Dalam era internet sekarang ini, semuanya harus serba cepat. Manusia sekarang sudah tidak bisa menunggu lagi, sehingga bisnis yang paling menggiurkan adalah bisnis yang dapat menawarkan sesuatu agar bisa “lebih cepat”. Sesuai dengan motto JK: Makin Cepat – Makin Baik. Begitu juga dengan pendidikan anak, ketika jaman dulu (jadul) mang Ucup baru mendapatkan pelajaran bahasa Asing (Inggris) pada saat duduk di SMP. Beda dengan anak kecil jaman sekarang, begitu masuk kelas satu SD saja, mereka bukan hanya sekedar sudah pinter membaca dan menulis saja, bahkan sudah menguasai komputer maupun dua bahasa asing, misalnya Inggris maupun Mandarin.
Anak-anak tempo doeloe, baru mulai masuk TK pada usia lima tahun, disitu kami hanya diajarkan untuk bermain dan bernyanyi. Sedangkan sekarang TK sudah dimulai dalam usia dua tahun, bahkan di Jerman mereka sudah mulai sejak usia enam bulan. Dengan harapan semakin cepat masuk sekolah semakin baik. Kita dahulu tidak mengenal uang pangkal maupun uang gedung/bangku segala macam, tetapi biaya sekolah sekarang sudah membuat para orang tua jadi jut-jutan kepalanya karena pusing, harus membayar biaya dalam jumlah jutaan. Kalau gurunya ingin orang Amerika tulen, maka harus bersedia bayar tarif mirip di New York, misalnya untuk bisa masuk sekolah di Jakarta International School, uang pangkal AS$ 10.000,-- sedang iuran sekolah per tahun untuk kelas TK AS$ 6.250 sedangkan untuk tingkat SD AS$ 16.150, SMA AS$ 18.600 kurs dalam Rp silahkan hitung sendiri. Apakah orang tua sudah puas, apabila anaknya menguasai dua bahasa asing sejak dini? Tidak sebab, mereka ingin agar anaknya juga bisa menari Balet, Main Piano, Berenang, Yoga, Taekwondo dan lain-lainnya lagi. Jadi disamping sekolah anak-anak jaman sekarang sibuk harus les ini dan itu untuk memenuhi ambisi maupun keinginan dari orang tuanya. Generasi anak-anak jaman sekarang adalah generasi anak karbitan, karena orang tuanya mengharapkan anaknya bisa jenius dan lebih cepat jadi dewasa. Untuk mencapai tujuan ini yang dijadikan tumbal atau korban sebenarnya anak mereka sendiri. Anak-anak sudah tidak bisa tumbuh dan bermain secara wajar lagi seperti anak-anak jadul. Orang tua jaman sekarang, pengetahuannya jauh lebih banyak berlipat ganda daripada orang tua tempo doeloe. Misalnya sebelum melahirkan sang anak pun mereka sudah tahu dengan jelas apa yang dibutuhkan dan bagaimana proses melahirkan itu berjalan. Begitu sang bayi lahir, mereka juga tahu, bahwa bayi normal tidak akan menangis lebih dari 3 jam sehari dan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh sang bayi, mulai dari makanan s/d Vitamin. Namum lucu tapi nyata orang tua jaman sekarang, merasa lebih tidak yakin akan kemampuan mereka. Lebih cepat bingung kalau terjadi sesuatu saja yang keluar dari jalur normal. Maka dari itulah rumah sakit layanan gawat darutat; lebih sering kedatangan orang tua yang kebingunan daripada orang tua yang benar-benar membutuhkan pertolongan darurat. Berdasarkan survey hanya 3% yang benar-benar membutuhkan pertolongan emergency, 20% hanya sekedar sakit biasa, sedangkan sisanya sebenarnya sehat-sehat saja. Jadi yang sakit sebenarnya bukan anaknya melainkan orang tuanya. Orang tua tempo doeloe bisa membesarkan anak-anaknya tanpa memiliki pengetahuan ilmu kesehatan maupun psikologi, walaupun demikian rasanya anak-anak jaman dahulu tidak memiliki begitu banyak problem seperti anak-anak jaman sekarang. Ketika mang Ucup kecil, saya bebas untuk pergi bermain kemanapun juga. Saya lebih banyak pergi sendirian naik sepeda, beda dengan anak-anak masa kini, kemana-mana harus dianter jemput oleh orang tua ataupun supirnya, Generasi Back Sit Kids ! Orang tua jadul lebih banyak meluangkan waktu untuk anak-anaknya, sedangkan orang tua jaman sekarang karena kesibukannya lebih mempercayakan pendidikan anak mereka kepada baby sitter/pembantu. Bahkan tidak jarang para baby sitter mewakili orang tua dalam pertemuan sekolah maupun mengikuti pendidikan parenting di lembaga pendidikan eksekutif sebagai wakil dari orang tua. Anak-anak jadul, lebih sering dan lebih lama bermain diluar rumah, sedangkan anak-anak jaman sekarang lebih dari 80% waktu mereka digunakan hanya untuk bermain di dalam rumah atau kamar. Boro-boro bermain jauh dari rumah, bermain di depan rumah sekalipun sudah dikhawatirkan oleh orang tua mereka. Banyak anak-anak walaupun masih di tingkat TK sekalipun sudah memiliki HP sendiri, sedangkan mang Ucup dalam usia tersebut baru main telpon-telponan dengan menggunakan bekas kaleng susu. Bahkan pakaian pun sudah harus bermerek, beda dengan mang Ucup ketika masa kecilnya masih sering pakai celana monyet made in abang-abang di pasar. Yang menjadi pertanyaan apakah perlu anak-anak di karbit agar bisa cepat jadi pinter dan jenius? Apakah bisa anak-anak dipaksakan agar bisa jadi lebih cepat pinter dan dewasa ? Ingin tahu bagaiman ahasilnya dari anak-anak karbitan tersebut ? Bacalah sambungannya dari oret-oretan ini Mang Ucup Email: mang.ucup<at>gmail.com Homepage: www.mangucup.org Facebook