga"


Tapi benarkah didalam Jannah atau kebun itu terdapat sebuah pohon yang 
terlarang untuk dimakan buahnya oleh Adam dan istrinya?
Mari kita tinjau dulu arti pohon terlarang ini dari ayat aslinya :
Istilah yang dipakai oleh Qur'an untuk menyatakannya adalah dengan Syajaratu 
atau Syajarah yang selalu ditafsirkan oleh para penafsir Qur'an dengan kata 
pohon. Padahal tidak demikian adanya.
Istilah Syajaratu memiliki pengertian Pertumbuhan, dan istilah Syajarah berarti 
Bertumbuh bukan = pohon.
Adapun yang berarti pohon ialah Syajaruh, seperti yang tercantum pada ayat 
16/68, 27/60, 36/80 dan 55/6.


Dan dengan pengertian serta perbedaan kedua arti kata itu, maka sekarang bisa 
diartikan sebagai dilarangnya Adam oleh Tuhan untuk melakukan 
persetubuhan/pertumbuhan dengan Hawa didalam Jannah tersebut, meskipun waktu 
itu Hawa sudah menjadi istri dari Adam.
Pertumbuhan itu adalah kata lain untuk pembuahan yang terjadi akibat hubungan 
suami istri
Karena itulah ayat AlQur'an tidak melarang Adam 'Jangan memakan' atau 'Jangan 
mengambil buah pohon' tetapi yang dinyatakan kepada Adam adalah 'Jangan 
mendekati pertumbuhan'.


AlQur'an memang melukiskan kejadian tersebut sedemikian rupanya melalui 
kalimat-kalimat yang halus dan baik sehingga menjadi sopan dan indah dengan 
perkataan Syajarah atau Syajaratu yang oleh para penafsir selama ini diartikan 
dengan pohon.


Mereka dapat dibujuk oleh Iblis agar melakukan persetubuhan tersebut lalu 
keduanya terjebak dan terbuai akan kenikmatan tersebut sehingga ketika mereka 
sadar mereka mendapati bahwa tubuh mereka sudah tidak lagi terbungkus dengan 
pakaian karena pakaian mereka sudah terlempar kesana kemari. Dan ini 
bersesuaian dengan ayat 7:22 yang menyatakan bahwa setelah mereka merasakan 
"buah dari pohon itu" yang bisa diartikan "hasil /buah/ dari perbuatan mereka 
tersebut", mereka tersentak karena menyadari telah dapat melihat aurat 
masing-masing.


Dan mereka mulai menutupi aurat mereka dengan daun-daun yang ada dikebun 
tersebut secara refleks, sebab mereka tidak sempat lagi berpikir kemana pakaian 
mereka sebelumnya terlempar. Reaksi reflek ini dapat saja terjadi karena begitu 
sadar mereka telah melanggar ketentuan dari Tuhan, saking paniknya mengambil 
apa saja untuk menutupi keadaan diri masing-masing, untuk selanjutnya Adam 
meminta ampun kepada Allah atas pelanggarannya itu.
Perbuatan Adam ini dinilai oleh Tuhan sebagai orang yang tidak memiliki kemauan 
yang kuat untuk memenuhi perintah Allah sebagaimana ayat 20:115, meskipun 
memang semuanya itu adalah kehendak dari Allah agar Adam turun kebumi dan 
menjadi khalifah disana.


Dan ini menjadi semacam peringatan keras sekaligus pelajaran berharga bagi kita 
sebagai anak cucu Adam, bahwa betapa sukarnya untuk mengendalikan hawa nafsu, 
terutama kepada perempuan alias nafsu syahwat.


"Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari Jannah itu dan dikeluarkan dari 
keadaan semula dan Kami berfirman:"Turunlah!"
(QS: 2:36)
"Turunlah" itu adalah kalimah perintah, dan dalam bahasa Qur'annya adalah "ih 
bithu" , dan arti sebenarnya adalah : "Turun dari tempat yang tinggi.", seperti 
dari gunung, dan juga dipakai dengan arti "Pindah dari satu tempat kesatu 
tempat lain." Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Qur'an pada turunnya Nabi 
Nuh dari kapal kedaratan, jatuhnya batu dari tempat tinggi dan lain sebagainya.


Kita melihat bahwa AlQur'an disini juga tidak menjelaskan secara jelas, dimana 
Adam dan istrinya itu turun dan bertempat tinggal setelah diperintah oleh Allah 
keluar dari Jannah tersebut. Sehingga tetap akan selalu ada kemungkinan bahwa 
sebelum Adam berdiam di planet bumi kita ini, Adam dan istrinya telah terlebih 
dahulu turun dan mendiami bumi-bumi lainnya disemesta alam ini dan berketurunan 
disana, yang mana keturunan dari mereka ini akan menjadi Adam-adam pertama 
ditempat-tempat tersebut untuk selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan mereka 
keplanet bumi ini sebagai bumi terakhir yang belum mereka kunjungi, dan 
merupakan tempat mereka tinggal selama-lamanya, hingga wafatnya.


Cukup logis jika kita tidak menganggap bahwa Jannah itu sebagai surga yang 
dijanjikan kepada kita kelak, sebab jika tidak demikian, akan muncul beragam 
pertanyaan yang tidak terpecahkan, yaitu: Jika memang Iblis telah diusir dari 
surga oleh Allah sewaktu pertama kali ia ingkar atas perintah Allah kenapa 
mendadak Iblis bisa menggoda Adam dan Hawa yang masih disurga? Sedemikian 
tipisnyakah shelter dari surga itu sehingga bisa ditembus oleh Iblis?


Sementara surga itu sendiri sebagaimana yang disyaratkan oleh Qur'an sebagai 
suatu tempat yang kekal, dimana tidak satupun dari makhluk yang bisa keluar 
dari dalamnya dan tidak akan ada larangan apa-apa disana karena statusnya 
adalah sebagai tempat yang suci dan tempat kebebasan.
"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, 
mereka kekal di dalamnya."
(QS. 2:82)
Surga adalah tempat yang bila seseorang telah memasukinya maka tidak akan 
pernah dikeluarkan lagi (QS. 14:48)


Selanjutnya, Adam dan istrinya dikirim kebumi dengan kendaraan tertentu dari 
Jannah tersebut yang juga dikitari oleh Barkah (pelindung) di sekeliling mereka 
sebagaimana juga terjadi pada Nabi Muhammad SAW pada waktu peristiwa Mi'rajnya. 
Ketika mereka tiba diplanet bumi kita ini, pesawat/kendaraan mereka itu 
dikandaskan oleh Allah sehingga terpisahlah Adam dan Hawa untuk sekian lamanya 
sehingga akhirnya mereka kembali berjumpa di padang Arafah, berjarak 25 Km dari 
kota Mekkah dan 18 Km dari Mina.


Mereka didaratkan terpisah oleh Allah sebagai pelajaran untuk mereka berdua 
agar dapat belajar mengendalikan hawa nafsu mereka masing-masing sekaligus 
memberikan kesempatan kepada Adam dan Hawa untuk dapat beradaptasi dengan 
lingkungan barunya dibumi ini yang tidak jauh berbeda dengan keadaan sewaktu 
mereka masih di Jannah. Hal ini dapat kita selami dari lamanya waktu mereka 
berpisah begitu mereka diturunkan dibumi dari Jannah (menurut salah satu 
riwayat sekitar 200 tahunan; Wallahu'alam). Di bumi, Adam dan istrinya tidak 
terlalu kaget dengan lingkungan baru mereka sebab mereka sudah terbiasa dengan 
lingkungan seperti itu karena memang lingkungan bumi tidak berbeda jauh dengan 
Jannah tempatnya tinggal pertama kali. Masalah udara contoh lainnya. Jelas 
bahwa udara ditempat Adam tinggal dulu adalah sama dengan udara dibumi ini 
sebagai zat pernafasannya, begitupula keadaan tanah tempat mereka berpijak.


Jadi sesungguhnya jauh sebelum manusia melakukan beberapa penjelajahan angkasa 
seperti Apollo, Nabi Adam dan Hawa adalah dua orang manusia ciptaan pertama 
Tuhan yang pertama kalinya melakukan perjalanan antar planet, yang selanjutnya 
diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai manusia pertama yang merintis 
penjelajahan ruang angkasa di masa lalu dari keturunan Nabi Adam.


Kesimpulannya arti "Jannah" adalah kebun yang terletak disuatu tempat diluar 
bumi. Dan ini tidak bertentangan dengan semua ayat Qur'an manapun juga, sebab 
sebagai suatu tempat yang nyata yang terletak diluar planet bumi, Jannah alias 
kebun yang subur itu tentunya siapapun masih dapat memasukinya, karena dia 
tidak bersifat kekal.
Satu hal lainnya yang semakin menguatkan pendapat ini adalah pernyataan pada 
surah Al-Jin 72:9 :
"...Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit 
itu." (QS. 72:9)
Ayat ini dapat kita hubungkan dengan pembahasan kita ini bahwa pada masa lalu, 
memang benar kaum Malaikat, kaum Jin serta manusia (yang waktu itu Adam dan 
istrinya) berkumpul dalam suatu tempat yang bernama Jannah yang terletak di 
suatu tempat dilangit


Di manakah letak Jannah atau tempat tinggal Adam dan istrinya saat dulu di luar 
bumi itu? apakah dalam planet-planet di atas orbit bumi (seperti Mars, Jupiter, 
Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, dan planet-planet lainnya yang belum 
ditemukan)? atau terletak di luar galaksi bimisakti kita ini? Adakah disebutkan 
oleh al-Quran? Dan bisakah kita kesana? Untuk menyibak permasalahannya lebih 
lanjut bacalah artikel selanjutnya yang berjudul Kajian Israq Miqraj, yang 
masih ada hubungan dengan artikel ini. 

infonya dari sini gan http://altzone.blogspot.com/2005/06/...r-angkasa.html
Please add my Facebook: 
Radityo Indonesia
Mediacare Indonesia

Kirim email ke